Ahad 24 May 2015 13:32 WIB

Beras Bulog Bebas dari Indikasi Bahan Plastik

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perum Bulog meyakini beras di gudang miliknya bebas dari indikasi bahan sintetis.Kepastian itu diperoleh setelah Bulog langsung mengecek semua stok yang ada di gudang Bulog seluruh Indonesia.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog Fadzri Sentosa mengatakan, pascamerebaknya persoalan beras plastik, Bulog bergerak cepat untuk melakukan pengecekan beras di gudang- gudang miliknya. "Kami tidak menemukan indikasi beras sintetis. Kami instruksikan tim di lapangan untuk waspada dalam hal penyerapan dan penyimpanan beras," jelas Fadzji di Jakarta, Sabtu (23/5). 

Fadzri merasa agak lebih tenang karena penyerapan beras langsung dari petani atau penggiling sehingga lebih segar. Bulog memastikan beras tersebut aman karena melalui proses standard operEtional procedure (SOP), mulai dari penerimaan hingga terdapat tim penilai kualitas untuk mengecek sebelum disalurkan. Menurutnya, langkah yang penting untuk dilakukan, yakni edukasi, mulai dari petani, tempat penggilingan, hingga konsumen. 

Hal yang sama diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat. Ia memastikan beras yang pengadaannya dilakukan oleh Bulog adalah beras tulen dan tidak tercampur. "Enggaklah, tidak terkait dengan apa yang kami lakukan. Insya Allah saya bisa menjamin beras yang ada di gudang kami adalah beras seasli beras-berasnya," ujar Lenny di tempat terpisah.

Lenny menyebut bahwa pihaknya secara rutin melakukan monitoring setiap pekan. Monitoring ini termasuk mengecek kuantitas maupun kualitas beras yang keluar-masuk gudang Bulog.

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir dalam menghadapi isu beras plastik yang beredar di beberapa daerah. "Saya tidak tahu mo tifnya, tidak tahu berasnya macam mana. Tapi, saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir," kata Kalla, ditemui di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu petang.

Menurut Kalla, pemerintah tetap harus mencermati masalah beras plastik tersebut. Dia menambahkan, pemerintah sedang mengkaji penyebab adanya isu beras plastik yang tersebar di se jumlah daerah. "Saya yakin itu bu kan sesuatu masalah besar karena motifnya kita tidak tahu. Kalau motif ekonomi, mengapa mesti plastik?" kata Kalla.

Wapres juga mengimbau kepada Kementerian Pertanian dan Bulog untuk menjaga agar stok beras nAsional minimum 500 ribu hingga dua juta ton beras.

Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengkhawatirkan kasus duga an adanya beras sintetis bisa mem buat konsumen meninggalkan pasar tradisional dan beralih ke pasar modern.

Ngadiran mengaku prihatin saat mengetahui kasus tersebut. Menurutnya, hal itu bisa menjadi tanda-tanda tergerusnya pasar tradisional. Namun, hal itu dinilai juga harus membuat pedagang dan masyarakat sadar dan waspada terhadap barang yang diperdagangkan. antara/c85/c87, ed: Firkah Fansuri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement