Kamis 17 Jul 2014 13:00 WIB

Gaza Krisis Layanan Medis

Red:
Agresi Israel di Gaza
Agresi Israel di Gaza

GAZA CITY -- Warga Jalur Gaza, Palestina, kini mengalami krisis layanan medis setelah dibombardir militer Israel selama sembilan hari terakhir. Badan PBB untuk pengungsi Palestina (United Nation Relief and Work Agency/UNRWA) pun memproklamasikan status darurat medis di seluruh lima wilayah yang ada di Jalur Gaza.

"Prioritas penanganan yang didahulukan saat ini adalah menyediakan asistensi kepada para pengungsi di lokasi penampungan. Kini dibutuhkan bantuan yang terus-menerus yang diperkirakan akan meningkat seiring operasi militer Israel di Gaza yang tidak berhenti," tulis UNRWA dalam pernyataan resminya, Rabu (16/7).

Pejabat UNRWA di Gaza Robert Turner melaporkan, hampir 18 ribu wanita, laki-laki, dan anak-anak Gaza kini menghabiskan waktunya di 21 lokasi penampungan darurat yang dibangun UNRWA. Sedikitnya 10.800 orang menghuni 16 sekolah milik UNRWA di Gaza City dan sekitar tujuh ribu orang lainnya berada di lima penampungan UNRWA di sebelah utara Gaza.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/ Tahta Aidilla

Relawan Gaza

UNRWA memperkirakan jumlah pengungsi bakal bertambah menyusul peringatan yang dikeluarkan militer Israel (Israel Defense Force/IDF) agar semua warga sipil di wilayah utara Gaza City meninggalkan rumah-rumah mereka. Dengan kondisi tersebut, warga Gaza terpaksa mengandalkan makanan, minuman, dan obat-obatan yang disediakan UNRWA.

Lembaga tersebut juga melaporkan, fasilitas kesehatan publik di Gaza City dalam kondisi kolaps. Fungsi sejumlah pusat kesehatan di wilayah Gaza City dan perbatasan mengalami gangguan akibat meningkatnya serangan Israel. "Dalam sehari terakhir, terdapat 13 kasus penyakit virus meningitis di tiga penampungan di wilayah utara Gaza," kata Turner.

Tidak hanya obat-obatan, warga Gaza masih kekurangan tenaga medis. Fasilitas rumah sakit maupun perawatan yang tersedia di Gaza juga dikatakan masih belum memadai untuk menampung warga yang terluka. "Saat ini, obat-obatan dan tenaga medis masih dibutuhkan untuk menangani korban terluka yang terus bertambah," ujar Muqorrobin kepada Republika, Rabu (16/7).

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza Ashraf al-Qidra menyatakan, sejak militer Israel membombardir Jalur Gaza Selasa (8/7), sudah 209 warga Gaza tewas dan 1.380 orang lainnya luka-luka. Pada Rabu (16/7) malam, serangan roket Israel menghantam sejumlah rumah tokoh senior Hamas.

Di antara tokoh yang menjadi target dalam serangan itu adalah mantan menteri dalam negeri Fathi Hamad dan pemimpin senior Hamas Mahmud al-Zahar. Setidaknya delapan warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan itu. Zahar disebutkan tengah bersembunyi saat serangan tersebut dilancarkan.

Israel memang meningkatkan serangan udaranya setelah gencatan senjata yang diprakarsai Mesir gagal dicapai. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, dengan kondisi itu Israel akan terus menyerang Gaza.

Seorang pejabat Israel seperti dilansir dari The Guardian mengatakan, kabinet keamanan Israel bertemu pada Rabu (16/7) pagi membahas operasi darat. Setelah itu, militer Israel pun menabur selebaran dan peringatan melalui SMS dan telepon agar puluhan ribu warga di Gaza di Zeitoun dan Shujai'iya segera mengevakuasi dan menyelamatkan diri.

Para pasien rehabilitasi di sebuah rumah sakit termasuk dalam daftar warga yang diminta mengungsi. rep:hannan putra/c64/c66 ed: eh ismail

***

Invasi Israel

Israel sudah membombardir Jalur Gaza, Palestina, selama sembilan hari. Operasi militer terbesar setelah serangan Israel pada 2008 dan 2012 ini sudah merenggut 200 jiwa warga Gaza.

12 Juni 2014

Tiga remaja Israel dinyatakan hilang karena diculik.

30 Juni 2014

Mayat tiga remaja Israel ditemukan di Tepi Barat. Kabinet Perdana Menteri Israel langsung menggelar rapat dan menuding Hamas berada di balik penculikan dan pembunuhan tiga remaja tersebut. Namun, Hamas membantah.

2 Juli 2014

Seorang pemuda Palestina diculik dari rumahnya di sebelah timur Tepi Barat. Sang  pemuda kemudian ditemukan di hutan dalam kondisi tewas karena dibakar hidup-hidup. Tak lama, tiga tersangka pembunuh pemuda Palestina ditangkap. Tersangka mengaku membunuh pemuda Palestina tersebut karena dendam atas tewasnya tiga pemuda Israel.

2-6 Juli 2014

Serangan roket Hamas ke wilayah Israel dan bom-bom pesawat Israel ke Gaza silih berganti terjadi.

7 Juli 2014

Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan roket yang merupakan pertama kalinya sejak 20 bulan terakhir.

8 Juli 2014

Israel melancarkan aksi militer bertajuk "Operation Protective Edge" dengan alasan ingin menyetop serangan roket Hamas.

16 Juli 2014

"Operation Protective Edge" telah menewaskan sekurangnya 200 warga Gaza. Hampir 1.500 penduduk Gaza terluka. Serangan roket Hamas mengakibatkan satu warga Israel tewas. Korban luka di pihak Israel dilaporkan ada enam orang.

Sumber: Pusat Data Republika

Pengolah: EH Ismail

***

Persenjataan

Israel

-    Pesawat tempur F-16

-    Helikopter tempur Apache

-    Drone atau pesawat tanpa awak

-    Sistem pertahanan udara Iron Dome. Sistem ini mampu melacak roket yang diarahkan ke Israel kemudian melancarkan misil yang berfungsi sebagai tameng roket-roket Hamas.

-    Sekurangnya 1.000 ton bahan peledak sudah dijatuhkan ke Gaza.

Hamas

-    Pelontar roket buatan dengan tekonologi era Uni Sovyet.

-    Mortir tangan (artileri roket)

-    Roket berdaya jelajah pendek (mortir, Grad, dan roket Qassam) dengan jangkauan antara 17 kilometer sampai 48 kilometer.

-    Roket berdaya jelajah jauh (misil Fajr-5, M75) dengan jangkauan sampai 75 kilometer.

-    Misil berdaya jelajah sangat jauh (Khaibar-1, M-302) dengan jangkauan maksimal 160 kilometer. Misil buatan Suriah ini baru pertama kali digunakan Hamas selama berkonflik dengan Israel.

-    Sudah sekitar seribu roket diluncurkan Hamas ke wilayah Israel.

Sumber: BBC

Pengolah: EH Ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement