Kamis 08 Oct 2015 13:00 WIB

Denny Wirjawan Batik Kudus untuk Anak Muda

Red:

Desainer Denny Wirjawan punya cara sendiri untuk memikat anak muda lewat batik. Caranya, dia mengandalkan kain batik kudus. Untuk anak muda, Denny pun memadukan motif asli dari batik kuno tersebut dalam warna cerah, seperti oranye, fuchsia, hijau, dan kuning.

"Jadi, motif asli dari batik kudus ini sendiri saya angkat dan saya perhatikan ciri geometrisnya dan dibuat dalam bentuk digital print. Lalu dikombinasikan antara kain batik aslinya dan kain yang sudah di-print sehingga ada kesan edgy dan modern dalam koleksi busana ini," kata Denny dalam peluncuran koleksi batik kudus Pasar Malam di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain itu, ada pula kombinasi dari motif digital print yang coraknya juga berasal unsur motif batik kudus itu sendiri. Seperti motif ranting dan beras kecer (beras tumpah) yang menurut Denny diangkat dari macam-macam corak batik asli itu sendiri.

Sebagai pelaku di industri mode, Denny memilih ikut berperan untuk melestarikan kekayaan asli negeri sendiri. Karena itu, ia memilih batik untuk membuat baju-baju yang elegan dan sesuai digunakan oleh banyak orang, khususnya anak muda. "Kombinasi batik asli dan kain yang di-print dengan motif khusus membuat tampilan dari baju desain saya ini lebih trendi," kata Denny menjelaskan. 

Pria kelahiran Jakarta, 9 Desember 1967 ini mengakui kecintaannya terhadap Tanah Air membuat ia tertarik merancang koleksi desain dengan menggunakan batik dan kain tradisional asli Indonesia lainnya. Bagi Denny, seorang desainer wajib terus melestarikan kekayaan budaya negeri ini.

"Saya sudah mengenal kain batik cukup lama, bahkan sebelum menjadi desainer pada 1990-an. Tentu saya sangat tertarik dengan kain tradisional Tanah Air ini. Dan, sejak berbisnis di bidang fashion pun, saya ingin bisa membuat busana bernuansa etnik ini," ujar Denny.

Denny mengaku tak mudah pada awalnya menekuni bisnis fashion untuk batik dan kain tradisional lainnya. Selain pesaing di bidang yang sama begitu banyak, apresiasi dari masyarakat terhadap karya-karyanya tak selalu sesuai dengan harapan. "Meski pernah mengalami yang namanya produk batik nggak laku, saya tetap merasa punya tanggung jawab untuk membuat sesuatu yang lebih baik lagi. Jadi, saya akan tingkatkan kualitas karya saya dan membuat orang yang mengenakannya bangga," ungkap Denny.

N puti almas ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement