Kamis 22 Oct 2015 13:00 WIB

Goosebumps, Keriuhan Dunia Monster

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Goosebumps, Keriuhan Dunia Monster

Semuanya berawal dari sebuah buku yang tertutup rapat.

Apa jadinya ketika sebuah buku yang selama ini tertutup rapat dan tersimpan rapi tiba-tiba saja dibuka? Bila buku itu berjudul Goosebumps, maka ketika dibuka akan berhamburan segala bentuk monster yang selama ini hanya berkutat dalam imajinasi seseorang menuju dunia nyata.

Semua berawal dari kehadiran seorang remaja, Zach Cooper (Dylan Minnette). Bersama sang ibu, dia pindah ke sebuah kota kecil yang tenang untuk melupakan kenangan pada ayahnya yang baru meninggal.

Saat pindah ke kota tersebut Zach tertarik dengan seorang gadis cantik, Hannah (Odeya Rush), yang mempunyai ayah galak. Ayah Hanna (Jack Black) melarang keras Zach mendekati putrinya. Namun, Zach tidak mengindahkan peringatakan tersebut. Zach penasaran terhadap kehidupan tetangganya itu karena suatu malam Zach mendengar teriakan Hannah. Akhirnya, saat ayah Hannah ke luar rumah, Zach justru masuk untuk memastikan bahwa Hannah baik-baik saja.

Zach masuk bersama temannya yang konyol, Champ (Ryan Lee), dan saat berada di dalam rumah itu mereka menemukan beberapa buku karangan Stine yang semuanya dalam keadaan terkunci.

Mereka berdua penasaran terhadap buku itu dan kemudian membuka kuncinya. Saat itu, tiba-tiba Hannah datang dan memberitahu bahwa buku tersebut tidak seharusnya dibuka karena para monster akan keluar. Sayang, peringatan itu terlambat. Sosok manusia salju sudah telanjur keluar dari buku itu. Monster yang mirip monyet itu kemudian menyerang ketiganya yang lari tunggang-langgang ke luar rumah.

Hannah mengejar monster itu untuk dimasukkan kembali ke dalam buku, Zach dan Champ pun mengikutinya sambil bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Mereka tidak berhasil memasukkan monster itu, nyawa mereka pun terancam oleh manusia salju. Beruntung ayah Hannah datang tepat waktu sehingga berhasil memasukkannya ke dalam buku.

Dalam perjalanan pulang, Zach dan Champ baru menyadari bahwa ayah Hannah yang galak itu ternyata Stine yang juga merupakan pengarang buku itu. Meskipun awalnya Stine menyangkal, kekonyolan para remaja itu membuat Stine mengakuinya. Stine menceritakan tentang kejadian sebenarnya bahwa monster-monster tersebut lahir dari bukunya.

Stine mengaku bahwa saat muda, ia dikucilkan oleh semua orang dan tidak mempunyai teman. Dia pun menciptakan teman sendiri melalui imajinasinya yang dituangkan ke dalam buku tersebut. Rupanya, karakter-karakter ciptaannya itu menjadi nyata hingga buku-buku tersebut terpaksa dikunci.

Saat kembali ke rumah Stine, mereka berempat melihat sebuh buku yang tanpa disengaja masih terbuka. Namun, yang keluar bukanlah monster melainkan boneka yang mempunyai kemampuan menghilang, yaitu Slappy. Boneka tersebut berambisi untuk membuat dirinya bersama monster lainnya untuk tidak kembali ke dalam buku-buku itu. Akhirnya, Slappy membakar semua buku itu setelah seluruh monster berhasil keluar.

Kini mereka harus menemukan cara untuk mengembalikan mereka ke dalam buku itu. Zach kemudian mempunyai ide. Dia meminta Stine untuk menuliskan lagi sebuah buku yang bisa membuat monster itu kembali ke dalam buku. Akhirnya, saat yang lain sibuk mengalihkan serangan para monster, Stine menulis lagi dengan menggunakan mesin ketiknya yang dulu ia gunakan untuk membuat monster-monster itu.

Menyaksikan film ini, mau tak mau ingatan kita akan melayang pada kisah Jumanji (1995). Bedanya, dalam film yang dimainkan dengan sangat mengesankan oleh mendiang Robin Williams itu, keanehan bermula dari sebuah papan permainan, sedangkan Goosebumps memulai semuanya dari sebuah buku. Namun, dengan gaya yang nyaris serupa, Goosebumps menghadirkan keriuhan dunia monster. Hal lain yang menyatukan kedua film itu adalah keduanya sama-sama diadaptasi dari sebuah buku.

Bila Jumanji diadaptasi dari sebuah buku anak berjudul serupa pada 1981, Goosebumps juga hadir lewat karya orisinal milik Stine yang ditulis pada masa 1990-an. Di masa kejayaannya dulu, buku tersebut sempat dibuat dalam bentuk film seri televisi. Bahkan, program ini sempat tayang hingga empat musim. Rencana pembuatan film pun telah digodok sejak 1998 dengan mengajak Tim Burton sebagai sutradara.

Kini, berselang 17 tahun kemudian, rencana itu pun akhirnya terwujud lewat tangan sutradara Rob Letterman. Namun, dunia fantasi yang diwujudkan dalam film ini tampaknya dibuat sesuai seperti karakter dalam buku karya Stine, yaitu buku untuk anak-anak.

Plot yang ditawarkan hingga deretan monster yang dihadirkan terasa pas untuk anak-anak. Film ini pun sarat imajinasi yang ditopang dengan lokasi yang cocok untuk dihuni para monster, yaitu sebuah kota yang tidak jauh dari hutan. Monster-monster tersebut juga disuguhkan secara nyata seperti anjing yang bisa terbang, tanaman pemakan segalanya, belalang raksasa, dan ratusan monster aneh lainnya.

Namun, untuk para penonton dewasa, boleh jadi imajinasi yang ditawarkan dalam film ini tidak terlalu istimewa. Secara teknis, efek yang dihadirkan boleh dibilang mengesankan. Sayangnya, secara alur cerita, film terasa sedikit membosankan. N c39 ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement