Rabu 04 Mar 2015 12:00 WIB

KJRI Sydney Jadi Target Serangan

Red:

SYDNEY -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia, menjadi target serangan. Pada Selasa (3/3) pagi, seorang staf mendapati cairan serupa darah dalam jumlah banyak berceceran di depan gerbang bangunan konsulat.

Staf tersebut segera melaporkan kejadian kepada polisi federal dan Kementerian Luar Negeri Australia. Konsul KJRI Akbar Makarti menduga, serangan ini merupakan protes terhadap rencana eksekusi dua warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

‘’Eksekusi semakin dekat, kelihatannya ini berkaitan dengan hukuman mati pada anggota Bali Nine,’’ kata Akbar, kemarin. Chan dan Sukumaran merupakan anggota Bali Nine yang tertangkap di Bali pada 17 April 2005 karena menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg.

Mereka segera dipindahkan ke lokasi eksekusi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Rencananya, pemindahan Chan dan Sukumaran dari Lapas Kerobokan, Bali, ke Nusakambangan dilangsungkan pada Selasa (3/3) atau Rabu (4/3) ini.

Akbar mengungkapkan, insiden ceceran cairan berwarna merah darah terjadi pada Senin (2/3) malam. "Rekaman CCTV menunjukkan, seorang perempuan dengan kantong berisi cairan berada di depan gerbang konsulat pukul 22.30,’’ katanya kepada Daily Telegraph.

Perempuan itu membawa sekitar sepuluh kantong berisi cairan. Dia meletakkan kantong-kantong yang dibawanya di tanah dan mengentakkan kakinya pada kantong tersebut hingga pecah. Aksi ini memakan waktu selama lima menit.

‘’Dia mengeluarkannya satu per satu kemudian menginjaknya,’’ ujar Akbar. Ia menambahkan, selama ini KJRI menerima ribuan surat elektronik, surat, dan telepon dari warga Australia yang memprotes hukuman mati terhadap Chan dan Sukumaran.

Setiap hari, jelas dia, staf KJRI menyampaikan pesan-pesan tersebut ke Jakarta. Seorang staf menyatakan, vandalisme yang dilakukan warga Australia dengan menggunakan cairan seperti darah itu bukanlah cara tepat untuk mendapatkan perhatian Pemerintah Indonesia.

Seorang juru bicara kepolisian Negara Bagian New South Wales mengungkapkan cairan itu sangat realitsis. Terlihat benar-benar seperti darah. Namun, dia menegaskan cairan itu tak berbahaya. Setelah kejadian, polisi meningkatkan patroli di sekitar KJRI.

Menurut dia, kini polisi sedang mencari perempuan dalam rekaman CCTV, yang terakhir kali mengenakan baju dan celana santai. Rencana eksekusi terhadap Chan dan Sukumaran juga menyebabkan Australia menunda kunjungan delegasi dagangnya ke Indonesia.

Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb bersama sejumlah delegasi dagangnya menurut jadwal semestinya datang ke Indonesia bulan Maret ini. Namun, untuk sementara rencana kunjungan ini dibekukan.

"Kunjungan menteri membawa misi bisnis ke Indonesia tampaknya harus ditunda dan menunggu waktu yang tepat," kata seorang juru bicara Kementerian Perdagangan Australia, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (3/3).

Presiden Australia-Indonesia Bussiness Council Debnath Guharoy mengatakan, sampai saat ini belum ada tanggal pasti kapan kunjungan itu akan dilakukan. Meski demikian, hubungan ekonomi antara Indonesia-Australia masih menjadi fokus perhatian.

"Kita harus mengerti bahwa situasi seperti saat ini belum tepat untuk melakukan kunjungan bisnis," ujar Guharoy. Menurut dia, kunjungan ini sangat penting, tetapi kalau tetap dilakukan sesuai rencana, nanti dinilai melukai hati keluarga Chan dan Sukumaran.

Hubungan dagang Indonesia-Australia pada 2013 tercatat 14,9 miliar dolar AS. Ini menjadikan Indonesia masuk ke dalam 12 negara mitra dagang terbesar di Australia. Sebagian agenda INDOfest pada April juga mengalami penundaan.

INDOfest merupakan festival budaya dan makanan Indonesia, mencakup hari keluarga, workshop tari, demo memasak, dan forum perdagangan. Acara ini digelar setiap tahun oleh Australia Indonesia Association of South Australia di Adelaide sejak 2008.

Menurut Sekretaris Australia Indonesia Association of South Australia Chris Majewski, festival tetap berjalan pada tahun ini. Penundaan terutama pada acara yang dilakukan di luar ruangan dan dalam skala besar, di antaranya hari keluarga di Rymill Park dan forum dagang.

Majewski mengatakan, warga Australia akan berpikir panitia tak sensitif jika acara itu tetap berjalan. ‘’Penilaian kami, kebanyakan dari mereka menganggap saat ini bukan waktu tepat menyelenggarakan acara besar seperti itu,’’ katanya.

Program lainnya di INDOfest, jelas Majewski, bakal berlangsung sesuai jadwal, seperti aktivitas di sekolah, galeri seni, dan kebun-kebun botani. Ia mengatakan, lembaganya berisi relawan, bukan organisasi politik, dan menekankan hubungan antarwarga dua negara.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menerima laporan dari Badan Intelijen Negara (BIN) terkait peristiwa KJRI di Sydney. Pratikno menilai, ini hanya insiden kecil yang tak perlu respons berlebihan.

"Insiden kecil tidak perlu dipikirkan terlalu serius. Kita tidak perlu paranoid," ujar Praktikno, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Menurut dia, KJRI pun tak perlu menelusuri motif pelaku dan Kedubes Indonesia di Australia meminta kepolisian setempat meningkatkan pengawasan.

Presiden, kata dia, tak mengeluarkan instruksi khusus menanggapi peristiwa Sydney. Presiden menegaskan bahwa Indonesia harus tetap menjalin hubungan yang baik dengan Australia. ''Kita tetap dua negara yang bersahabat.'' rep: Mutia Ramadhani, Halimatus Sa'diyah ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement