Jumat 26 Feb 2016 17:00 WIB

Uniknya Tradisi Tahun Baru Korea

Red:

Kalau etnis Tionghoa merayakan tahun baru lewat tradisi Imlek, Korea punya pula tradisi serupa. Namanya Seollal. Dihadirkan kembali oleh Pusat Kebudayaan Korea (KCC) di Indonesia beberapa waktu lalu, kita diajak untuk menikmati kemeriahan pergantian tahun khas Negeri Ginseng itu.

Misalnya, ada tata cara sebae. Tradisi membungkuk itu dilakukan anak yang berusia lebih muda di hadapan orang tua atau keluarga lain yang lebih tua sebagai cara menyambut Tahun Baru.

Rupanya ada perbedaan antara cara membungkuk laki-laki dan perempuan. Ada juga salam khusus yang dikatakan, yaitu Saehae bok manhi badeuseyo yang artinya semoga mendapat banyak keberuntungan di Tahun Baru.

Saat Seollal, anak-anak di Korea bersuka ria karena mendapatkan sebaetdon alias angpau. Su Jin Jeon (22 tahun), mahasiswi asal Korea Selatan yang tengah magang di KCC, menyebutkan, semakin bertambah usia seseorang, besaran sebaetdon yang didapat dari orang tua, paman, bibi, dan keluarga lain akan semakin banyak. "Bisa sangat banyak, waktu saya masuk kuliah sampai cukup untuk membiayai kuliah," ujar mahasiswi semester tujuh di Hankuk University of Foreign Studies itu.

Nah, saat Seollal, ada menu yang wajib hadir saat Tahun Baru, seperti tteokguk atau sup kue beras. Menu ini disajikan bersama camilan ggul tteok (kue beras isi madu), biskuit yakgwa, dan minuman fermentasi beras tradisional bernama sikhye. Jeon menjelaskan, budaya makan tteokguk adalah budaya yang penting di negaranya.

Soalnya, sekali makan tteokguk berarti bertambah usia satu tahun. Warga Negeri Ginseng menghitung pertambahan usia setiap awal tahun, bukan saat hari lahir.

Uniknya lagi, ternyata bukan hanya manusia hidup yang makan-makan saat Seollal. Warga Negeri Ginseng tak lupa "menyuguhkan makanan" kepada para leluhur saat perayaan Tahun Baru.

Pagi hari saat Seollal, ada upacara peringatan leluhur bernama Charye. Pada upacara yang juga diadakan saat Festival Bulan Musim Panen atau Chuseok, disajikan beragam makanan dan minuman di depan altar yang menyimpan papan nama nenek moyang.

Orang Korea percaya ruh leluhur masih hidup dan melindungi keturunan sehingga mereka menghormati nenek moyang dengan mempersiapkan makanan khusus. Ada kaidah tertentu dalam menata makanan yang "dipersembahkan" kepada para leluhur itu.

 

Aturannya, beras dan sup diletakkan di sebelah utara, buah-buahan dan sayuran di selatan, hidangan daging disajikan di sebelah barat dan tengah. Terakhir, kue beras serta beberapa minuman, seperti makoli dan soju ditempatkan di sebelah timur.

Saat Seollal, warga Korea Selatan juga masih melanggengkan tradisi mengenakan hanbok meski tak lagi wajib dilakukan. Sambil mengenakan pakaian tradisional aneka warna itu, mereka menuliskan harapan-harapan mereka di tahun yang baru pada kertas dan menggantungkannya di pohon bernama Sowon Namu. Seru ya…

c34, ed: Endah Hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement