REPUBLIKA.CO.ID,Beras Impor Masuk
Dinas Pertanian Sulut mencatat surplus 20 ribu ton beras di wilayah itu.
MANADO — Ribuan ton beras im por dari Vietnam dilaporkan telah masuk ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Menurut Perum Badan Urus an Logistik (Bulog) setempat, impor dilakukan untuk menjaga keterse diaan beras di provinsi itu.
"Hari ini sudah masuk be ras impor dari Vietnam se banyak 4.800 ton," kata Ke pala Perum Bulog Divre Sulut Sabaruddin Amrulla, di Ma nado, Rabu (4/11). Sa ba ruddin menga takan, im por beras diputuskan peme rintah pusat karena sebagian daerah stok pangannya mulai minim. Sabaruddin menjela skan, impor be ras diadakan guna menjaga ca dang an pangan pemerin tah dan bukan untuk didistri busi kan ke pasar.
Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Divre Sulut Ramadin Ruding mengatakan, sebenarnya stok beras di gudang Bulog Sulut cukup hingga Februari 2016. "Penyaluran beras untuk masya rakat miskin (raskin) ke-13 dan ke-14 yang sedang berlangsung saat ini mem buat kami harus melakukan impor agar stok tetap terjaga minimal untuk tiga bu lan ke depan," katanya menjelaskan.
Pada 21 September lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla mengung kapkan keinginan membuka keran impor beras jika El Nino berlangsung la ma.
Kalla mengatakan, stok beras di Bulog hingga akhir tahun nanti masih sekitar 1,5 juta ton. Namun, stok beras terse but merupakan stok beras miskin (raskin). Sebaliknya, Presiden Joko Wi dodo pada 27 Sep tem ber me nya takan belum ada ren cana impor beras. Menurut Pre siden, kebutuhan beras masih bisa dipenuhi de ngan hasil panen pada November ini.
Pada 8 Oktober lalu, la man berita Vietnam, Saigon Times, juga melan sir bahwa perusahaan di negara ter sebut telah memenangkan tender im por beras untuk Indonesia sebanyak 1 juta ton. Beras-beras tersebut akan dikirimkan ke Indonesia dalam jang ka waktu antara Oktober 2015 hingga Maret 2016.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut Goan Panele wen mengatakan belum mengetahui kabar beras impor masuk gudang Bulog Manado. Ia mengklaim pro duksi beras di wilayahnya surplus.
Dari target produksi 2015 sebesar 724.234 ribu ton gabah kering giling (GKG), prediksi capaian produksi di Sulut telah mencapai 674 ribu ton GKG. Jika dikonversi ke beras, akan diperoleh 350 ribu ton beras. Semen tara, kebutuhan beras di Sulut per tahunnya sebanyak 330 ton beras. Artinya, terjadi surplus 20 ribu ton beras di wilayah tersebut.
Kendati demikian, ia mengung kapkan ada kecenderungan seret nya penyerapan beras Bulog. Me nurut nya, hal itu utamanya disebab kan harga beli Bulog rendah ketika harga jual petani untuk beras tengah tinggi. "Lalu, Bulog bilang berapa pun harganya akan dibeli dengan pem belian komersial, tapi Bulog tidak beli dengan harga itu," tuturnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pa ngan Kementan Hasil Sembiring me ngata kan, jika benar ada beras Viet nam masuk Indonesia, fungsinya se ba gai cadangan. Beras tak boleh keluar ke pasar. ¦ antara ed: fitriyan zamzami
***
IMPOR Di TENGAN SURPLUS
Prediksi Surplus Sulawesi 2015
Sulawesi Utara:
Produksi Padi: 673 ribu ton
Konsumsi/kapita/tahun: 338 ribu ton
Surplus: 335 ribu ton
Sulawesi Tengah:
Produksi Padi: 1 juta ton
Konsumsi/kapita/tahun: 400 ribu ton
Surplus: 600 ribu ton
Sulawesi Selatan:
Produksi Padi: 5,5 juta ton
Konsumsi per Tahun: 880 ribu ton
Surplus: 4,6 juta ton
Sulawesi Tenggara:
Produksi Padi: 657 ribu ton
Konsumsi/kapita/tahun: 522 ribu ton
Surplus: 135.000 ton
Gorontalo:
Produksi padi: 344 ribu ton
Konsumsi/tahun: 94 ribu ton
Surplus: 250 ribu ton
Sulawesi Barat:
Produksi Padi: 482 ribu ton
Konsumsi/tahun: 135 ribu ton
Surplus: 347 ribu ton
Prediksi Surplus di Lumbung
Jawa Timur: 2,3 juta ton beras.
Jawa Tengah: 1,5 juta ton beras.
Sumatera Selatan: 1,3 juta ton beras.
Lampung: 1,2 juta ton? beras.
Sumber: Angka Ramalan II 2015 Kementan, BPS