Rabu 05 Aug 2015 18:00 WIB

money savvy- Pengelolaan Keuangan Selepas Lebaran

Red:

Meningkatnya kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran membuat pengeluaran kita sering kali membengkak tanpa disadari. Terlebih, harga sandang dan pangan dengan sendirinya ikut menanjak. Kita dituntut untuk cermat mengelola keuanga karena momen Lebaran yang berbarengan dengan liburan sekolah sangat rawan bagi kesehatan finansial.

Ada baiknya, setiap tahun kita membuat rincian keuangan tahunan, di dalamnya termasuk rencana keuangan saat Ramadhan. Selain membuat rincian keuangan tahunan, kita juga bisa mengulas kembali dalam perencanaan keuangan bulanan. Membuat perencanaan keuangan bulanan sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum Lebaran.

Bila perlu, rencana tersebut disusun secara detail menjelang Ramadhan. Perencanaan seperti ini penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pemasukan dan pengeluaran kita saat Ramadhan dan Lebaran. Namun, jika kita tidak sempat menyusun rencana keuangan, kita sebaiknya tidak sembarangan membelanjakan uang yang kita punya.

Tetap ada pos-pos penting yang perlu didahulukan, seperti zakat fitrah, keperluan mudik, dan biaya Idul Fitri. "Biasanya, karena ada tunjangan hari raya (THR), kita merasa pendapatan kita meningkat dan bebas belanja semaunya," ujar perencana keuangan Ana Mariana. Padahal, ada satu hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam merencanakan keuangan Ramadhan dan Lebaran, yaitu kebutuhan pasca-Lebaran.

Sebaiknya, kita menyimpan uang khusus untuk digunakan setelah Lebaran sehingga uang yang kita miliki tidak sepenuhnya habis untuk mudik, jalan-jalan, dan belanja oleh-oleh. Menyisihkan sedikit uang dari gaji atau THR akan sangat membantu kembali menormalkan keuangan setelah Ramadhan. Tentunya, dengan demikian kita tidak akan kehabisan uang, terutama jika gaji bulan depan belum keluar. "Pasca-Lebaran di sini maksudnya setelah rutinitas kembali normal, bekerja dan bersekolah kembali," kata dia.

Tak dapat dimungkiri, meski menyisihkan sedikit uang untuk keperluan setelah Lebaran, kita masih harus berhemat sampai mendapatkan pemasukan baru. Penghematan bisa dilakukan dengan mengurangi biaya untuk keperluan yang tidak terlalu penting. Pos-pos penghematan bisa dilakukan ketika belanja.

Usahakan kita tidak ‘lapar mata’ dengan membeli benda-benda yang tidak perlu. Belanja sandang atau pangan bisa disiasati dengan membuat daftar kebutuhan terlebih dahulu. Dengan demikian, kita hanya akan fokus pada hal-hal yang akan dibeli.

Pos penghematan selanjutnya ada pada kebutuhan makan sehari-hari. Kita bisa mengurangi makan di luar yang biasanya memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal. Lebih baik, membawa bekal ke kantor atau ke sekolah agar tidak terjadi pengeluaran berlebih dan uang yang ada bisa dikeluarkan untuk pos yang lebih penting. "Lupakan dulu nyalon, beli kosmetik, dan beli-beli yang nggak penting lainnya," tutur Ana.

Jika pasca-Lebaran pengeluaran sudah sangat membengkak dan uang yang dimiliki semakin menipis, usahakan terlebih dahulu menggunakan uang untuk prioritas utama. Misalnya, membayar tagihan, membayar sekolah, dan utang. Hal-hal itu penting didahulukan agar keuangan kita ke depannya tidak semakin memburuk. "Sisanya, kita bisa memakai dana darurat untuk menutup kebutuhan-kebutuhan primer lainnya," jelasnya.

Menurut Ana, tak bijak menutup kebutuhan dengan meminjam uang, terlebih dengan nominal yang sangat banyak. Meminjam uang justru akan membuat kita kesulitan mengembalikan kondisi keuangan menjadi normal. Selain itu, hindari juga pemakaian kartu kredit, kecuali dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun dalam batas pemakaian yang wajar. Hindari juga meminjam uang ke bank. Tentu, kita tidak ingin terjerat utang dengan bunga, bukan?

Jangan biarkan masalah keuangan pasca-Lebaran terus terjadi setiap tahun. Ada kebiasaan-kebiasaan yang perlu diubah, misalnya, tidak banyak menghamburkan uang untuk membeli baju-Lebaran dan tidak memaksakan diri untuk mudik ke kampung halaman.

Disiplin mengelola uang juga sangat penting dimiliki. "Pastikan setiap masalah menjadi pembelajaran kita untuk lebih cermat dan bisa menyisihkan sedikit waktu untuk merencanakan keuangan demi hidup yang lebih baik," ujar Ana. n c09 ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement