Selasa 01 Dec 2015 13:00 WIB

Eksis di Instagram

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Eksis di Instagram

Seorang artis kondang pernah berkomentar bahwa untuk menjadi terkenal, saat ini bukan hal yang sulit. Cukup eksis di media sosial, nama dan wajah kita pun bakal tenar dalam waktu sekejap.

Agaknya, komentar si artis ada benarnya. Setidaknya, itu juga yang dialami teman-teman kita para selebritas Instagram atau yang lebih sering disebut "selebgram". Mau tahu seperti apa serunya menjadi kondang dan eksis di media sosial seperti Instagram? Ikuti kisah mereka.

Shirin Al Athrus

Pilih-Pilih Endorse

Gara-gara iseng, Sukainah Shirin Al Athrus sekarang terus tersenyum manis. Maklum, gara-gara keisengannya aktif di Instagram sejak masih duduk di kelas enam SD, saat ini dia justru eksis sebagai selebgram dengan 368 ribu pengikut. "Dulu benar-benar main Instagram saat masih belum terkenal banget di Indonesia," kata Shirin, Rabu (25/11).

Shirin pun melanjutkan kegemarannya eksis di Instagram dengan gaya berhijabnya yang kasual dan asyik hingga saat ini. Bahkan, siswi kelas IX SMP Lazuardi GIS Jakarta itu mengenal desainer Dian Pelangi karena keaktifannya di Instagram.

Shirin mengakui, awalnya ia lebih sering menggunakan akun Instagram untuk mengekspresikan gaya berhijab dan pakaiannya. "Awalnya memang fashion saja iseng, tapi waktu SMP kelas satu aku mulai di-endorse juga," tutur Shirin.

Sejak itulah, Shirin terus aktif mengunggah foto-foto gaya berbusananya. Hasilnya, dia juga makin sering mendapatkan permintaan untuk menjadi model iklan atau memberikan dukungan pada satu produk atau merek tertentu.

Kendati kebanjiran permintaan, perempuan kelahiran 1 September 2001 tersebut tetap memilah-milih produk yang akan di-endorse. Ia selalu mempertimbangkan dahulu produk tersebut, lalu kalau sudah sama-sama sepakat baru ia jalani. "Sebenarnya kalau endorse aku lebih kepada bantu orang, apalagi kalau produknya bagus dan barang lokal," ungkap Shirin.

Pilah-pilih yang dilakukan Shirin bukan tanpa alasan. Karena, sebenarnya ia lebih menginginkan tidak terlalu banyak endorse.

Shirin juga lebih senang dengan produk yang masih identik dengan fashion. "Kalau masih soal fashion kan masih bisa aku pakai juga," tutur Shirin yang lebih suka bermain warna gelap dengan gaya yang simpel. Setiap harinya, Sirin lebih sering memilih gonta-ganti gaya hijab yang tergantung mood-nya.

Shirin mengaku, awalnya ia aktif di Instagram memang untuk semua yang berkaitan dengan gaya berhijab, bukan untuk mencari iklan. "Nanti kalau kebanyakan endorse nggak aku banget," ucap Shirin yang juga duta produk Hijabchic itu.

Karena masih sekolah, Shirin mengaku kesulitan saat awal kebanjiran permintaan endorse. Akibatnya, dia sering kelelahan karena harus menjalani sesi pemotretan setelah pulang sekolah.

Meski begitu, Shirin tetap berusaha profesional. Apalagi, dia selalu mengunggah foto-foto berkualitas di akun Instagram-nya. "Kalau nggak bagus ya harus ulang lagi sampai dapat hasil yang bagus," kata Shirin.

Cara Shirin yang profesional akhirnya membuat dia memiliki penghasilan sendiri meski masih muda. Setiap kali mengunggah foto endorse di akun Instagram, Shirin bisa mendapatkan penghasilan Rp 1 juta. "Kalau merek terkenal tergantung ya bisa Rp 1 juta sampai Rp 3 jutaan," ungkap Shirin.

Kini, setelah sukses menjadi selebgram, Shirin punya trik sendiri dalam menjalaninya. Ia lebih suka apa adanya dan sesuai dengan gayanya sendiri. Apalagi, foto-foto di akun Instagram-nya sebagian besar memang seputar gayanya berhijab.

Dia juga berharap kesibukannya tidak mengganggu kegiatan sekolahnya. "Aku ingin terus memberikan inspirasi berhijab untuk teman-teman yang lain."

N c32 ed: endah hapsari

***

Lulu Elhasbu

Lebih Suka Disebut Buzzer

Hijabers Lulu Elhasbu boleh dibilang masuk dalam jajaran perempuan yang eksis lewat akun Instagram pribadi miliknya. Uniknya, meskipun mampu menyedot pengikut sebanyak 285 ribu orang, Lulu tidak ingin disebut selebgram. "Aku lebih senang disebut buzzer karena aku juga termasuk pilah-pilih produk yang benar-benar aku pakai," ungkap Lulu.

Selain karena turut memakai produk tersebut, ia juga memilih yang berkualitas. Lulu menyadari, dengan penampilannya yang membawa citra Muslimah, dia tidak bisa sesuka hati memberikan dukungan terhadap satu produk atau merek tanpa mengetahui kualitas produk tersebut.

Paling tidak, produk yang ia iklankan melalui akun Instagram-nya bukan semata-mata berbentuk komersial. "Kayaknya juga dosa ya kalau ada pembohongan publik. Makanya kualitas produk yang di-endorse aku harus pakai juga dan cocok," kata Lulu menjelaskan.

Contohnya, ketika belum lama ini dia mengiklankan produk yang berkaitan dengan program kehamilan. Karena perempuan yang memulai kariernya sebagai model dan berlanjut dengan menjadi desainer itu memang melakukan program tersebut dan ia mengetahui kualitas produknya, maka ia menerima tawaran endorse produk tersebut.

Untuk menghindari pembohongan publik, maka Lulu tak hanya mengiklankan melalui Instagram-nya. Perempuan yang juga aktif sebagai fashion blogger ini pun menawarkan untuk memberikan ulasan produk agar bisa dicari lebih lengkap melalui internet. "Apalagi sekarang zaman internet, ya. Apa-apa dicari lewat Google makanya aku juga suka tulis lewat blog juga," kata Lulu.

Meski begitu, ia tak menampik kekuatan media sosial saat ini memang berpengaruh besar. Terlebih lagi, untuk mempermudah orang berjualan dan promosi. Media sosial Instagram, menurutnya memang salah satu yang paling terkenal saat ini dan dipakai orang banyak.

Menjadi seorang buzzer lewat akun Instagram, blog, serta Youtube juga membuat Lulu menuai keuntungan. Setiap kali mengunggah satu produk di akunnya, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp 3 juta. "Beda lagi ya harganya kalau sekaligus ulasan di blog dan video di Youtube bisa di atas Rp 3 juta," ungkap Lulu sambil tertawa, namun enggan membocorkan berapa nominalnya.

Belum lagi, ternyata sukses sebagai buzzer juga mampu mendongkrak bisnis lain yang ia tekuni. Bernama District12, Lulu bersama beberapa desainer lain kompak mengisi butik tersebut dengan busana Muslimah rancangan masing-masing.

Dengan label ELHasbu, Lulu bersanding dengan label lainnya, seperti Novierock, House of Nabila, Kaimma, hingga Kara. "Kalau dulu kan mau usaha punya toko takut, tapi sekarang memang memudahkan aku," tutur Lulu.

Dia pun memastikan akan terus menjalani aktivitasnya sebagai desainer sekaligus fashion blogger. Untuk urusan di District12 ternyata ada yang mau ia rombak dari segi konsepnya. "Aku mau bikin kafe di dalam butik. Jadi, kalau ada istri yang sedang belanja, suaminya bisa nyaman menunggu. Kalau begitu kan istri senang suami senang," ucap Lulu.

Selain itu, dia juga mendirikan agensi Zaura Models yang siap menyelenggarakan beberapa workshop di luar kota. Nantinya, kegiatan tersebut bisa rutin dilakukan hingga bulan puasa tahun depan.

Untuk kamu yang berminat menjadi selebgram dan laris dengan permintaan endorsement, Lulu berbagi kiat. "Setiap foto di Instagram harus berkualitas bagus dengan pilihan warna yang tepat agar menarik promosi. Selain itu, kualitas gambar pun harus bagus. Apalagi, Instagram memang masih menjadi hit karena banyak gambar yang menarik."

N c32 ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement