Selasa 16 Dec 2014 11:00 WIB

Separuh Total Korban Longsor Telah Ditemukan

Red:

BANJARNEGARA -- Jumlah korban meninggal dunia yang ditemukan dari proses evakuasi tim gabungan di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, bertambah menjadi 52 orang. Proses pencarian korban pada Senin (15/12) dihentikan sementara pada pukul 15.00 WIB. "Khusus hari ini (kemarin), Tim SAR Gabungan menemukan 11 korban meninggal," kata Koordinator Basarnas pos Cilacap, Mulwahyono, Senin (15/12).

Dengan temuan korban meninggal dunia yang mencapai 52 orang, sudah mencapai separuh dari jumlah seluruh korban longsor yang tertimbun. Mulwahyono menyatakan, waktu pencarian kemarin dua jam lebih pendek dari hari-hari sebelumnya karena alasan cuaca di sekitar lokasi yang mendung. "Kita mendapat laporan jumlah korban yang terbenam sekitar 108 orang. Tapi, kami menduga angka itu masih angka kisaran," kata Mulwahyono.

Menurut Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono, dari 21 korban yang ditemukan sepanjang pencarian pada Ahad (15/12), banyak di antaranya ditemukan sedang terjebak di dalam mobil. Koordinator tim gabungan Nyoto Purwato menambahkan, proses evakuasi korban yang terjebak di dalam mobil memerlukan peralatan khusus. "Ketika menemukan korban yang berada di bawah mobil, kita harus stabilkan dulu mobilnya. Setelah itu, baru kita ambil korbannya dengan menyemprotkan air."

Dalam proses pencarian korban, tim dari Polri menggunakan empat anjing pelacak. Namun, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Agus Rianto mengakui tim mengalami kendala karena kondisi medan yang sulit. "Medan yang ada tertutup oleh air dan lumpur sehingga penginderaan dan penciuman satwa kami tidak maksimal," ujar Agus.

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana longsor sejak 4 hingga 19 Desember 2014. Selama masa tanggap darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) setempat akan terus menjalankan proses evakuasi korban. "Selanjutnya status tersebut bisa diperpanjang melihat kondisi di lapangan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (15/12).

Menurut Sutopo, jika nantinya telah lewat masa tanggap darurat, BNPB akan berdialog dengan masyarakat setempat. Dalam dialog itu akan diputuskan apakah pencarian korban dilanjutkan atau dihentikan. "Karena apabila sudah lewat masa itu, kecil kemungkinan masih ada korban selamat," ucap Sutopo.

Sutopo memperkirakan masih ada 57 korban yang belum ditemukan. Adapun total pengungsi hingga kemarin tercatat mencapai 577 jiwa yang tersebar di sepuluh titik posko pengungsian. Jumlah tersebut terdiri dari warga Dusun Jemblung sebanyak 200 jiwa dan 377 orang lainnya adalah warga dari dusun sekitar yang ikut terdampak longsor.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan, beberapa jalan akses menuju lokasi longsor masih ditutup untuk umum. "Tunggu lima hari saya rasa baru bisa, yang penting bukan masalah jalurnya, tapi soal itu sambil masuk kan bisa eskavator itu," ujar Basuki. Pemerintah, kata Basuki, telah mengirimkan 13 alat berat untuk membantu dan mempercepat proses evakuasi.

     

Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengirimkan satu ton makanan ibu hamil bagi korban longsor Banjarnegara, Senin (15/12). Selain makanan ibu hamil, Kemenkes juga mengirimkan bantuan makanan pendamping ASI untuk bayi korban longsor. "Kebutuhan obat sementara masih bisa didukung dari Dinas Kesehatan Banjarnegara dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah," kata Dirjen Bina Gizi Kemenkes Anung Sugihartono.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, relokasi warga di daerah bencana longsor Banjarnegara sangat penting dilakukan. JK menyebut BNPB memiliki anggaran triliunan rupiah untuk menangani bencana di Indonesia. "Pastilah, iya-iya karena kalau tidak itu bisa bahaya, harus ada relokasi semua masyarakat di bawah tebing-tebing itu harus direlokasi," kata JK. n c82/dessy suciati saputri ed: andri saubani ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement