Selasa 15 Jul 2014 13:00 WIB

Pengungsi Gaza Perlu Perlindungan

Red:
Bocah perempuan berusia empat tahun,Shayma Al-Masri,di rawat di rumah sakit akibat serangan rudal Israel di Gaza, Senin (14/7).
Bocah perempuan berusia empat tahun,Shayma Al-Masri,di rawat di rumah sakit akibat serangan rudal Israel di Gaza, Senin (14/7).

GAZA --- Sebanyak 17 ribu warga mengungsi meninggalkan rumah mereka sejak militer Israel menggempur wilayah Jalur Gaza, Palestina. Israel belum menghentikan operasi militer bertajuk "Operation Protective Edge" yang sudah dilancarkan sejak Selasa (8/7) menjelang subuh.

Pejabat badan PBB untuk pengungsi Palestina (United Nation Relief and Work Agency/UNRWA) Robert Turner menyatakan, 17 ribu warga Gaza kini menghuni fasilitas PBB yang berada di Gaza City. "Fasilitas mampu menampung lebih dari 50 ribu pengungsi saat serangan darat Israel terjadi," kata Robert seperti dilansir Maan News, Senin (14/7). Selain jumlah pengungsi, PBB juga mengonfirmasi bahwa sebanyak 800 warga Palestina yang memegang dua kewarganegaraan sudah meninggalkan Gaza melalui perbatasan Erez di Israel.

Menurut Robert, para pengungsi umumnya merupakan warga Gaza yang tinggal di sebelah utara Gaza City di Jabaliyah dan Beit Lahiya. Beit Lahiya adalah lokasi militer Israel menebar brosur-brosur peringatan agar warga sipil meninggalkan rumah mereka. Peringatan disebarkan sebelum pasukan tempur udara Israel membombardir wilayah Beit Lahiya dengan rudal-rudal dan bom canggih.

Juru Bicara Militer Israel Letnan Kolonel Peter Lerner mengakui, pasukan Israel sengaja menyebarkan leaflet peringatan agar warga sipil meninggalkan rumah mereka. Kendati sudah ada peringatan dari Israel, seorang warga Gaza, Sawla el Tibi, mengatakan kepada BBC, terlalu berbahaya bagi warga Gaza untuk meninggalkan rumah mereka.

Tidak berhentinya serangan Israel ke Jalur Gaza membuat Presiden Palestina Mahmud Abbas secara resmi meminta perlindungan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Permohonan tersebut disampaikan langsung Mahmud Abbas kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak Israel membatalkan rencana invasi darat lantaran "terlalu banyak" korban tewas dari pihak sipil Palestina. rep:ani mursalikah/dessy suciati saputri/c63/c66 ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement