Selasa 12 Aug 2014 16:30 WIB

Gencatan Senjata Kesempatan Terakhir

Red:

JALUR GAZA -- Militer Israel dan Hamas, faksi Palestina di Jalur Gaza, mencapai kesepakatan terbaru dengan memberlakukan gencatan senjata selama 72 jam atau tiga hari ke depan. Kesepakatan terjadi di Kairo, Mesir, Ahad (11/8).

Seorang pejabat Israel menyatakan, kesepakatan gencatan senjata baru dengan Palestina menyusul mediasi yang dilakukan Pemerintah Mesir. Gencatan senjata mulai berlaku Senin (11/8) dini hari.

Kesepakatan gencatan senjata selama 72 jam sebelumnya antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pernah terjadi sejak Rabu (6/8) hingga Jumat. Namun, pembicaraan lanjutan selepas masa gencatan senjata usai di Kairo pada Jumat (8/8) pagi gagal menemui kesepakatan.

Israel pun kembali menggempur Gaza. Sebaliknya, Hamas juga meluncurkan roket-roketnya ke wilayah Israel. Korban pun terus berjatuhan. Sejak invasi Israel ke Jalur Gaza pada 8 Juli hingga 10 Agustus sore, sedikitnya 1.939 warga Gaza tewas. Sebanyak 73 persen di antaranya merupakan warga sipil yang didominasi anak-anak, perempuan, dan orang tua. Adapun korban di pihak Israel mencapai 67 tewas, dengan 64 di antaranya serdadu dan tiga warga sipil.

Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, selama gencatan senjata berlaku, pembicaraan gencatan senjata di Kairo terus diarahkan pada kesepakatan permanen. Selaku mediator, Mesir telah menerima ‘konsensus simultan' dari Israel dan Palestina. Zuhri menyatakan, perundingan baru akan menjadi kesempatan terakhir untuk mencapai kesepakatan permanen.

Gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza mendapatkan pujian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak kedua pihak untuk menghindari langkah-langkah yang akan mengarah pada kembalinya kekerasan.

Ban berharap besar gencatan senjata terbaru bisa tahan lama untuk kepentingan semua warga sipil. "Dan, sebagai titik awal untuk mengatasi serta mendasari keluhan-keluhan di kedua pihak," kata Ban.

Cabut blokade

Di Doha, Qatar, pemimpin politik Hamas Khalid Meshaal mengatakan, gencatan senjata harus berujung pada pencabutan blokade Israel di Jalur Gaza. Menurut Meshaal, kesepakatan gencatan senjata terbaru itu merupakan taktik untuk memastikan negosiasi berjalan lancar.

Dalam masa gencatan senjata juga digunakan untuk memfasilitasi mengalirnya bantuan kemanusiaan ke Gaza. "Tujuan utamanya memastikan keinginan rakyat Palestina terpenuhi dan Jalur Gaza tetap eksis tanpa blokade," ujar Meshaal.

Pencabutan blokade Israel atas Jalur Gaza secara permanen merupakan syarat mutlak bila Israel ingin mengakhiri konflik dengan Palestina. Tanpa pencabutan blokade, Hamas bersama faksi Palestina yang lain siap menghadapi segala kemungkinan.

rep:dessy suciaty saputri/ani nursalikah/c66/ap/reuters ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement