Kamis 24 Jul 2014 12:00 WIB

Jembatan Comal Ambles? Lewat Jalur Selatan Saja

Red:

GARUT -- Amblesnya jembatan Kali Comal di Pemalang, Jawa Tengah, mengakibatkan banyak pemudik mengalihkan rute perjalanan mereka melewati jalur selatan. Berdasarkan pantauan Republika, pada Selasa (22/7) sore, tepatnya jalan di wilayah Nagreg dan Lingkar Gentong, mulai dipadati kendaraan pemudik khususnya kendaraan roda dua. Iring-iringan pemudik datang dari arah Cileunyi, Kabupaten Bandung, menuju Garut dan Tasikmalaya.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Meski demikian, arus mudik di Jalur Nagreg masih terpantau normal. Jalur tersebut masih didominasi oleh truk-truk ekspedisi serta bus-bus dari arah Jawa Tengah, pada Selasa (22/7) siang. Menurut Kasat Lantas Polres Bandung AKP Eko Munarianto, puncak arus mudik di jalur selatan sendiri akan terjadi pada H-3 Lebaran. "Bisa juga H-2 setelah cuti bersama puncak arus mudik Lebaran 2014 terjadi, yaitu melalui Kabupaten Bandung arah Garut melintas Nagreg," kata Eko, kepada Republika, Selasa (22/7).

Salah satu petugas di Pos Nagreg Aiptu Didin menerangkan, kebanyakan pemudik bermotor pelat B (Jakarta) yang rombongannya kemudian terpecah terbagi menjadi dua di pos polisi Cagak. Sebagian turun ke bawah mengarah ke Tasikmalaya, Ciamis melintasi Jalur Lingkar Gentong. Sisanya naik ke arah Kabupaten Garut, dengan menggunakan Jalur Nagreg.

Perbaikan jalur Gentong yang menghubungkan Bandung-Tasikmalaya, Jawa Barat, sudah rampung. Kontur jalan di rute yang kerap dilanda kemacetan ketika masa mudik Lebaran itu kini tampak mulus. Pantauan Republika, di titik yang pada April lalu ambles hingga mengalami perbaikan berbulan-bulan pun telah selesai diperbaiki. Lubang-lubang jalanan juga tampak telah ditambali dengan penghalusan aspal di sejumlah titik.

Petugas Dinas Perhubungan Tasikmalaya Dadang Suganda mengatakan, jalur Bandung-Tasik memang sudah siap menyambut pemudik. Dia berujar, dua pekan lalu Menteri Perhubungan  dan Kapolda Jawa Barat telah memastikan bahwa jalur Bandung-Tasik siap dilintasi pemudik. "Sudah dipastikan, semua siap, aspal mulus karena memang sengaja disiapkan untuk mudik tahun ini," ujar Dadang di Jembatan Timbang, Gentong, Tasikmalaya, belum lama ini.

Dadang berujar, titik kemacetan utama di jalur Bandung-Tasik ada di Limbangan, Malangbong, dan Gentong. Penyebab utama dari kemacetan di sejumlah titik tersebut menurutnya cukup klasik. Yaitu, kepadatan lalu lintas akibat aktivitas pasar yang berdiri di sisi-sisi jalan utama.

Di Limbangan, Pasar Lewo dan Malangbong, Pasar Malangbong menjadi penyebab kemacetan. Melambannya kendaraan, riuhnya para pejalan kaki pengunjung pasar, dan banyaknya andong yang menunggu penumpang menjadi biang kemacetan di dua daerah tersebut.

Adapun untuk jalur Nagreg, Polres Kabupaten Bandung, sejak Senin (21/7) mulai memberlakukan kebijakan satu arah untuk mencegah kemacetan parah. Jalur menurun berliku dan curam itu hanya boleh dilintasi arus kendaraan yang menuju Garut, Tasikmalaya, dan Jawa Tengah. Sedangkan kendaraan dari arah sebaliknya, harus memutar lewat jalur lingkar Nagreg.

Kasat Lantas Polres Bandung AKP Eko Munarianto menyatakan, kebiajakan satu arah di Nagreg diberlakukan pada musim mudik sejak tiga tahun terkahir. Terkait rekayasa arus ini, dinas terkait sudah memasang beberapa rambu imbauan.

Rambu-rambu tersebut menginstruksikan agar kendaraan yang menuju Garut, Tasikmalaya, agar menggunakan Jalur Nagreg Lama. Sedangkan dari arah sebaliknya diimbau lewat jalur lingkar Nagreg. Rambu-rambu itu terpasang di beberapa titik sebelum memasuki area rekayasa arus.

Jalur lingkar Nagreg yang sudah beroperasi sejak 2011 terus mengalami penyempurnaan. Belum lama ini, salah satu petugas dinas pekerjaan umum (PU) setempat, Kusnadi mengatakan, di jalur tersebut masih ada satu masalah yang kini terus fokus diselesaikan, yakni adanya satu titik longsor di Nagreg. "Lihat kan tadi ya ada sedikit longsor di awal jalur sebelah kiri, itu sedang kita benahi," ujar Kusnadi.

Selain persoalan tersebut, jalur ini sudah siap untuk dilalui ribuan kendaraan. Demikian pula dengan terowongan lingkar Nagreg yang sempat jadi sorotan karena didirikan di tengah-tengah dinding tanah yang curam. Terowongan sepajang 500 meter itu telah diperkuat fondasi beton dan 40 lampu penerangan berdaya kuat untuk menjamin kenyamanan pengendara.

Kanit Lantas Polsek Nagreg Iptu Besep Tata mengimbau para pemudik untuk tenang karena pengamanan rute nasional sepanjang 13 kilometer ini akan diperkuat oleh satuan lain. Brimob dari Polda Jabar, satuan Polantas dari Mabes Polri, serta sejumlah brigadir polisi dari beberapa polsek akan membantu mengamankan Nagreg. "Semua sudah siap, kami akan pandu pemudik, dari kelancaran lalu lintas hingga rasa aman di perjalanan. Total 98 pasukan ditambah 50 personel bantuan," ujar Besep.

Lewat Cipularang

Bagi para pemudik asal Jakarta yang hendak mengakses jalur selatan untuk menuju Purwakarta, Bandung, Garut, Tasikmalaya tentunya telah umum dengan jalan tol Cipularang. Jalur yang pintu masuknya berada di gerbang tol Cikampek ini juga kerap dilalui oleh para pemudik dengan tujuan Jawa Tengah (Jateng) via jalur selatan.

Berdasarkan pantauan Republika, perjalanan 160 kilometer via tol mulai Jakarta hingga ke gerbang paling akhir menuju selatan, Cileunyi, tak lagi ditemui adanya perbaikan jalan. Kontur jalan yang mulus membuat laju kendaraan nyaris tanpa kendala berarti. Ketika malam tiba, petunjuk, marka jalan, plang, penerangan jalan hingga 'mata kucing' yang dipasang di pembatas jalan pun menunjukkan fungsinya dengan baik.

Bagi pemudik arah selatan yang berencana untuk pertama kalinya menggunakan tol menuju Bandung dan kota lainnya di Jawa Barat (Jabar), dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. Pemudik yang berdomisili di Jakarta Pusat dan Timur, sebagai langkah pertama sebaiknya pergilah ke Simpang Cawang. Dari sana paculah kendaraan untuk terus lurus hingga masuk ke tol Jakarta-Cikampek. Tak hanya dari Cawang, tentunya seluruh tol dalam kota di Jakarta memiliki akses untuk masuk ke tol Jakarta-Cikampek.

Setelah memasuki tol Cikampek, pacu kendaraan dengan terus lurus hingga melewati gerbang tol Cikarang Utama. Memasuki tol Cikarang Utama, kendaraan akan melintasi daerah Karawang Timur, ketika mendekati KM 67 arahkanlah kendaraan untuk melaju di lajur kiri. Di titik KM 67 tersebut, plang akan menunjukkan arah Bandung via Purbalenyi, berbeloklah ke kiri.

Setelah memasuki jalur tol ini, bagi pemudik yang hendak menuju Purwakarta, Sadang, Subang dapat keluar di pintu tol Sadang. Lokasi gerbang tersebut dapat ditemui setelah berbelok ke kiri di KM 76. Lalu bagi pemudik yang hendak menuju Jatiluhur, Ciganea, juga Purwakarta, dapat berbelok di KM 84 untuk masuk ke gerbang tol Jatiluhur.

Bagi pemudik yang hendak menuju Padalarang, Cikalongwetan dan Cianjur, keluarlah di pintu tol Padalarang yang lokasinya akan tampak setelah berbelok ke kiri di KM 121. Setelah melewati Padalarang, bagi pemudik tujuan Bandung, ada lima pintu keluar tol yang dapat digunakan. Yaitu, keluar via Cimahi/Pasteur di KM 127, Pasirkoja di KM 132, Kopo di KM 135, M Toha di KM 137, dan Buah Batu di KM 140.

Sedangkan bagi pemudik yang hendak menuju Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, atau Banjar dapat keluar di gerbang tol paling akhir yakni Cileunyi. Untuk tarif, sejak mulai mengakses tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Utama-Cipularang, hingga ke gerbang akhir di Cileunyi tarifnya Rp 55 ribu.

Menempuh jalur ratusan kilometer di sepanjang rute tol tentu melelahkan. Jangan khawatir, jalur tol dari Jakarta hingga Cileunyi menyediakan sejumlah rest area yang dapat dijadikan tempat melepas lelah. Dari pantauan Repubika, ada lima lokasi peristirahatan yang dapat dijadikan tempat singgah para pemudik ketika lelah menempuh panjangnya rute tol dari Jakarta ke Cileunyi. Bandung.

Dari arah Jakarta yang pertama berada KM 19 di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di daerah Tambun, Bekasi. Kemudian rest area KM 39.  Jalur Jakarta-Cikampek juga memiliki rest area lainnya 20 kilometer kemudian.

Di kilometer KM 57 bisa dikatakan rest area terbesar dan terlengkap yang ada di sepanjang ruas tol. Pom bensin, tempat makan, swalayan, hingga Masjid Jami berdiri megah di sini. Berikutnya adalah rest area KM 72 yang punya kelebihan pemudik tak perlu pusing berputar mencari tempat untuk memarkirkan kendaraan.

Terakhir, rest area KM 88 yang  berdiri tak jauh dari tempat perisitirahatan sebelumnya. Kelebihan di rest area ini, pemudik dapat menikmati akses internet gratis selama berada di areal rest area. Selain tentunya, rest area ini dilengkapi fasilitas umumnya untuk menunjang ketenangan beristirahat. n c61 ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement