Jumat 19 Sep 2014 13:00 WIB

Singapura Siaga Asap

Red:
Singapura yang pada akhir pekan ini akan menggelar ajang balap mobil F1 terlihat di selimuti asap.
Singapura yang pada akhir pekan ini akan menggelar ajang balap mobil F1 terlihat di selimuti asap.

SINGAPURA -- Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) memberikan peringatan kepada warga negaranya menyangkut kabut asap dari wilayah Indonesia. NEA mengimbau warga setempat mengurangi aktivitas di luar ruang karena tingkat populasi udara mencapai  kategori tidak sehat, Kamis (19/8).   

Berdasarkan data Indeks Pencemaran Udara (PSI), tingkat pencemaran di Singapura pada kemarin sore sudah berada di atas level 100. Udara dalam level itu dinilai sudah tidak baik untuk kesehatan.  

Menurut NEA pencemaran disebabkan oleh kabut asap dari Indonesia yang terbawa oleh angin. Ini bukan pertama kalinya NEA memberikan peringatan. Pada awal pekan ini, badan itu juga memberikan imbauan yang sama setelah meningkatnya level pencemaran.

Tingkat polusi ini memang masih jauh lebih rendah dibandingkan pada Juni tahun lalu yang mencapai rekor hingga 401 atau kategori berbahaya.  Di daerah Samarahan dan Kuching, Malaysia, tingkat pencemaran udara mencapai level di atas 100 pada Rabu Sore. Namun, pada Kamis tingkat pencemaran sudah berkurang.

Menurut Juru Bicara Badan Meteorologi Malaysia Dr Hisham Mohn Anip, angin dari Laut Cina Selatan akan membawa lebih banyak kelembaban di udara. Ini akan mengakibatkan turunnya hujan lebih banyak.  "Kita akan lebih perlahan asap akan menghilang," ujarnya seperti dikutip asianone, Kamis (18/9).  Di Serawak, Malaysia, Kementerian Lingkungan setempat mendeteksi lima titik api. 

 

Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia sebelumnya juga mengungkapkan perihal asap yang masuk ke kedua negara tetangga Indonesia itu. Sebaran asap meluas ke negara tetangga karena terpengaruh oleh Siklon Kalmaegi. Akibat kebakaran hutan pada 12-15 September  di Sumatra Selatan dan Riau  asap menjangkau hingga Singapura  dan Malaysia.

Analis cuaca pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sanya Gautami menyatakan, asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatra masih berpeluang sampai ke negeri tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. "Arah angin masih dari selatan menuju utara dan pesisir timur yang artinya mengarah ke Malaysia dan Singapura," katanya Kamis, (18/9). 

Sampai saat ini, kata Sanya, kecepatan angin rata-rata lima hingga 50 knot atau 10 sampai 50 kilometer per jam dan itu sampai pada lapisan atas. Riau, kata dia, sulit terjadi hujan karena udara terhalang asap.  Polusi udara di Provinsi Riau sudah masuk dalam kategori yang memprihatinkan, jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah terdampak di Singapura atau Malaysia.

 

Badan Lingkungan Hidup setempat mencatat wilayah Kandis merupakan yang terburuk yakni mencapai level 473 atau kategori berbahaya. Sementara Pekanbaru berada pada peringat keempat dengan tingkat indeks pencemaran udara mencapai 197 atau masuk kategori tak sehat.

Kepolisian setempat telah mengimbau warga  mengurangi kecepatan saat berkendara untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang maksimum (visibilitas) terbatas akibat kebakaran hutan. Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatra Barat, telah menyiapkan sebanyak 130 ribu masker untuk dibagikan kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Sementara itu, penerbangan Garuda rute Medan-Pinangsori (Sibolga) pada Kamis (18/9) terpaksa dibatalkan akibat gangguan asap.  Vice President Corporate Communication Garuda Pujobroto menjelaskan, terbatasnya jarak pandang dikhawatirkan mengganggu keamanan penerbangan. "Hari ini rute Medan-Pinangsori dibatalkan," kata Pujo lewat pesan singkatnya kepada Republika, Kamis (18/9).

Penerbangan menuju Pekanbaru dan Jambi juga masih mengalami penundaan akibat asap. Untuk penerbangan menuju Palangkaraya pada Kamis (18/9) telah normal kembali.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya terus memproses dan menangani pelaku-pelaku yang melakukan tindakan pembakaran hutan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sumatra dan Kalimantan

Direktur Penanggulangan Kebakaran Hutan Kemenhut Raffles B. Panjaitan mengungkapkan, sampai Rabu (17/9) tercatat di Kalteng 56 titik api, Kalimantan Timur 52, Kalimantan Selatan 17, Kalimantan Barat 6, Kalimantan Utara 2, Sumatera Selatan 12, Jambi 3, dan Riau 6. "Pada Kamis pukul 14.00 waktu setempat, Kalimantan Tengah hujan. Semoga titik api dapat berkurang," rep:c88/c91/meilani fauziah/antara ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement