Rabu 20 Aug 2014 16:00 WIB
Film

Lucy Rahasia Absurd Perempuan Super

Red:

Modus kejahatan itu, yakni memasukkan obat-obatan terlarang ke tubuh seorang perempuan bernama Lucy (Scarlett Johansson). Sejatinya, dia adalah korban penculikan komplotan mafia ketika sedang pesta.

Rupanya, tak hanya diculik, tubuhnya dimanfaatkan untuk menyelundupkan obat-obatan terlarang ke luar negeri. Para gembong penjahat tersebut memanfaatkan tubuh Lucy sebagai perantara. Tubuhnya dibedah dan perutnya diisi obat-obatan terlarang tersebut. Tanpa punya pilihan, Lucy pun diberangkatkan ke Hong Kong untuk sebuah tugas.

Ternyata, kegentingan pun terjadi. Kantung obat-obatan di perut Lucy pecah dan membuatnya kejang-kejang. Namun, dia tidak lantas tewas. Malah, obat tersebut bereaksi positif dalam tubuhnya. Dari situlah dia secara menakjubkan mampu memaksimalkan seluruh fungsi dan kontrol di otaknya hingga 100 persen.

Lucy pun seketika memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia bisa menyerap kemampuan orang lain hingga sanggup menggerakkan benda dengan menggunakan pikirannya. Selain itu, dia tidak bisa merasakan sakit dan kekuatan-kekuatan lain yang tak dimiliki oleh manusia biasa.

Penasaran, Lucy mencari tahu apakah yang sebenarnya terjadi dengan tubuhnya. Dia pun bertemu dengan Profesor Norman (Morgan Freeman), seorang ilmuwan yang sedang meneliti kemampuan otak manusia. Apa yang sebenarnya terjadi?

Rasa penasaran itu pula yang akhirnya membuat film produksi Universal Pictures ini laris manis. Sejak rilis 25 Juli lalu, film tersebut berhasil masuk dalam jajaran box office dengan meraup pendapatan sekitar 100 juta dolar AS.

Berbeda dari film superhero bertema fiksi sains, seperti Captain Amerika, Under Skin, Iron Man, dan lainnya, Lucy bukanlah superhero yang mengenakan pakaian super atau bertindak layaknya manusia super. Kisah garapan sutradara Luc Besson ini justru mengangkat aksi perempuan biasa yang bertransformasi menjadi perempuan jagoan yang mempunyai kekuatan super.

Selain itu, film yang mengambil adegan di sejumlah tempat, seperti Paris dan Taipei, itu juga lebih mumpuni lantaran ditopang oleh sistem audio yang canggih, Dolby Atmos. Sehingga, selain menikmati adegan sarat action, penonton dapat lebih menikmati tayangan film Lucy dengan kualitas suara yang canggih. 

Sejatinya, film Lucy ini boleh dibilang berbeda dengan karya Besson yang lain. Biasanya, sang sutradara lebih suka menghadirkan aksi kriminal, balap mobil canggih, hingga adegan-adegan penuh mimpi yang melenakan.

Namun, dalam film ini, Besson agaknya berusaha memadukan antara aksi yang memacu adrenalin dan cerita aneh soal fiksi sains. Maka, tidak perlu terkejut bila nanti Anda akan menemukan adegan demi adegan yang terkesan aneh dan tidak masuk akal. Boleh jadi Besson memang tidak berniat untuk menyesuaikan fantasinya dengan fakta ilmiah yang sesungguhnya.

rep:aghia khumaesi  ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement