Selasa 04 Aug 2015 11:00 WIB

Muhammadiyah Penggerak Kemajuan

Red:
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ketika pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulsel, Senin (3/8).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ketika pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulsel, Senin (3/8).

MAKASSAR -- Presiden Joko Widodo menyebut Muhammadiyah sebagai motor kemajuan. Dalam pernyataannya saat pembukaan Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Senin (3/8), ia menuturkan, ormas ini cukup lama dikenal luas dengan gagasan dan kreativitasnya.

Melalui gagasan yang dimilikinya, jelas Presiden, Muhammadiyah berkontribusi kepada masyarakat di kota hingga perdesaan. ‘’Bermodal Islam berkemajuan, Muhammadiyah dan Aisyiyah telah menjadi motor kemajuan bangsa,’’ katanya, di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulsel.

Dalam praktiknya, Muhammadiyah yang berdiri sejak 1912 berhasil mendirikan banyak fasilitas pendidikan hingga kesehatan. Menurut Presiden, jutaan bayi lahir di rumah sakit Muhammadiyah dan jutaan lainnya meniti pendidikan di sekolah-sekolah persyarikatan ini.

Dengan demikian, jelas Presiden, semua bisa melihat telah begitu banyak sumbangan Muhammadiyah untuk negara. Ia berterima kasih kepada Muhammadiyah dan berharap salah satu ormas terbesar di Indonesia ini semakin mengokohkan diri dalam memajukan bangsa.

Pada tahap selanjutnya, Muhammadiyah dituntut pula untuk mampu menjawab dan menjadi bagian dari solusi permasalahan. Presiden juga menyatakan, tema muktamar ‘’Gerakan Perubahan Menuju Indonesia Berkemajuan" sangat relevan dengan kekinian.

Ini mencerminkan tekad Indonesia yang berkeinginan meraih kemajuan dalam segala bidang. Tema itu pun, kata Presiden, menggambarkan komitmen Muhammadiyah untuk mewujud sebagai umat terbaik demi mencapai kemajuan.

Sampai sekarang, jelas Presiden, Indonesia masih menghadapi beragam tantangan, baik kemiskinan, ketimpangan, dan ketidakadilan. Korupsi merajalela, demikian pula dengan narkoba. Kelak, persaingan ekonomi dengan bangsa lain dipastikan semakin ketat.

Meski demikian, Presiden yakin pandangan berkemajuan yang dimiliki Muhammadiyah akan membantu Indonesia menghadapi tantangan-tangan tersebut. ‘’Peran penting untuk menghadapi tantangan ini harus dikembangkan oleh Muhammadiyah."

Di sisi lain, Presiden meminta Muhammadiyah terus aktif menghargai keberagaman dan menyuarakan kemerdekaan Palestina. Menurut dia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dunia, Indonesia, termasuk Muhammadiyah, berani memperjuangkan Palestina.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan bangsa ini berutang banyak kepada Muhammadiyah. ‘’Muhammadiyah hadir mendidik sebelum pendidikan formal ada di Indonesia,’’ ujarnya di sela-sela muktamar.

Sebelum Republik Indonesia berdiri, pendidikan telah terlebih dahulu dibangun Muhammadiyah. Gerakan tersebut, kata Anies, sangat mencerahkan. Pada masa kini, Muhammadiyah pun konsisten dalam gerakan pencerahan dan Islam berkemajuan.

Pemerintah, kata dia, sangat mengapresiasi aktivitas pemberdayaan umat oleh Muhammadiyah. Bahkan, ormas ini menjadi inspirasi bagi khalayak. ‘’Banyak terobosan yang dilakukan Muhammadiyah dan menginspirasi,’’ katanya.

Secara umum, Anies menganggap Muhammadiyah telah berinovasi dengan menggabungkan sistem pengelolaan modern organisasi berlandaskan nilai keislaman. Hal menarik lainnya, ormas Islam tak tersentral pada satu atau dua orang.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan, pemerintah merupakan mitra strategis Muhammadiyah. Karena itu, pihaknya konsisten membantu pemerintah melalui dakwah pencerahan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.

Hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah, jelas Din, bersifat proporsional sehingga ormas Islam ini akan berada di garda terdepan untuk kemajuan bangsa dan negara. Di sisi lain, Muhammadiyah juga merupakan gerakan amar makruf nahi mungkar.

‘’Jadi, saat ada kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan amanah konstitusi, Muhammadiyah juga tidak segan-segan menjadi lembaga pengkritik," kata Din. Ia menambahkan, muktamar di Makassar ini dihadiri sekitar 6.000 peserta.

Dalam pandangan Din, muktamar merupakan ajang silaturahim bagi anggota Muhammadiyah. Karena itu, ia meminta agar muktamar bisa berlangsung lancar dan dilandasi rasa persaudaraan. Menjelang pembukaan, Lapangan Karebosi telah dipenuhi peserta muktamar.

Selain mendengarkan pernyataan Presiden yang disampaikan sekitar pukul 08.30 WITA, peserta muktamar disuguhi hiburan marching band dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. n ratna ajeng tejomukti/antara ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement