Selasa 21 Apr 2015 13:00 WIB

Menelisik Layanan Transjakarta (Bagian 2): Panas Kepanasan, Hujan Kehujanan

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pintu bus Transjakarta bernomor TJ SB 0125 yang sudah bolong di bagian bawahnya itu otomatis terbuka ketika tiba di Halte Transjakarta Kota Harapan Indah, Bekasi, Rabu (18/3). Para penumpang yang telah berjubel di halte langsung bergegas masuk ke dalam bus. 

Petugas lantas membantu mendorong pintu untuk menutupnya. Penumpang yang sedari tadi menunggu di halte berharap mendapatkan hawa sejuk ketika berada di dalam bus. Namun, ternyata hawa di dalam bus yang melayani rute Kota Harapan Indah-Pulogadung ini malah terasa lebih panas.

Tak ada mekanik di halte ini sehingga penumpang harus bersabar menunggu pramudi dan petugas on board yang mencoba untuk mengatasi masalah pendingin udara pada bus bermerek Ankai itu.

Hingga 10 menit berlalu, pendingin udara pada bus buatan Cina itu belum bisa diperbaiki. Namun, pramudi tetap memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan mengangkut penumpang meski dalam kondisi kepanasan.

Selama perjalanan, laju bus tidak mulus lantaran jalur busway di koridor dua ini tidak dilengkapi dengan pembatas jalan untuk memisahkan antara bus Transjakarta dengan mobil yang lain. Bahkan, bus sempat terhenti karena macet. Waktu menunjukkan sekitar pukul 11.00 WIB, sementara bus tak kunjung bergerak. Penumpang yang kegerahan pun mulai gelisah.

Beberapa penumpang mulai mengipas-ngipas menggunakan buku, kertas, atau koran ke arah wajahnya. Sementara yang lain, berusaha mengipas menggunakan kelima jarinya. Pramudi juga mulai gerah, emosinya pun meluap, "Panasss!" teriaknya.

Waktu menunjukkan hampir pukul 12.00 WIB, bus pun akhirnya tiba di Terminal Pulo Gadung. Bus itu akhirnya diputuskan untuk tak lagi beroperasi, pramudi memilih untuk memulangkan bus ke pul di Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur.

Kerusakan juga dialami bus Transjakarta bernomor badan Damri 5114. Bus bermerek Zhongtong yang dioperasikan sejak 2013 itu harus kembali ke pul karena temperatur mesin yang sudah mencapai batas maksimal.

Bus sempat diperbaiki oleh dua mekanik yang sudah siap di Halte Harmoni. "Selang air radiator ada yang bocor sehingga akan dilakukan perbaikan langsung di tempat kejadian," kata teknisi Damri, Joko Purwanto. Menurutnya, wajar jika selang radiator bermasalah karena usia bus sudah dua tahun.

Usai perbaikan, Damri 5114 kembali berjalan, tapi bus kembali mengalami masalah. "Dari siang tadi saya baru bawa satu putaran, untungnya pas lagi di halte Harmoni, jadi saya bisa nurunin semua penumpang," kata Pramudi Damri 5114, Karyoto.

Sore hari sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca cukup bersahabat dan panas mulai berkurang. Bus Transjakarta bernomor TMB-20 melaju di Koridor Sembilan yang menghubungkan rute Pluit-Pinang Ranti.

Bus yang mulai beroperasi pada 31 Desember 2010 itu memang belum terlalu tua, tapi tampilannya begitu menua. Hal itu tampak dari atap bus yang sudah menghitam.

Sekitar pukul 17.00 WIB, hujan pun mulai turun. Air menetes dari lubang pendingin udara. Tak beberapa lama air menggenang di bawah kaki penumpang dan pramudi.

Pramudi TMB Rines menduga air hujan masuk melalui lubang pendingin udara atau lantaran mesin penyejuk ruangannya terlalu kencang.

Teknisi Transjakarta Syamsul Basyar mengungkapkan banyaknya persoalan yang membelit bus buatan Korea dan Cina yang belum genap berusia lima tahun. Persoalan yang kerap ditemui Syamsul, di antaranya pendingin udara yang bermasalah. "Biasanya ada kebocoran pada selang air maupun mesinnya," ungkap Syamsul.

Selain itu, lanjut Syamsul, cuaca panas menyebabkan mesin bus menjadi semakin panas dan membutuhkan waktu untuk mendinginkannya, serta mengisi kembali air radiator. Syamsul juga mengeluhkan mesin bus yang mudah panas lantaran bahan bakar gas yang digunakan untuk bus buatan Korea dan Cina itu tidak cocok dengan iklim di Jakarta. "Berbeda kondisinya jika bus-bus tersebut digunakan di negaranya masing-masing yang cuacanya lebih dingin," kata Syamsul.

Selain itu, lanjut Syamsul, mesin mudah panas lantaran bus tidak memiliki cukup waktu untuk beristirahat. Karena, sejak pukul 04.00 WIB, bus sudah mulai beroperasi menuju halte dan baru kembali ke pool sekitar pukul 24.00 WIB.

Sejam sebelum turun ke jalan, biasanya dilakukan pengecekan di pul. Dalam proses pengecekan itu, mesin bus juga harus dalam kondisi hidup sehingga mesin bus hanya diistirahatkan tiga sampai dua jam saja dalam sehari. Jam istirahat yang kurang menjadi salah satu faktor penyebab ke berbagai kerusakan lainnya.

Bus yang terlambat tiba di halte pertama keberangkatan bisa diberi sanksi berupa larangan beroperasi. Gagal operasi merupakan peraturan dari Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta.

Hal ini dialami Pramudi Transjakarta Muhammad Yunus. Dia mengaku busnya gagal beroperasi pada shift pagi karena terlambat tiba di halte pertama keberangkatan. Ia terlambat berangkat dari pul karena busnya membutuhkan perbaikan starter dinamo dan power steering. 

 

Ia tiba di Dukuh Atas lewat pukul 10.00 WIB sehingga tidak dibolehkan beroperasi. Ia baru diizinkan beroperasi pada shift kedua yang dimulai pukul 14.00 WIB. Jika bus yang gagal beroperasi pada shift pagi belum juga tiba di halte keberangkatan pukul 14.00-14.30 WIB, bus tersebut tidak diizinkan beroperasi sehari penuh.  ed: Muhammad Fakhruddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement