Kamis 27 Oct 2016 14:00 WIB

Melek Budaya Demi Bersaing di Level Global

Red:

Era globalisasi membuat persaingan sumber daya manusia menjadi semakin ketat. Dunia hampir tidak memiliki sekat-sekat lagi dengan berbagai kebijakan perdagangan bebas. Ke depan, masyarakat muda Indonesia punya tantangan yang lebih besar.

Persaingan tak hanya dengan orang Indonesia, tapi juga dengan masyarakat dari seluruh dunia. Generasi muda pun dituntut untuk mempersiapkan diri dan memiliki daya saing, sehingga tidak kalah dalam kompetisi tersebut.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (YBA), Asmir Agoes, mengatakan, pengiriman pelajar atau profesional muda untuk mencari pengalaman ke luar negeri bisa menjadi solusi. Hal ini supaya pemuda bisa mengenali budaya masyarakat global dan tidak lagi mengalami kekakuan budaya.

Namun, ujar Asmir, mengirimkan pemuda ke luar negeri tanpa bekal apa-apa berisiko tinggi. "Kalau pemuda itu tidak bisa menyerap manfaat dan tidak mampu berinteraksi, upaya itu terlalu kering," katanya.

Menurut Asmir, pemuda perlu mendapatkan bekal sensitivitas budaya. Ia mencontohkan, budaya timur yang relatif memiliki banyak tata krama kerap berbenturan dengan budaya barat yang lebih bebas. Hal ini, menurut dia, perlu dipahami agar pemuda bisa mengambil sikap dan tetap bisa berbaur dengan masyarakat global.

"Jangan sampai dia justru bingung ketika kuliah di luar negeri. Kembali ke Indonesia hanya membawa ilmu kuliahnya, tapi tidak membawa pemikiran dan budayanya yang positif," ujar Asmir.

Berdasarkan laporan the Global Competitiveness Report dari World Economic Forum 2013 hingga 2014, Indonesia berada di peringkat ke-38 dari 148 negara. Bahkan, berdasarkan daya saing dan produktivitas tenaga kerja, posisi Indonesia masih berada di bawah negara tetangga, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Menurut dia, hal ini perlu dicermati, karena pada 2020 hingga 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk berusia produktif akan lebih besar dibandingkan usia tidak produktif. "Peluang bekerja magang di perusahaan internasional, serta pendidikan dan pelatihan di dunia internasional adalah solusi strategis untuk menyiapkan generasi muda yang terampil, cerdas budaya, dan memiliki daya saing global," ujarnya.

YBA yang sebelumnya sudah terkenal lewat program pertukaran pelajar AFS kini meluncurkan Go Global Indonesia untuk menjawab tantangan tersebut. Country General Manager Go Global Indonesia, Fonnyta Amran, mengatakan, misi Go Global adalah menyiapkan kompetensi masyarakat muda agar bisa menjadi penggerak perubahan positif di masyarakat.

Beberapa program pun dipersiapkan untuk bisa mendapatkan kompetensi antarbudaya seperti magang di perusahaan asing serta kerja komunitas dengan menjadi relawan.

"Banyak orang yang masih sering culture shock karena memang ada perbedaan jelas antara budaya Indonesia dan asing. Dengan pembekalan budaya, mereka bisa terbantu untuk bisa berkomunikasi dan bernegosiasi," ujar Fonnyta.

Ia mengaku, generasi muda Indonesia yang mengenyam pendidikan di luar negeri memiliki kesempatan untuk mendapat jejaring pertemanan yang luas. Hal itu, kata dia, sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan juga kompetensinya.

Fonnyta mengatakan, generasi muda saat ini memiliki kecenderungan aktif, tapi sering terbawa arus. Ia berharap, dengan mengenal budaya yang lebih luas generasi muda jadi lebih bijak dalam menyikapi berbagai isu. "Kalau mereka sudah mampu lebih bijaksana, kita harap mereka bisa menyebarkannya dan ikut menjadi penggerak perubahan," ujarnya.

Prestasi akademis perlu diimbangi dengan kepedulian dalam memecahkan masalah. Potensi generasi muda Indonesia dinilai semakin membaik, terutama dalam menghadapi persaingan global. Hal itu disampaikan oleh alumnus AFS yang juga program andalan Yayasan Bina Antarbudaya (YBA), Iman Usman.

Menurut dia, saat ini banyak pemuda visioner yang mampu menyiapkan diri sejak dini. Iman mengatakan, kepedulian dan turut aktif dalam mencari solusi pembangunan adalah karakter penting untuk menciptakan generasi muda unggul. "Hal ini terbukti ada peningkatan. Banyak gerakan pemuda di bidang pendidikan, kesehatan, kreatif, lingkungan, dan banyak hal lain," ujarnya.

Iman mengatakan, program Go Global dari YBA adalah terobosan penting karena menjawab tantangan zaman. "Terobosan ini patut ditunggu sepak terjangnya dalam membentuk karakter pemimpin masa depan Indonesia," ujar Iman.       rep: Ahmad Fikri Noer, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement