Jumat 04 Jul 2014 16:00 WIB

Final Dini di Maracana

Red:

RIO DE JANEIRO -- Di tangan Didier Deschamps, Prancis kembali menjadi tim yang disegani. Skuat Les Bleus yang tadinya tidak diunggulkan akibat kegagalan di Piala Dunia 2010, bermain trengginas dalam perjalanannya menuju perempat final Piala Dunia 2014.

Penampilan meyakinkan di fase grup dan babak 16 besar membuat Prancis kini masuk dalam daftar tim favorit juara. Tapi, jalan semakin terjal. Karim Benzema dan kawan-kawan harus meladeni Jerman di Stadion Maracana, Rio De Janeiro, Jumat (4/7) malam WIB. Jerman dan Prancis yang merupakan kandidat kuat juara dari Eropa harus saling 'bunuh' demi meraih tiket semifinal.

Sama dengan Prancis, Jerman sebenarnya juga sukses mengawali perjuangan di Brasil dengan kemenangan meyakinkan. Jerman membantai Portugal 4-0, sementara Prancis menggasak Honduras 3-0. Bedanya, performa Jerman justru cenderung menurun, sedangkan Prancis semakin berapi-api.

Di babak 16 besar, Jerman harus pontang-panting mengalahkan Aljazair lewat kemenangan 2-1 hingga babak perpanjangan waktu. Prancis, walaupun juga harus susah payah, tapi tidak membutuhkan babak perpanjangan waktu untuk mengalahkan Nigeria dengan skor dua gol tanpa balas.

Berkaca pada kemenangan kontra Nigeria, Deschamps sepertinya tidak akan lagi melakukan coba-coba dengan memainkan Benzema di sayap kiri. Saat itu, Deschamps lebih memilih Olivier Giroud sebagai ujung tombak. Sementara di sayap kanan ia memasang Mathieu Valbuena.

Komposisi yang sebenarnya sukses mengantarkan Prancis meraih kemenangan telak 5-2 atas Swiss di fase grup itu ternyata tidak selalu ampuh. Giroud tak berkutik, sementara Benzema juga sering kehilangan bola ketika harus menerobos sisi sayap lawan.

Serangan Prancis baru meningkat setelah Giroud ditarik keluar digantikan winger Antoine Griezmann. Posisi striker tengah akhirnya diisi Benzema. Perubahan ini yang akhirnya membuat Prancis sukses mencetak dua gol pada babak kedua untuk menggenggam tiket perempat final.

Deschamps sama sekali tidak merasa timnya berada dalam posisi favorit melawan Jerman. "Jangan lupa, Jerman selalu masuk semifinal dalam dua kompetisi terakhir (Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012)," ujar Deschamps, dilansir Standard.

Deschamps pun enggan sesumbar meski banyak pihak yang memprediksi Prancis bisa mengulang kesuksesan seperti saat menjuarai Piala Dunia 1998. Mimpi itu, kata Deschamps, pasti ada. "Tapi, target kami sekarang adalah memenangi pertandingan melawan Jerman," tegas dia.

Juru taktik Jerman Joachim Loew menilai, permainan Prancis begitu berkembang di bawah sentuhan Deschamps. Akan tetapi, Loew menegaskan, pasukannya sudah sangat siap melakoni partai klasik ini.

Loew menyadari ada begitu banyak kritik yang datang menyusul penurunan performa Jerman. Namun, pelatih berpenampilan necis tersebut enggan memusingkannya, termasuk soal kritikan terhadap keputusannya memainkan kapten Philip Lahm sebagai gelandang bertahan. "Lahm akan tetap bermain di tengah," tegas Loew, dilansir Goal.

Loew menegaskan, Lahm akan kembali ke posisinya sebagai bek kanan apabila pemain di posisi tersebut memang benar-benar habis. Selama masih ada pemain yang bisa beroperasi di situ, Lahm akan tetap dipasang di tengah. Loew butuh memainkan Lahm sebagai gelandang jangkar untuk memotong bola-bola terobosan pemain lawan. "Apalagi dia punya kemampuan untuk membantu serangan," ujar Loew.

Pertandingan ini dipastikan berjalan menarik karena kedua tim sama-sama bisa bermain dengan komposisi terbaik. Bek Prancis Mamadou Sakhou sudah pulih dari cedera dan siap menjadi penjegal pemain Jerman. Begitu pula dengan bek Jerman Mats Hummels. ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement