Senin 03 Aug 2015 11:00 WIB
hikmah

Menyucikan Diri

Red:

"... Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri." (QS al-Baqarah [2]: 222).

Ada dua tempat perihal tobat dan bersuci yang digandeng menjadi satu. Pertama dalam ayat yang disebutkan di atas. Kedua, dalam doa setelah berwudhu, "Allahummaj’alni minattawwabin waj’alni minal mutathahhirin" (Ya Allah, jadikanlah aku termasukan orang yang tobat dan suci).

Hal ini menyiratkan bahwa tobat dan suci menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan. Ketika seorang Muslim sudah bertobat, maka dia harus senantiasa menjaga kesucian dirinya agar tobat yang sudah dibangunnya tidak sia-sia.

Tobat dan suci menjadi satu paket dalam ayat di atas. Karena itu, bersuci menjadi keharusan bagi setiap Muslim yang ingin dicintai oleh Allah SWT. Suci di sini bisa dimaknai secara universal. Tidak hanya secara lahiriah (jasmani), tetapi juga batiniah (rohani). Menyucikan diri sebenarnya tidak hanya dicintai atau disukai Allah, tetapi juga memberi manfaat dan keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dari segi lahiriah, jasmani, atau fisik, membersihkan diri jelas akan memberi kesehatan. Selain itu akan memperpanjang usia dan dijauhkan dari penyakit. Orang yang mempunyai kebiasaan makanan manis akan mudah sakit gigi apabila tidak sikat gigi selama beberapa hari. Lain halnya kalau ia rutin sikat gigi, ia akan terhindar dari sakit gigi. Itu contoh sederhananya.

Sedangkan, membersihkan diri dari segi batiniah atau rohani akan memberikan ketenangan batin dan ketenteraman hidup. Kita juga akan dijauhkan dari penyakit hati. Banyak penelitian, penyakit hati ini sangat masif pada masa kini, terutama di daerah-daerah perkotaan dan negara-negara maju.

Secara materi sudah tercukupi, tapi secara spiritual mereka gersang. Tak aneh, mereka mudah stres, putus asa, dan frustrasi. Itulah rahasia mengapa Allah menyukai orang yang menyucikan diri, baik secara jasmani maupun rohani.

Salah satu isyarat kalau kita harus menyucikan diri secara fisik dan sekaligus jiwa adalah adanya perintah wudhu. "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah." (QS al-Maidah [5]: 6).

Dalam wudhu, ada beberapa anggota badan yang mesti dibasuh, baik yang sifatnya wajib maupun sunah, yaitu mulut, lubang hidung, wajah, tangan, rambut, telinga, dan kaki. Anggota badan tersebut bisa dimaknai sebagai simbol untuk membersihkan secara fungsinya juga, misalnya membersihkan mulut artinya agar mengeluarkan kata-kata yang baik saja serta menjauhi dari fitnah, gosip, iri, dan dengki.

Di dalam Islam, soal kebersihan ataupun kesucian menjadi perhatian utama karena hal itu menjadi mata air segalanya. Apabila kesucian sudah diraih, maka segala yang dilakukannya menjadi sebuah kebaikan. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement