Ahad 03 May 2015 15:01 WIB

Korban Jiwa di Nepal Bisa Capai 10 Ribu

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Korban jiwa gempa bumi dahsyat di Nepal diperkirakan bisa menembus 10 ribu orang. Kepala Staf Angkatan Darat Nepal Gaurav Shumsher menyebut sampai Sabtu (2/5) korban meninggal akibat gempa Nepal sudah mencapai 6.624 jiwa.

"Masih mungkin menembus angka 10 ribu karena banyak yang belum ditemukan," ujar Shumsher. Shumsher menjelaskan daerah yang paling parah karena gempa adalah wilayah perbukitan. Tim juga belum bisa menyisir daerah peda laman guna menemukan korban.

Duta besar Uni Eropa mengatakan sebanyak 1.000 orang dari Uni Eropa, kebanyakan wisatawan dan pendaki, masih belum ditemukan di Nepal.

Seorang pejabat Nepal menyebut sulit menemukan warga negara asing yang hilang karena banyak pelancong tidak melapor ke kedutaan besar negara me reka di Nepal.

Korban luka sudah mencapai 14.025 orang. Rumah sakit dan tim medis sudah tidak bisa menampung pasien. Kamar-kamar mayat pun sudah penuh dengan jenazah. Komandan Pasukan Paramiliter India di Nepal, Rahman Lal menyebut petugas medis berinisiatif melakukan pembakaran mayat karena kapasitas rumah sakit tak mencukupi.

"Kamar mayat penuh melebihi kapasitasnya dan kami diberi perintah untuk membakar mayat-mayat itu segera setelah mereka dikeluarkan," kata Rahman Lal.

Menteri Keuangan Nepal, Ram Sharan Mahat mengatakan negaranya membutuhkan sedikitnya 2 miliar dolar AS untuk membangun kembali rumah-rumah, rumah sakit, gedung pemerintah dan bangunan bersejarah, serta meminta bantuan donor internasional.

"Ini baru perkiraan awal dan perlu waktu untuk menghitung skala kerusakan serta biaya untuk membangun kembali," kata Mahat. PBB mengatakan delapan juta orang terkena dampak gempa dan setidaknya dua juta orang membutuhkan tenda, air, makanan, dan obat-obatan dalam tiga bulan mendatang.

Warga Negara Indonesia

Tim Penyelamatan dan Evakuasi WNI di Nepal telah berangkat menuju Dunche di Pegunungan Himalaya untuk menyisir keberadaan tiga WNI asal Bandung yang bernama Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen He huwat.

Ketua tim pencarian WNI yang juga Wakil Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Krishna Djunaedi mengatakan keputusan untuk berangkat menuju Dunche didasari komunikasi terakhir Taruna Hiking Club (THC) dengan ketiga WNI yang akan menuju Lang tang.

"Di Dunche, kita akan mencari info dari orang lokal, para pendaki yang sudah turun, dan lain-lain," kata dia.

Selain Krishna, tim pencarian ke Dunche juga beranggotakan personel Pasukan Khas TNI AU Sertu Sujianto, Praka Edi Sunaryo, Praka Dwi Haryanto; dan anggota THC Agung Adjana dan Sofyan Arif.

Tim berangkat menuju Kalikasthan, titik terakhir yang bisa ditempuh dengan mobil dari Kathmandu sekitar 5-6 jam, kemudian di teruskan menuju Pangkalan Militer Nepal di Dunche.Krishna menjelaskan tim akan berada di Dunche hingga Ahad (3/5), kemu-dian melanjutkan penyisiran ke Bokej hunda, dan akan kembali turun ke Kalikasthan pada Senin (4/5) menuju Kath mandu.

Komandan Tim TNI AU di Nepal Letnan Kolonel Penerbang Indan Gilang menyampai kan misi utama mereka adalah menemukan WNI dengan membawa nama Indonesia. Selain tim darat, penyisiran juga akan di lakukan melalui udara menggunakan helikopter yang akan dipimpin Letnan Ko lonel Penerbang Indan Gilang. Namun pencarian lewat udara terkendala penyewaan heli kopter.

Letnan Kolonel Penerbang Indan me nga takan hambatan tersebut disebabkan semua operasional alat transportasi udara diambil alih oleh Pemerintah Nepal.

"Karena situasi darurat, semua operasional diambil alih pemerintah sehingga untuk memakai operator swasta pun harus melalui pemerintah," kata dia. antara, ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement