Rabu 19 Nov 2014 15:00 WIB

Hannah Al Rashid Bukan Sekadar Pemanis

Red:

Semula, dia bercita-cita bekerja di markas besar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Namun, ternyata garis hidupnya berkata lain. Dia tidak diterima. Seolah berkah di balik bencana, penolakan itu justru membuka jalan lantaran secara bersamaan tawaran dari dunia hiburan Tanah Air terus berdatangan. Kita pun lantas mengenal nama Hannah Al Rashid. Datang ke Indonesia pada 2006, Hannah menikmati kiprahnya di industri hiburan Tanah Air.

Padahal, gadis kelahiran 25 Januari 1986 ini bercerita, sebelumnya tak pernah berniat masuk ke dalam industri hiburan. Bahkan, gadis penyuka komedi British ini awalnya merasa tak nyaman. Dia merasa sudah kuliah dengan hasil me muas kan, tetapi malah bekerja se bagai artis. Walau de mikian, lama-kelamaan ia senang dan ingin serius di bidang hiburan, ter utama menjadi host. Menurutnya, ber kip rah di dunia hi buran juga perlu pintar dan tak hanya hura-hura. Kariernya diawali dari menjadi model video klip dan VJ MTV.

Berkat wajah bulenya, dia mengakui, kesempatan untuk masuk ke industri hiburan lebih mudah. Ironisnya, gara-gara tampang bule nya juga, beberapa kali ia tak mendapat peran dalam film. Meski begitu, gadis yang besar di London, Inggris, ini tak mau dianggap cuma menjual tampang. Ia merasa, bisa memberikan kemampuan lebih daripada hanya memperlihatkan tampang.

Kini, Hannah tengah fokus de ngan perannya di film terbaru besutan sutradara muda Anggy Umbara ‘Comic 8 Kings Casino’. Dalam film bergenre action-co medy tersebut, ia berperan se bagai Bella, tangan kanan dari The King.

Berperan sebagai Bella, Hannah harus memainkan karakter wanita kuat yang anggun. Ia pun harus melakukan beberapa ade gan bela diri. Baginya, tak sulit memainkan karakter itu. Wanita berambut pan jang ini merupakan atlet pencak silat selama di London.

Wanita yang mengaku galak ini mengatakan, pencak silat adalah aspek budaya Indonesia yang turun-temurun dalam keluarganya. Berikut perbincangan Repub lika dengannya.

Sebelumnya, kamu memainkan peran serius. Apa bedanya dengan film komedi sekarang?

Tiga film sebelumnya itu, pertama sangat indie, kedua agak berat, psychological yang sadis begitu. Jadi, ini pertama kali main film yang lebih komersial dan pertama kali juga main film komedi. Rasanya seru banget. Bisa dalam satu layar lebar dengan begitu banyak komedian Indonesia yang bisa super keren, dan ada aktor senior juga. Saya bisa banyak belajar dari mereka. Jadi seru banget.

Sebagai seorang aktris, apa sih kesulitan terbesar kamu saat memerankan sebuah karakter?

Mungkin sekarang kesulitan Hannah lebih ke bahasa sih, pola pikir juga nggak dalam ba hasa Indonesia. Jadi kadang-kadang mem baca skrip, tapi pas keluar kok terasa kaku. Atau, ka dang-kadang bahasanya nggak dipakai seharihari, tetapi coba disesuaikan supaya karakternya tetap dapat, dengan cara ngomong senatural mungkin.

Di film Comic 8 ini, karakter saya cukup serius, jadi harus belajar. Selain itu, kalau di film ini paling susah menahan ketawa.

Setelah ini, kamu ingin bermain dalam film dan karakter seperti apa?

Pengennya sih, kalau memang niat menjadi aktor yang serius, maka harus bisa mencicipi semua genre dan semua peran. Selama ini saya sangat beruntung karena semua peran masih sesuai dengan kepribadian saya. Mungkin bakalan tantangan banget kalau disuruh jadi cewek sekali. Di film terbaru ini pun ada beberapa adegan yang saya harus kelihatan cewek yang kuat, tapi tetap harus ada anggunnya dan seksinya sedikit.

Apa kesulitan terbesar kamu saat berperan dalam film ini?

Kesulitan saya ketika disuruh jalan kayak perempuan, bingung bagaimana caranya. Jadi untuk menunjukkan sisi feminin perempuan itu saya kesulitan banget, udah kayak laki sih dari lahir. Tapi, sebenarnya saya tetap ingin peran yang ada tantangannya, nggak sekadar pemanis. Kalau jadi cewek pemanis saja, nggak perlu akting buat itu.

Bagaimana rencana untuk karier ke depannya?

Kalau daily job, tetap hosting dan presenting, kalau film saya nggak ambil semua tawaran. Kalau film saya harus benar-benar nyaman dan suka banget. Peran film banyak yang menawari, cuma saya pilih-pilih. Pengen pulang ke London juga, tetapi sebelum pulang pengen bikin buku, jadi lagi nulis. Hopefully bisa dijadikan buku.

Apakah isinya terkait dengan pengalaman kamu sebagai artis?

Ya, bukunya tentang pengalaman jadi artis, dalam tanda kutip, karena awalnya saya nggak niat masuk industri ini. Setiap saya pulang ke Makassar dan bertemu saudara-saudara di sana, mereka selalu bilang enak ya Kak Hannah jadi artis dan pengen kayak Kak Hannah, saya selalu bilang "jangan".

Jadi, artis itu sucks banget. Saya nggak suka artis, saya sangat anti artis, walaupun saya kerja di industri ini. ¦ ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement