Rabu 18 Mar 2015 19:00 WIB

Hanya Satu Kata: Pembajakan Harapan untuk adanya pembenahan tertuju pada Badan Ekonomi Kreatif.

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Tanyakan pada Bimbim Slank tentang industri musik Tanah Air. Niscaya, dia akan menjawab dengan tegas, “Masih kacau balau.” Dan, bila ditanyakan apa penyebabnya, Bimbim dan para musisi lain sepakat pada satu kata: pembajakan.

Keadaan industrinya yang buruk membuat musik Indonesia sulit bergerak. “Industrinya mikirin duit melulu membuat semua terpuruk. Undang-undangnya bagus, sistem hukum bagus, tetapi pelaksanaannya kurang,” kata Bimbim.

Dampak pelaksanaan undang-undang yang kurang tegas akhirnya pembajakan dibiarkan. Bimbim bercerita, bila kita ke mal, maka dengan mudahnya ditemui para penjual CD ilegal. Padahal, mal sendiri memiliki badan hukum jelas.

“Mereka menjual ilegal, tapi kita nggak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya. Drummer Slank itu juga mengungkapkan, kini banyak orang bikin website yang namanya sudah jelas melanggar seperti www.nyolongmp3.com dibiarkan saja. “Ini karena hukumnya tidak berjalan,” lanjut Bimbim.

Bimbim menegaskan, semua fakta di atas merupakan awal keterpurukan sehingga ia berharap akan ada jalan keluarnya. Jika diabaikan terus-menerus bakal semakin mematikan musik Indonesia.

Bagi Stefanus Pongki Tri Barata, vokalis serta pemain gitar band Jikustik juga The Dance Company, sejatinya industri musik Tanah Air sudah berjalan dengan baik hingga saat ini. Dengan karya-karya apik para insan kreatif yang sudah berhasil diperdengarkan di seluruh negeri, banyak keuntungan mereka dapatkan.

Pria yang lebih akrab disapa Pongki Barata ini juga mengakui bahwa eksistensi musik Indonesia terus berkembang. Geliat musisi-musisi muda dapat dilihat dengan banyaknya band indie yang merebak di tengah masyarakat. Tak sedikit juga karya-karyanya yang sangat bagus dan berpotensi besar untuk disukai banyak orang, baik di nusantara maupun mancanegara.

Sayangnya, masih banyak yang belum memiliki kesadaran untuk menghargai dengan baik karya musik yang diciptakan oleh para musisi. Terlebih, pada era digital saat ini, baik lagu maupun musik karya para seniman sudah mudah diakses melalui internet. “Suatu industri itu harusnya lebih banyak keuntungan daripada kerugian. Itu sudah terjadi di bidang musik. Sayang, masih banyak yang belum sadar untuk mengapresiasi si pelakunya dengan tak ingin membeli karya mereka secara resmi,” ujar Pongki.

Pria kelahiran 16 November 1977 ini mencontohkan, tak sedikit orang yang mengidolakan musisi-musisi, baik dari Tanah Air maupun mancanegara. Tetapi, untuk mendengarkan karya yang mereka hasilkan, orang-orang kebanyakan lebih memilih untuk mengunduhnya melalui internet secara gratis.

Lebih ekstrem, mereka membeli CD bajakan yang banyak dijual di pasaran. “Padahal, membeli CD atau mengunduh yang bukan gratis itu adalah tanda kita menghargai musisi favorit kita. Bukan berarti kita membeli semata-mata hanya mendengarkan musiknya,” jelas Pongki.

Lagu gratis

Maryo Henc, penyanyi pendatang baru yang menjadi vokalis band Jabalrootz, mengatakan, industri musik Indonesia terus berkembang dengan banyaknya jenis musik hingga kedatangan para musisi muda. Namun, satu masalah yang sangat sulit diatasi dalam industri musik nusantara memang pembajakan. “Ini tidak akan pernah ada habisnya,” kata pria berusia 28 ini memaparkan.

Ia juga tak memungkiri adanya musisi yang dengan sengaja menyebarkan lagunya secara gratis kepada masyarakat agar lebih mudah dikenal secara luas. Tetapi, hal itu mungkin suatu obat bagi musisi yang sudah lelah dengan pembajakan yang tak ada henti. Dengan cara ini, musisi tampaknya berusaha agar mereka nantinya dapat dikenal dan dihargai dengan baik oleh masyarakat. Seperti nantinya, mereka ditawarkan untuk tampil di daerah-daerah di Indonesia setelah masyarakat mulai mengenal mereka melalui karya yang disebar secara gratis.

 “Menghargai karya musik yang sudah dibuat oleh seorang musisi sangatlah penting. Saya juga berusaha membeli CD orisinal karya teman-teman sesama musisi. Perlahan, kebiasaan ini akan ditiru oleh orang-orang dekat saya,” jelas Maryo. N c66/c91 ed: endah hapsari

Musik Indonesia Luar Biasa

Di balik kekalutan industri musik Tanah Air, kita sejatinya patut berbesar hati dengan potensi besar yang dimiliki anak negeri ini. Bimbim Slank menilai, sebenarnya musik Indonesia jauh lebih maju daripada Jepang dan Korea. “Musik kita sudah lebih dulu berkembang dibandingkan dua negara tersebut,” katanya.

Pongki Barata menilai, potensi musik di Indonesia sangatlah besar, mengingatnya banyak penduduk yang ada di negara ini. Ia mencontohkan, seorang teman musisinya dari Malaysia bisa mendapatkan keuntungan besar dari single-single yang ia luncurkan. Selain royalti, ini karena penghargaan masyarakat terhadap musik sangatlah tinggi.

Di Indonesia sendiri, kata Pongki, para pelaku di industri musik terus berupaya meningkatkan kualitas karya-karya mereka. Sebagai contoh, sesuai dengan perkembangan zaman, banyak dari mereka yang berupaya menyesuaikan musik yang sangat menyenangkan untuk didengar banyak orang. “Tentunya, musik-musik ini juga dibuat agar seluruh elemen masyarakat dapat menerima dengan baik,” ujar musisi asal Yogyakarta ini.

Pengaruh musik yang ada di dunia tak luput dijadikan sebagai referensi oleh para musisi agar bisa menciptakan karya yang lebih baik lagi. Menurut Pongki, industri musik di Indonesia sendiri memang banyak terpengaruh dengan perkembangan musik yang ada di Amerika Serikat (AS). Tetapi, ia menekankan, bukan berarti musisi-musisi Tanah Air lantas mencontoh atau melakukan plagiat terhadap musik yang berkembang di negeri Paman Sam itu. Bagi dia, sangat penting mencari referensi musik dari luar negeri agar kualitas bermusik kita pun bisa lebih baik lagi. Tetapi, bukan berarti kita tak menghargai musik asli yang sudah ada di Indonesia.

Dilihat dari banyaknya jenis musik yang hadir menghiasi industri ini di Tanah Air, Pongki menilai, masyarakat Indonesia cenderung menyukai karya yang easy listening. Musik pop adalah salah satu yang sangat populer di nusantara dan terus bertahan hingga saat ini meskipun banyak genre musik lain.

Dengan beragam genre musik serta keberadaan musisi muda yang semakin hari terus bertambah, Pongki optimistis industri ini akan terus meningkat. Bahkan, bukan tidak mungkin mendunia seperti negara-negara besar lainnya yang selama ini menjadi referensi dari banyak musisi seperti AS dan Inggris. Di luar optimisme Pongki terhadap industri musik Tanah Air, ia mengaku sangat mengangumi karya-karya seorang musisi yang boleh dibilang terus abadi.

Seperti sosok Iwan Fals. “Saya angkat topi untuk Mas Iwan Fals yang selalu jadi diri sendiri, dan dengan siapa pun, musisi mana pun ia bekerja sama, tetap terlihat karya khas dirinya. Sampai sekarang dengan mike dan gitar terus nyanyi, bisa sampai 2.000 orang datang karena itu,” jelas Pongki. Untuk pendatang baru di industri musik Tanah Air, Pongki memberikan apresiasi terhadap penyanyi multitalenta Calvin Jeremy. Bagi Pongki, karena bakat bernyanyinya yang bagus didukung dengan kemampuan memainkan banyak alat musik, tak diragukan jika Calvin bisa memiliki nama besar suatu hari nanti dan memajukan industri musik Indonesia lewat karya-karyanya.

Penyanyi Oppie Andaresta punya pendapat senada. Untuk dia, karya musik di Indonesia telah berkembang pesat dan luar biasa. Beragam genre musik pun ada di Indonesia, namun Oppie tak bisa menyebutkan genre musik mana yang sekarang paling mendominasi. “Musik Indonesia itu luar biasa dan nggak mainstream,” ujar Oppie. Semangat juang musisi Indonesia untuk membangkitkan musik kita pun luar biasa.

Maka, ibu satu anak ini sangat menyayangkan jika pembajakan masih marak terjadi. Ia berharap, semoga pemerintah bisa membenahinya. “Mudah-mudahan, sekarang kan ada Badan Ekonomi Kreatif, semoga bisa membenahinya, dan bekerja. Demi memberikan hak musisi secara benar,” jelas Oppie. N c91/c66

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement