Jumat 20 Feb 2015 14:00 WIB

RI Sayangkan Abbot Ungkit Bantuan Tsunami Aceh

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyayangkan sikap mengancam Australia. Perdana Menteri Australia Tony Abbott bersikap demikian dengan mendesak Indonesia membalas budi bantuan kemanusiaan pascatsunami di Aceh pada 2004 dengan membatalkan hukuman mati dua warganya.

Jubir Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir berharap, pernyataan Abbott ini bukanlah watak Australia sebenarnya. ‘’Ancaman bukanlah bagian dari bahasa diplomatik,’’ katanya seperti dikutip Guardian, Rabu (18/2).

Meski demikian, Arrmanatha enggan berspekulasi mengenai hubungan kedua negara jika eksekusi tetap berjalan. Ia juga menyatakan, sampai sekarang belum ada perubahan rencana pemerintah untuk mengeksekusi dua warga Australia, Chan dan Sukumaran. 

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dua anggota kelompok Bali Nine yang menyelundupkan heroin 8,2 kg, masuk dalam daftar terpidana mati narkoba yang akan segera dieksekusi. Australia menghendaki agar keduanya tak dieksekusi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memahami posisi Australia. Namun, kata dia, Australia harus menggarisbawahi bahwa hukuman mati murni soal hukum. ‘’Ini bagian penegakan hukum terhadap kejahatan luar biasa,’’ katanya menegaskan.

Pada Rabu (18/2), Perdana Menteri Abbott mendesak Indonesia membalas budi atas bantuan 1 miliar dolar Australia setelah tsunami di Aceh pada 2004. Caranya dengan membatalkan hukuman mati pada dua terpidana mati narkoba Chan dan Sukumaran.

‘’Janganlah lupa, beberapa tahun lalu saat Indonesia dihantam tsunami, Australia mengirimkan bantuan 1 miliar dolar,’’ kata Abbott. Tak hanya itu, Australia pun mengerahkan pasukan untuk melakukan aksi kemanusiaan, bahkan ada yang tewas dalam misi tersebut.

Menurut Abbott, dia ingin mengatakan kepada rakyat dan Pemerintah Indonesia bahwa Australia memberikan bantuan. “Kami berharap saat ini Indonesia membalasnya.’’ Balasan yang ia maksud adalah pembatalan eksekusi Chan dan Sukumaran.

Saat ditanya mengenai langkah Australia jika eksekusi tetap berjalan, Abbott menyatakan, akan membuat Indonesia tahu bahwa pemerintahannya benar-benar kecewa bila itu terjadi. Ia mengakui, Indonesia merupakan mitra dan tetangga yang sangat penting.

Abbott mengatakan, dia tak akan membiarkan kalau ternyata Indonesia mengabaikan hubungan baik kedua negara tersebut dengan tetap mengeksekusi Chan dan Sukumaran. Namun, pada Kamis (19/2), Abbott berupaya meluruskan pernyataannya.

Menurut Abbott, pernyataannya soal bantuan tsunami sembari mendesak Indonesia mengampuni Chan dan Sukumaran sekadar mengingatkan, bukan ancaman. ‘’Saya mengingatkan fakta eratnya hubungan kedua negara,’’ ujarnya seperti dilansir ABC.

Abbott menginginkan agar hubungan Indonesia dan Australia semakian kuat pada pekan dan bulan-bulan ke depan. Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menanggapi santai sikap Perdana Menteri Tony Abbott.

Menurut Kalla, proses hukum akan tetap berjalan. Meski begitu, ia mengaku Indonesia tak serta-merta menutup telinga atas masukan dari pihak luar. Bukan hanya masukan dari Pemerintah Australia, melainkan juga Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Selain itu, Kalla membantah penundaan pemindahaan terpidana mati narkoba ke Nusakambangan pekan ini karena pengaruh Abbott. "Gak ada (pengaruh Abbott). Tentu, kita pikirkan banyak hal, tetapi hukum tetap jalan," kata Kalla.

Secara terpisah, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Bali, Sudjonggo, mengaku belum mendapatkan salinan surat penundaan pemindahan dan eksekusi terpidana mati Chan dan Sukumaran. Ia hanya baru mendengar soal penundaan itu.

"Suratnya belum saya terima," kata Sudjonggo, di Denpasar, Bali, Rabu (18/2). Ia menuturkan, Chan dan Sukumaran memperoleh informasi mengenai penundaan pemindahan ke Nusakambangan melalui kuasa hukum dan keluarga mereka.

Salah satu kuasa hukum Bali Nine, Julian McMohan, mengatakan, penundaan tersebut menjadi kesempatan bagi keluarga untuk lebih lama bersama Chan dan Sukumaran. Keduanya juga punya lebih banyak waktu bersama teman-temannya.

"Chan dan Sukumaran masih mempunyai waktu untuk berbuat baik kepada teman-temannya di Kerobokan," ujar McMohan. n mutia ramadhani ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement