Kamis 26 Nov 2015 13:00 WIB

Tara Basro Setelah Piala Citra

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Tara Basro Setelah Piala Citra 

Ada keinginan lain setelah penghargaan bergengsi berhasil disabetnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kariernya di dunia hiburan dimulai dengan menjadi finalis Gadis Sampul 2005. Namun, rupanya lika-liku perjalanan hidup membawanya ke arena seni peran. Perempuan bernama asli Andi Mutiara Pertiwi Basro atau lebih dikenal dengan nama Tara Basro itu ternyata tidak hanya kebetulan mendapat peluang untuk berkarier di dunia akting. Dia berhasil membuktikan bahwa dia mampu untuk itu.

Buktinya, sebuah penghargaan bergengsi berupa gelar Pemeran Utama Wanita Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2015 berhasil disabetnya.

"(Terima kasih) juga untuk Putrama Tuta. Dia sutradara di film yang pertama saya bintangi," ujar Tara, usai menerima Piala Citra di gedung Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan, Banten, pada Senin (24/11) malam.

Jika nama Putrama disebut, harap maklum. Berkat pria itulah, wanita kelahiran 11 Juni 1990 ini tampil perdana di layar lebar lewat film Catatan (Harian) Si Boy (2011). Hingga akhirnya, pada tahun ini pula, Tara membintangi film A Copy Of My Mind yang kemudian mengantarnya menjadi Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2015.

Bagi wanita yang sempat menghabiskan hidupnya di Australia selama empat tahun ini, berakting memberinya kesempatan untuk mempelajari banyak hal. Oleh karena itu, Tara pun tak keberatan untuk terlibat dan memberikan totalitas dalam film berbujet rendah seperti film A Copy Of My Mind. Film besutan sutradara Joko Anwar yang hanya menghabiskan dana Rp 250 juta tersebut terbukti membawanya menjadi sosok aktris yang diperhitungkan di Indonesia.

Tara sendiri mengaku banyak tantangan yang ia alami selama menjalani syuting film A Copy Of My Mind. Usaha yang Tara berikan untuk tantangan menghayati perannya dalam A Copy Of My Mind juga tak biasa. 

Film A Copy Of My Mind merupakan sebuah film yang menggambarkan kehidupan keras yang harus dialami oleh pekerja salon, Sari (Tara Basro), dan penerjemah DVD bajakan, Alek (Chicco Jerikho), karena secara tidak sengaja menemukan rekaman bukti korupsi seorang pejabat dalam Pemilu 2014 lalu.

Tara menilai proses produksi film yang memakan waktu sembilan hari itu cukup menegangkan. Karena, ketika melakukan syuting di salah satu lokasi, mereka harus berakting dengan kamera tersembunyi. Selain itu, film ini juga membuat Tara kelelahan sehingga ia sempat tertidur di pinggir trotoar Sarinah. 

"Buat saya sih yang penting bikin hati senang. Kayaknya saya memang jodoh sama dia (Joko Anwar) dari awal. Saya mau terima kasih banyak," kata Tara menambahkan.

Penggemar olahraga angkat beban ini merasa senang karena jerih payahnya dalam A Copy Of My Mind mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari FFI 2015. Penghargaan FFI 2015, lanjut Tara, juga menjadi pendorong baginya untuk terus meningkatkan kualitas beraktingnya demi menyajikan tontonan yang lebih menyenangkan dan memuaskan para penggemar film di Indonesia.

Tara pun tak menyangka jika film yang ia bintangi kemudian mendapatkan tujuh nominasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2015 dan diputar di tiga festival film internasional. "Proses ini cukup sulit. Karena itu, tidak menyangka bisa masuk nominasi dan kemarin sempat jalan-jalan juga ke festival (internasional)," ujar Tara.

Kesuksesan ini tak lantas membuat Tara melupakan jasa orang terdekat yang selalu mendukungnya untuk terus maju dan berprestasi. Berkali-kali Tara menyebutkan bahwa Piala Citra yang berhasil ia peroleh untuk pertama kalinya itu dipersembahkan bagi kedua orang tua yang telah membesarkannya. 

Dan, setelah Piala Citra dalam genggaman, Tara berjanji akan tetap berusaha agar dapat memberikan hasil maksimal bagi orang-orang yang telah mendukungnya selama ini. Tara menganggap penghargaan yang telah ia capai sebagai sebuah tanggung jawab agar ke depannya ia bisa berakting lebih baik lagi. "Berakting baik itu relatif, tapi ke depannya aku pasti akan berusaha (menjadi lebih baik)," kata Tara optimistis.

N c01 ed: endah hapsari

***

Di Atas Panggung

Film Catatan (Harian) Si Boy seakan menjadi gerbang bagi Tara Basro untuk mulai memantapkan jejaknya di industri perfilman Indonesia. Terbukti, sejak berperan sebagai Putri dalam film yang diproduksi empat tahun lalu itu, sosok Tara selalu menghiasi layar lebar setiap tahunnya.

Pada 2012, misalnya, Tara berhasil mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan beraktingnya dalam film Hi5teria dan Rumah dan Musim Hujan. Pada 2013, Tara pun kembali mendapatkan kesempatan untuk membintangi film Make Money bersama Pandji Pragiwaksono, Ray Sahetapy, dan nama-nama besar lain dalam industri perfilman Indonesia.

Kemudian, angin segar semakin mendorong kesuksesan karier akting Tara. Pada 2014, Tara berhasil mengambil bagian dalam tiga judul film yang terhitung popular, seperti The Right One, Pendekar Tongkat Emas, hingga film produksi Indonesia-Jepang, Killers, yang disutradarai oleh The Mo Brothers.

Untuk tahun ini, setidaknya ada lima judul film yang berhasil 'ditaklukkan' oleh kemampuan akting Tara yang natural. Beberapa film tersebut, di antaranya Filosopi Kopi, Another Trip To The Moon, Flutter Echoes and Notes Concerning Nature, 3 Srikandi, dan tentu saja A Copy of My Mind.

Tara pun semakin tertantang untuk mengembangkan kemampuan beraktingnya. Pemeran Mutia dalam sitkom "The East" ini mengaku ingin sekali menjajal kemampuan beraktingnya di atas panggung. Berakting di atas panggung, lanjut Tara, memiliki lebih banyak tantangan yang ingin ia coba taklukkan.

"Aku ingin coba (berakting di atas) panggung. Kalau di panggung kan nggak bisa re-take berulang-ulang, terus juga persiapannya lebih lama dan kayaknya harus lebih matang juga," ungkap Tara. Kita tunggu deh kiprah Tara berikutnya.

N c01 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement