Jumat 09 Dec 2016 17:00 WIB

Raksasa, Pentas Anak Melawan Pemimpin Korup

Red:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan komunitas Jendela Ide akan mementaskan teater musikal berjudul "Raksasa". Pementasan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari antikorupsi sedunia yang dirayakan setiap 9 Desember 2016.

Satu hal yang unik, ide cerita teater musikal antikorupsi "Raksasa" merupakan hasil karya kreativitas anak-anak. Teater tersebut akan digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan komunitas seni budaya asal Bandung Jendela Ide.

"Sebenarnya saya itu hanya memfasilitasi gagasan dari anak-anak dan remaja," ujar Sutradara sekaligus pendiri Jendela Ide Marintan Sirait. Marintan mengatakan, ide teater tersebut berawal dari karya lagu yang dibuat oleh anak-anak dalam Festival Antikorupsi 2015 lalu.

Terinspirasi dari karya tersebut, seniman muda Gilang Anom pun mengembangkan lirik itu menjadi cerita utuh. Naskah tersebut berkisah tentang perjuangan sekelompok murid dalam menghidupkan kembali pohon harapan yang hancur akibat kekejaman, kejahatan, dan keserakahan seorang pemimpin. Pemimpin yang keji itu mengubah sebuah tempat menjadi kota mesin yang merusak lingkungan, membuat orang-orang menjadi jahat, serta menimbulkan kemiskinan dan kesengsaraan.

Untuk melawan kejahatannya, dibutuhkan sikap-sikap yang tercermin dalam 10 nilai integritas. Sikap ini kemudian selalu di bawah oleh sekelompok murid itu dan akhirnya bisa menggerakkan orang lain untuk menanamkan sikap serupa.

"Seluruh nilai integritas akan ada dalam enam pembabakan teater," ujar Marintan. Teater yang melibatkan total tim produksi sebanyak 250 orang itu berupaya menjadi alat untuk berpartisipasi dalam penanaman gerakan antikorupsi.

Pohon Harapan

Jendela Ide dalam pementasannya akan memasang pohon artifisial setinggi kurang lebih empat meter di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki sebagai bagian dari pergelaran Pohon tersebut dinamai "Pohon Harapan" dan akan menjadi tempat anak-anak menggantung pesan dan harapannya.

"Jadi, kami ini melanjutkan dan mengelaborasi karya asli anak-anak agar bisa menyosialisasikan nilai-nilai integritas," ujar Produser "Raksasa" Andar Manik.

Pohon Harapan itu akan dipamerkan selama pementasan teater berlangsung, yakni pada 22 hingga 23 Desember 2016. Andar mengatakan, selepas pementasan, pohon itu akan berpindah dan akan lanjut dipamerkan di gedung KPK.

Terkait dengan pementasan teater, Andar mengaku, tim produksi akan memadukan teknologi sehingga bisa menampilkan pertunjukan yang memukau. Ia mengatakan, akan ada pertunjukan video mapping yang menjadi latar belakang pementasan teater tersebut. Meski begitu, menurut Andar, anak-anak tetap berperan besar dalam proses tersebut.

"Video mapping-nya dari orang dewasa tapi gambarnya hasil karya anak. Jadi, tetap ide kreatifnya dari anak-anak," ujar Andar.

Menanam nilai

Menurut Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujanarko, media teater dipilih karena dianggap mampu menjadi alat untuk menanamkan nilai-nilai integritas. "Secara cerdik nilai-nilai integritas diajarkan. Tidak hanya pengetahuan saja, tapi masuk dalam keahlian," ujar dia.

Sujanarko mengatakan, KPK terus berupaya melibatkan masyarakat untuk ikut aktif dalam pencegahan korupsi. Peran yang bisa diambil oleh masyarakat dalam perang korupsi bisa dimulai dengan menanamkan, mengimplementasikan, dan menyebarkan 10 nilai integritas. Nilai-nilai tersebut adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil, dan sabar dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Sujanarko, pementasan teater adalah langkah yang lebih maju dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam gerakan antikorupsi. Ia mengatakan, unsur-unsur mulai dari pemain, orang tua, kru produksi, hingga penonton akan mendapatkan edukasi tentang nilai-nilai integritas.

Teater musikal "Raksasa" akan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada 22 hingga 23 Desember 2016. Teater musikal yang diproduseri budayawan Andar Manik itu akan melibatkan anak-anak dan remaja sebagai pemerannya.      rep: Ahmad Fikri Noer, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement