Rabu 04 Mar 2015 12:00 WIB

BI tak akan Mati-matian Pertahankan Rupiah

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) siap melakukan intervensi menyusul tekanan dolar AS terhadap rupiah dalam beberapa hari terakhir. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, jika rupiah melemah atau menguat secara tajam, BI akan melakukan intervensi. "Kami juga melihat apakah pelemahan ini temporer atau permanen,’’ katanya, Selasa (3/3).

Tirta menjelaskan, kalau pelemahan rupiah ini temporer, rupiah akan kembali menguat dengan sendirinya. BI, lanjut Tirta, juga melihat likuiditas di pasar. Dalam kondisi normal, likuiditas rupiah dari sisi supply dan demand sekitar 5 miliar dolar AS per hari.

Saat kondisi suplai valuta asing (valas) kurang, BI akan masuk pasar untuk melakukan intervensi. Namun, dia mengatakan, intervensi harus terukur. ‘’Kalau arahnya seluruh dunia ada pelemahan, kita akan ikuti, kita tidak akan pertahankan rupiah mati-matian,’’ katanya.

Tirta menambahkan, ketika intervensi dilakukan, BI tak punya target tertentu. Hal yang didorong BI adalah menempatkan rupiah di koridor fundamental dan kompetitif. Pada Senin (2/3) malam, Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan hal sama.

‘’Kita selalu ada di pasar menjaga fluktuasinya ada di ambang batas yang bisa diterima,’’ katanya, Senin (2/3) malam. Secara umum, jelas Agus, pemerintah dan DPR telah sepakat nilai rupiah berada di level Rp 12.500 di mana sesuai asumsi RAPBN 2015.

Gubernur BI kemarin menambahkan, pemerintah dan BI sepakat bahwa ada ruang pergerakan rupiah antara tiga-lima persen. Artinya, rupiah bisa menguat antara tiga-lima persen dan bisa pula melemah sampai lima persen. Mengacu pada asumsi kurs dalam RAPBN 2015 itu berarti rupiah bisa sampai Rp 13.125 per dolar AS.

Ketua Komisi Tetap Indonesia Timur Infrastruktur, Konstruksi, Pertanahan, Properti, Perhubungan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Nasruddin Tueka mengingatkan agar pemerintah tidak membiarkan rupiah melemah.

Karena itu, BI perlu segera menetapkan nilai kurs tengah agar tekanan pada rupiah tidak semakin berat. Nilai kurs tengah juga diperlukan segera untuk mencegah nilai rupiah terhadap dolar AS yang bisa mencapai Rp 13.500.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, kalau secara psikologis rupiah mengkhawatirkan, BI bisa intervensi. ‘’Intervensi mungkin dilakukan kalau secara psikologis harus.’’

Plt Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengungkapkan, kebijakan pemerintah saat ini yang terpenting adalah membuat rupiah stabil. Ia menilai, penguatan dolar tidak hanya terhadap rupiah, tetapi juga mata uang lain. c85/c78/c87 ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement