Rabu 22 Oct 2014 12:00 WIB

Janji Istana untuk tak Kaku Seperti Dulu

Red:

Istana Negara masih terasa eksklusif. Padahal, presiden yang menghuninya kini telah berganti dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Joko Widodo (Jokowi). Pribadi Jokowi yang selama ini dikenal luwes kepada siapa pun belum terasa sejalan dengan protokoler pegawai Istana Negara.

Sejumlah awak media yang ingin meliput kegiatan Jokowi pada hari keduanya (21/10) bekerja di Istana tak diizinkan masuk. Salah seorang pegawai di Biro Pers Kepresiden beralasan, Presiden sudah tak memiliki kegiatan lain, selain rapat dan pertemuan tertutup. Padahal, wartawan sudah membawa surat pengantar khusus dari kantor masing-masing agar diizinkan meliput kegiatan Presiden.

Sebagai simbol negara, Istana memang wajar menerapkan protokoler yang ketat. Hal itu kemudian membuat Istana Negara terkesan angker dan tak tersentuh. Namun, sejak Jokowi dinyatakan sebagai presiden terpilih, masyarakat berharap Istana tak sekaku dulu. Harapan ini pun pernah disambut Jokowi dengan janji akan menyediakan waktu khusus bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Istana.

Jokowi pernah bilang, tak akan membuat dirinya eksklusif meski sudah jadi presiden. Janji itu sudah dibuktikan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut hari pertama menghuni Istana. Ia masih bersedia diwawancara secara informal. Jokowi pun sempat menghampiri dan menyalami masyarakat yang masih berkumpul dan memanggil-manggil namanya di luar pagar istana pada Senin (20/10) malam.

Sebelumnya, tak ada tradisi wawancara informal dengan presiden atau yang dikenal dengan istilah doorstop. Selama masa kepemimpinan mantan presiden SBY (2004-2014), doorstop wartawan terhadap orang nomor satu di negeri ini terhitung langka. Hanya dalam kesempatan tertentu, SBY bersedia untuk dicegat wartawan lalu diwawancarai.

Para peliput RI1 pun belum pernah mengerti alasan mengapa SBY tidak pernah berkenan di-doorstop wartawan yang berakibat keterangan pers kerap searah, tanpa tanya-jawab. Bagi biro pers maupun protokol Istana Negara hingga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), pembatasan teknik wawancara langsung dengan alasan khawatir keamanan presiden terganggu.

Doorstop pertama untuk Jokowi terjadi saat presiden ketujuh RI itu menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Senin (20/10) malam. Pada awalnya, mantan gubernur DKI Jakarta itu hendak memasuki ruang utama Istana Merdeka untuk menanti kedatangan tamu berikut, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.  Namun, sapaan penuh hangat dari wartawan membuat Jokowi menghentikan langkah dan berbicara di depan sodoran alat perekam maupun mikrofon serta kamera pewarta.

Dalam kesempatan itu, Jokowi ditanya rangkaian pertemuannya dengan pemimpin negara-negara sahabat, seperti Singapura (PM Lee Hsien Liong), Malaysia (PM Najib Razak), dan Australia (PM Tony Abbott). Menurut Jokowi, topik pembicaraan relatif beragam meliputi politik luar negeri, infrastruktur, hingga investasi di Tanah Air. Tak lupa pula ditanyakan isu terhangat mengenai waktu pengumuman komposisi kabinet.

Setelah Abbott, Jokowi menerima kunjungan Kerry dan seusai mengantarkan mantan kandidat calon presiden AS itu memasuki mobilnya, mantan wali kota Solo itu kembali di-doorstop wartawan. Temanya masih sama, yaitu seputar materi pembicaraan. Namun, berbeda dengan doorstop sebelumnya, kali ini Jokowi dilindungi dengan ketat oleh Paspampres.

Entah mengapa pengawalan menjadi lebih ketat. Mungkin karena para anggota pasukan khusus itu ditegur oleh sang komandan regu. Sebagaimana sebelumnya, doorstop pun berlangsung singkat. Bagi para pewarta, kesediaan Jokowi melakoni doorstop merupakan sebuah angin segar.

Namun, ada juga wartawan yang berpendapat bahwa kesediaan Jokowi hanya sesaat. Alasannya, biro pers, protokoler, hingga Paspampres tentu akan melakukan evaluasi. "Kita lihat tiga bulan lagi," ujar seorang pewarta dari media nasional berbahasa Inggris. Sementara, wartawan senior dari media nasional lain menyebut doorstop yang Jokowi lakukan bukan hal baru. SBY pun pada awal kepemimpinannya bersedia di-doorstop. 

Jokowi telah menepati satu janjinya beberapa waktu lalu pascaterpilih sebagai presiden RI. Ia bersedia di-doorstop wartawan meski telah resmi menjadi penghuni Istana Negara. Namun, bagaimana dengan janji lainnya soal waktu khusus bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Istana? Kita tunggu saja.  rep: halimatus sa'diyah, muhammad iqbal ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement