Jumat 29 Aug 2014 14:00 WIB

Ledakan Pipa BBM yang Berujung Maut

Red:

Samsudin (55 tahun) dan kedua anaknya, Ismail (8) dan Jaka (7), harus menanggung akibat fatal 'tradisi' pencurian solar dari pipa distribusi bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina di Subang, Jawa Barat. Ayah dan kedua anak warga Kampung Batanggede, RT 01 RW 03, Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari, Subang, ini tewas akibat pipa solar Pertamina terbakar dan meledak, Kamis (28/8), sekitar pukul 05.30 WIB.

Api yang menyembur hebat dari pipa Pertamina langsung menghanguskan beberapa rumah warga sekitar. Selain Samsudin dan kedua anaknya, api ledakan pipa penyalur solar itu juga ‘menjilat’ tubuh Srianingsih (50), Asim, Rudin (15), dan Arul (9). Srianingsih dan Asim kini masih kritis. Sedangkan, Rudin dan Arul mengalami luka bakar cukup parah.

Camat Sukasari, Asmita, mengatakan, pipa Pertamina yang terbakar dan meledak berada dekat dengan rumah makan (RM) Nikki. "Ledakannya cukup dahsyat, bahkan tanaman keras di sepanjang Kali Batanggede juga ikut terbakar habis," kata Asmita kepada Republika, kemarin.

Selain membakar rumah dan tanaman, ledakan pipa solar juga membuat minyak mentah (kondesat) bertebaran ke area di sekitar lokasi ledakan. Minyak mentah itu pun mengalir ke sungai serta area di persawahan. Kebakaran hebat pipa solar itu juga sempat membuat jalur utama pantura macet parah.

Assistant Manager External Relation Marketing Operation Region III PT Pertamina Milla Suciyani menerangkan, dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat adanya kebocoran pada pipa akibat upaya illegal tapping. Kebakaran tersebut berhasil dipadamkan tiga jam kemudian.

Berdasarkan hasil pemantauan sementara, kata Milla, ditemukan bekas galian tanah di bawah pipa dan peralatan untuk tapping yang tertinggal di lokasi kejadian. "Dari laporan, ditemukan bekas galian tanah tepat di bawah pipa yang bocor dan juga peralatan untuk melubangi pipa (tapping)," ujar Milla.

Berdasarkan bukti sementara itu, kata Milla, patut diduga adanya upaya pihak yang tidak bertanggung untuk melakukan pencurian BBM jenis solar yang sedang dialirkan pada jalur tersebut. Saat ini, Pertamina masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut oleh kepolisian.

Milla mengatakan, PT Pertamina kini fokus menangani korban ledakan dan melakukan pendataan terhadap dampak yang dialami masyarakat. Pada saat yang sama, Pertamina terus mengupayakan perbaikan sehingga dapat beroperasi kembali untuk menyalurkan BBM jenis solar dari kilang Balongan ke Jakarta. Perbaikan tersebut diperkirakan memakan waktu maksimal dua hari.

"Pertamina sangat prihatin dan mengutuk dengan keras ulah pihak yang sangat tidak bertanggung jawab sehingga telah menyebabkan adanya korban jiwa di masyarakat," katanya.

Menurut Milla, Pertamina akan membantu biaya pengobatan seluruh korban. Adapun untuk pasokan BBM solar ke wilayah DKI Jakarta, Pertamina mengandalkan jalur pipa kedua yang masih dalam kondisi bagus. Pertamina juga telah menyiapkan langkah alternatif, di antaranya pengangkutan solar dengan menggunakan tanker untuk memasok solar dari Balongan menuju Terminal BBM di Plumpang, Jakarta.

Milla memastikan, stok solar di depot Plumpang tidak akan terganggu lantaran peristiwa tersebut. Stok dari Balongan cukup untuk 10 hari ke depan. Pertamina selanjutnya akan fokus menghitung kerugian akibat ledakan, termasuk jumlah solar yang bocor.

 

Pipa solar dengan diameter 16 inci dan kecepatan alir 425 kiloliter per jam di Dusun Mandala, Desa Mandala Wangi, bocor dan meledak pada Kamis (28/8) pagi. Solar yang bocor mengalir melalui saluran irigasi sehingga menyebabkan kebakaran di rumah penduduk yang berjarak sekitar empat kilometer dari lokasi pipa yang bocor.

Hingga kemarin petang, aparat kepolisian masih menyelidiki penyebab meledaknya pipa milik Pertamina di Kampung Batanggede tersebut. "(Penyebab) belum diketahui, sedang diselidiki," ujar Kapolres Subang AKBP Chiko Ardwiatto.

Menurut Chiko, kepolisian telah melakukan evakuasi terhadap warga yang menjadi korban ledakan untuk mendapat perawatan. Polisi juga melarang warga mendekati lokasi kebakaran.   rep:arie lukihardianti/dwi murdaningsih/aldian wahyu ramadhan/joko suceno ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement