Kamis 22 Oct 2015 13:00 WIB

Lombok Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia

Red:

JAKARTA -- Indonesia meraih tiga gelar sekaligus dalam ajang bergengsi dalam bidang pariwisata, World Halal Travel Summit 2015. Penganugerahan gelar ini berlangsung di The Emirates Palace Ballroom, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (20/10) malam.

Indonesia menang dalam kategori World's Best Family Friendly Hotel, yang diperoleh Sofyan Hotel Betawi, Jakarta. Dua kategori lainnya, World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination, diraih Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, Sofyan Hotel Betawi menang setelah mengalahkan Gloria Hotel Dubai dan Landmark Hotel Dubai. Pada kategori World's Best Halal Honeymoon Destination, Lombok mengungguli Abu Dhabi-UAE, Antalya-Turki, Krabi-Thailand, dan Kuala Lumpur-Malaysia.

Sedangkan, Lombok sebagai World's Best Halal Tourism Destination menghentikan ambisi tuan rumah Abu Dhabi, Amman-Jordan, Antalya-Turki, Kairo-Mesir, Doha-Qatar, Istanbul-Turki, Kuala Lumpur-Malaysia, Marrakech-Moroko, dan Teheran-Iran.

"Kita mengalahkan Malaysia. Ternyata bisa kan, dan memang kita bisa," ucap Menteri Arief, yang baru tiba dari Abu Dhabi, Rabu (21/10). Berdasarkan data Crescentrating's Halal Friendly Travel Ranking (CRaHFT) 2014, Malaysia urutan pertama tujuan wisatawan Muslim. Mereka serius menyediakan restoran dan hotel halal bagi wisatawan yang mayoritas dari negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Sementara, dalam daftar peringkat CRaHFT itu, Indonesia masih berada di nomor empat.

Arief melanjutkan, penghargaan ini semakin menajamkan penempatan Lombok sebagai destinasi wisata halal dan Sofyan Betawi sebagai hotel halal kelas dunia. Selanjutnya, ini akan memudahkan Indonesia menjaring pasar wisata Timur Tengah yang sangat potensial.

Apalagi, wisatawan dari kawasan tersebut terkenal royal dalam menghabiskan dananya untuk berwisata. Menurut Arief, belanja wisatawan asal UEA paling besar mencapai 1.700 dolar AS per kepala, disusul Arab Saudi sekitar 1.500 dolar AS.

Secara rata-rata pengeluaran wisatawan dari Timur Tengah 1.200 dolar AS. Arief menegaskan, pasar wisata halal sangat menjanjikan dari segi ukuran, laba, dan keberlanjutan. Kebijakan bebas visa kunjungan, juga diperkirakan akan mampu mendongkrak wisatawan ke Indonesia.

Ia menambahkan, Sofyan Hotel Betawi dan Lombok kini menjadi amunisi baru untuk bahan promosi wisata Indonesia, khususnya dalam pengembangan wisata halal. Apalagi, tak hanya negara Muslim yang sekarang membangun wisata halal.

Usai menerima penghargaan, Kepala Badan Promosi Daerah Provinsi NTB Taufan Rahmadi menyampaikan, momen ini adalah sejarah bagi NTB sekaligus tantangan. Ke depan, semua pihak masih perlu berkerja keras untuk melakukan peningkatan.

''Sudah waktunya pariwisata tidak hanya soal industri, tapi juga menyejahterakan dan membawa berkah bagi masyarakat di suatu daerah. Pariwisata yang menjadi kebaikan untuk semua orang,'' tutur Taufan.

Komisaris Utama PT Sofyan Hotels Tbk Riyanto Sofyan yang juga hadir dalam malam penganugerahan berterima kasih kepada semua pihak. "Alhamdulillah, terima kasih untuk yang sudah memberi suara bagi Indonesia,'' katanya dalam pesan daring kepada Republika.

Pada tahun ini, Indonesia menjadi finalis lima dari 14 kategori, World's Best Family Friendly Hotel, World's Best Halal Honeymoon Destination, World's Best Halal Tourism Destination, World's Best Culinary Destination, dan World's Best Cultural Destination.

Namun, akhirnya hanya tiga kategori penghargaan yang berhasil diboyong Indonesia, yakni dari kategori World's Best Familiy Friendly Hotel, World's Best Halal Honeymoon Destination, dan World's Best Halal Tourism Destination.

Target kunjungan

Asisten Deputi Kementerian Pariwisata Bidang Pemasaran Luar Negeri, Pasar Eropa, Amerika, dan Arab, Nia Niscaya yang juga hadir dalam acara penghargaan itu mengatakan, selepas pengumuman, banyak buyers langsung datang ke meja Wonderful Indonesia di Abu Dhabi.

Mereka banyak bertanya soal Lombok. "Lombok yang dulu nowhere in the world, sekarang menjadi somewhere in the world," kata Nia. Ia menambahkan, Malaysia dan Thailand tak mendapatkan satu pun penghargaan di World Halal Travel Summit 2015 ini.

Padahal, selama ini jauh lebih banyak turis asal Arab ke Malaysia dan Thailand. Adapun Indonesia, pada 2015 hanya menargetkan turis dari Timur Tengah sebanyak 250 ribu. Setelah menyabet tiga penghargaan di Abu Dhabi, target pada 2016 dinaikkan menjadi 310 ribu turis.

"Selanjutnya pada 2019, direncanakan mampu menembus 560 ribu orang, atau kira-kira dobel dari capaian saat ini," kata Nia. Secara global, wisata halal tumbuh enam persen. Ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pariwisata secara umum, yang berkisar lima persen.

Kementerian Pariwisata mencatat, per Agustus 2015, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia meningkat tiga persen mejadi 6,3 juta orang. Kenaikan itu tergolong bagus di saat kunjungan wisatawan asing ke Malaysia turun hingga 8,6 persen.

Kunjungan ke Singapura juga mengalami penurunan 2,5 persen. Pada periode yang sama, angka kunjungan wisatawan mancanegara asal Mesir melalui Soekarno-Hatta naik 40 persen. Sedangkan, lewat Ngurah Rai, Bali, jumlah wisatawan asal Bahrain naik 52 persen.

Tak hanya itu, kunjungan wisatawan UAE melalui Ngurah Rai juga naik 41 persen dan dari Mesir juga naik 23 persen. Di Batam, wisatawan asal Mesir juga meningkat 55 persen. Merujuk State of the Global Islamic Economy Report 2013, wisata halal memang sangat menggiurkan.

Laporan yang disusun Thomson Reuters dan Dinar Standar itu mengungkapkan, secara global belanja Muslim untuk wisata syariah atau wisata halal pada 2012 sebesar 137 miliar dolar AS dan pada 2018 akan naik menjadi 181 miliar dolar AS. n ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement