Selasa 22 Sep 2015 12:00 WIB

Kuota Haji Tambahan Berlaku Tahun Depan

Red:

MAKKAH — Indonesia mendapatkan kuota haji tambahan sebanyak 20 ribu jamaah yang berlaku tahun depan. Penambahan ini dinilai sebagai kado kejutan bagi Pemerintah Indonesia seiring rampungnya proyek perluasan Masjidil Haram.

"Tadi pagi (Ahad), Menteri Haji Arab Saudi menelepon, katanya Indonesia tahun depan mendapat tambahan 20 ribu jamaah," kata Menag Lukman Hakim Saifuddin pada Malam Ta'aruf Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Makkah, Ahad (20/9) malam.

Menurut Lukman, Saudi memang berulang kali meyakinkan bahwa renovasi Masjidil Haram dapat rampung sebelum musim haji 2016. Jadi, seluruh negara, termasuk Indonesia, akan kembali mendapatkan kuota normal. Bahkan, Indonesia mendapatkan tambahan kuota.

Direktur Jenderal Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, saat ini baru Indonesia yang mendapatkan kepastian penambahan kuota yang bisa digunakan untuk musim haji 2016.

Dengan pernyataan resmi Pemerintah Arab Saudi yang optimistis proyek perluasan Masjidil Haram selesai tahun depan, kuota reguler Indonesia dan negara-negara lainnya akan dikembalikan seperti semula pada tahun depan.

"Ini tentu surprise. Ada tambahan 20 ribu lagi ditambah kuota reguler awal kita," kata Djamil di Makkah, Arab Saudi, Senin (21/9). Sejak proyek perluasan Masjidil Haram berlangsung pada 2013, kuota haji Indonesia dan negara lainnya dipangkas 20 persen.

Saat itu, Indonesia yang semula memiliki kuota 211 ribu jamaah, terpangkas 42.200 orang dan hanya memberangkatkan 168.800 jamaah. Dengan kebijakan yang baru, Saudi menormalisasi sekaligus menambah kuota haji Indonesia.

Dengan demikian, kuota haji Indonesia tahun depan kembali ke kuota semula, yakni 211 ribu jamaah plus 20 ribu jamaah lagi. Karana itu, pada musim haji 2016, Indonesia diperkirakan bakal memberangkatkan 231 ribu jamaah haji ke Tanah Suci. 

Djamil menambahkan, nantinya, kedua negara membahas dan menuangkan kesepakatan penambahan kuota itu melalui penyusunan taklimatul hajj. Biasanya, dilakukan pada bulan-bulan setelah penyelenggaraan ibadah haji tahun berjalan selesai.

Ia berharap, taklimatul hajj bisa cepat selesai sehingga penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji pun bisa rampung sebelum Desember tahun ini. "Sekarang ini kita syukuri dulu tambahan kuota 10 ribu saat Bapak Presiden (Joko Widodo) datang ke sini dan 10 ribu lagi yang didapat Bapak Menag (Lukman Hakim Saifuddin)."

Konsuler Jenderal RI di Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra menegaskan, taklimatul hajj akan ditandatangani Menag Lukman Hakim Saifuddin dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi Bandar Hajjar. Ia yakin, Saudi tak main-main dengan komitmen penambahan kuota itu.

Apalagi, salah satu komitmen tambahan 10 ribu disampaikan langsung Raja Salman bin Abdul Azis kepada Presiden Joko Widodo saat bertemu di Makkah, Sabtu (12/9) lalu. "Raja Salman ini kan pemimpin yang dikenal taat dengan norma hukum dan sangat menjaga moralitasnya."

Menurut Dharmakirty, soal tambahan kuota itu tinggal menunggu taklimatul hajj saja. Ia menambahkan, pada musim haji tahun ini sebenarnya Indonesia memperoleh kuota tambahan 10 ribu yang diperoleh tepat sepekan menjelang pemberangkatan kloter terakhir.

Dengan mempertimbangkan masa yang pendek, Indonesia tidak menyanggupi adanya penambahan kuota itu. Alasannya, pemerintah tidak mempunyai cukup waktu melakukan kontrak pemondokan, katering, dan transportasi jamaah haji selama di Tanah Suci.

"Kan bukan perkara yang gampang menyewa rumah dalam jumlah itu dan menyediakan akomodasi lainnya, makanya kita tidak manfaatkan," kata Dharmakirty. Ia mengatakan, Menag RI kemudian meminta kuota tambahan itu digabung dan Saudi menyetujuinya.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak pemerintah untuk memastikan jumlah kuota haji tahun depan. "Apakah penambahan kuota itu dari 211 ribu yang dulu atau hanya dari yang ada sekarang?" katanya pada malam taaruf di Hotel Jirand Al Tayseer, Ahad (20/9).

Fahri berharap, penambahan kuota itu dari kuota normal sebesar 211 ribu sehingga akan memotong antrean calon jamaah haji Indonesia. "Rasanya itu yang akan dapat mengurangi antre yang begitu panjang calon jamaah haji kita," kata dia.

Dalam pernyataan kepada pers Arab Saudi, Menteri Haji Arab Saudi Bandar Hajjar mengatakan, Pemerintah Arab Saudi akan memperbesar kuota jamaah haji pada musim haji tahun depan. Penambahan menyusul hampir selesainya proyek perluasan Masjidil Haram.

Hajjar memastikan, tahun ini menjadi musim terakhir pengurangan kuota. "Mulai musim haji berikutnya, jumlah jamaah ditambah menjadi lima juta, hingga kemudian menjadi 30 juta dalam jangka waktu lima tahun ke depan," katanya seperti dikutip Arab News.

Bukan kompensasi

Mengenai alasan pemberian kuota tambahan, Abdul Djamil memastikan itu bukan bentuk kompensasi atas musibah robohnya crane di Masjidil Haram. Dalam musibah itu, 11 jamaah haji dari Indonesia wafat.

Berdasarkan keterangan pejabat Pemerintahan Arab Saudi yang ikut mengurusi sistem elektronik haji (e-hajj), Indonesia dinilai berhasil mengikuti sistem itu. "Mereka apresiasi karena sebagai pengirim haji terbanyak, Indonesia senantiasa inline dengan kebijakan Saudi."

Djamil berharap, keberhasilan pemerintah mendapatkan kuota tambahan akan memperpendek masa antrean Muslim di Tanah Air yang ingin berangkat ke Tanah Suci. Apalagi, pemotongan masa antrean hanya bisa dipersingkat dengan penambahan kuota.

Saat ini, proyek perluasan Masjidil Haram yang bertujuan meningkatkan kapasitas tempat tawaf (mataf) masih terus berlangsung. Menurut Djamil, tahun depan kapasitas mataf bertambah menjadi hampir tiga kali lipat.

Mataf yang ada sekarang hanya bisa menampung 48 ribu jamaah per jam. Jika proyek selesai, kapasitas mataf 125 ribu jamaah per jam. Djamil menyatakan, tambahan kuota tentu sudah mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan jamaah. n ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement