Rabu 17 Dec 2014 14:00 WIB

Taliban Serbu Sekolah, 131 Orang Tewas

Red: operator
Anak-anak korban kekejaman Taliban
Foto: AP
Anak-anak korban kekejaman Taliban

REPUBLIKA.CO.ID,

PESHAWAR - Sedikitnya 131 orang tewas dalam serangan Taliban ke sebuah sekolah di Peshawar, Selasa (16/12). Sebanyak 84 dari jumlah korban tersebut adalah siswa Army Public School, sekolah yang dioperasikan oleh militer Pakistan. Pemerintah menetapkan kejadian ini sebagai tragedi nasional.

Insiden bermula pada Selasa pagi, pukul 10.00 waktu setempat. Enam anggota Taliban memasuki sekolah dengan mengenakan seragam pasukan keamanan Pakistan. Seorang petugas sekolah dan siswa mengungkapkan, penyerang memasuki auditorium. Saat itu sejumlah siswa tengah mendapat pelatihan pertolongan pertama dari tim militer.

Mudassir Awan, pekerja di sekolah itu, mengatakan, enam anggota Taliban itu memanjat dinding sekolah. ''Saya pikir mereka siswa yang sedang bermain suatu permainan, tapi kemudian saya melihat mereka bersenjata,'' katanya.

Tak lama kemudian mereka menembakkan senjatanya. Siswa berlarian ke kelas. Namun, mereka memasuki setiap kelas dan membunuh para siswa yang ada di dalamnya. Warga lokal mengaku mendengar jeritan siswa dan guru sekolah.

''Kami berdiri di luar sekolah dan tembakan tiba-tiba terdengar. Lalu, kekacauan terjadi di mana-mana. Terdengar jeritan siswa dan para guru,'' ujar Jamshed Khan, seorang pengemudi bus sekolah.

Baku tembak dan ledakan terdengar saat pasukan keamanan Pakistan mengepung lokasi penyerangan. Pasukan bersenjata lengkap menyergap anggota Taliban tersebut dan melakukan operasi penyelamatan. Seorang siswa mengungkapkan, sejumlah siswa sedang berada di ruang ujian saat tembakan terdengar. ''Guru meminta kami untuk diam dan tiarap. Kami berada di lantai selama satu jam. Terjadi baku tembak lama,'' katanya.

Menurut dia, saat baku tembak berhenti, tentara membawa dia bersama teman-temannya keluar bangunan sekolah. Tentara mengevakuasi mayoritas dari 500 siswa sekolah tersebut. Sebagian siswa ada yang terluka.

BBC melaporkan, sejumlah mobil ambulans segera melarikan siswa terluka ke rumah sakit terdekat. Selain siswa, korban tewas dalam serangan ini adalah guru dan personel paramiliter. Menteri Besar Peshawar Pervez Khattak mengatakan, sebanyak 24 jenazah berada di Lady Reading Hospital, sedangkan 60 jenazah ada di Combine Military Hospital.

Juru Bicara Taliban Muhammad Khorasani menegaskan, enam personel Taliban yang dikirim ke sekolah itu diperintahkan membiarkan siswa yang berusia lebih muda untuk meninggalkan sekolah. Mereka boleh membunuh siswa yang lebih tua. ''Serangan ini balasan terhadap operasi militer Pakistan,'' kata Khorasani kepada Aljazirah.

Operasi militer berlangsung sejak 15 Juni lalu di Waziristan Utara dan Khyber. Lebih dari 1.270 anggota Taliban tewas dalam operasi tersebut. "Mengapa kami menyerang sekolah militer? Ini karena Pemerintah Pakistan menyerang keluarga kami, kaum perempuan kami. Kami ingin mereka merasakan rasa sakit seperti yang kami rasakan," sambung Khorasani.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyatakan kejadian tersebut sebagai tragedi nasional. Ia mengecam serangan itu. Ia langsung menuju Peshawar untuk meninjau keadaan. ''Saya tak bisa tinggal diam di Islamabad. Ini tragedi nasional. Mereka hanyalah anak-anak tetapi menjadi korban.'' Sharif mengakui, kejadian ini merupakan kekalahan baginya dan juga Pakistan.

Reuters melaporkan, operasi militer Pakistan berakhir setelah sembilan jam bertempur dengan kelompok Taliban. Dalam operasi itu, petugas berhasil menewaskan seluruh kesembilan militan. “Operasi selesai,” ujar sumber Reuters. Dia mengatakan, tujuh personel tentara termasuk dua pejabat militer terluka akibat serangan tersebut. n ap/reuters rep: ani nursalikah ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement