Rabu 21 Dec 2016 17:00 WIB

Adaro Jaga Kontrak Jangka Panjang

Red:

JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk tidak akan mengubah strategi jangka panjang perseroan. Emiten berkode ADRO ini memilih untuk mempertahankan strateginya dengan kontrak-kontrak jangka panjang. 

"Secara long term, strategi Adaro tak berubah. Kita berharap kontrak-kontrak yang sedang direnegosiasi untuk tahun depan bisa mendapat harga yang baik," kata Head of Corporate Secretary and Investor Relation Adaro Energy Mahardika Putranto, di Jakarta, Senin (19/12).

Adaro saat ini, ujar Mahardika, belum bisa menikmati kenaikan harga batu bara yang sekarang karena kontrak jangka panjang. Menurut dia, kemungkinan hasilnya baru bisa terlihat laporan keuangan di pertengahan tahun depan. Ia berharap kenaikan harga masih bertahan setidaknya hingga awal tahun depan.

"Sekarang harga mulai stabil, sebenarnya sudah diantisipasi di atas 100 dolar (AS) memang belum mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya," kata Mahardika.

Menyoal permintaan batu bara, Mahardika mengatakan, program pemangkasan produksi batu bara yang dilakukan Cina sejak pertengahan tahun berjalan dengan baik. Program tersebut sangat membantu dalam mengurangi pasokan dunia yang jauh melampaui permintaan.

Kata Mahardika, Adaro ingin memastikan produksi tambang batu bara bisa mencukupi kebutuhan dari proyek pembangkit listrik yang saat ini sedang dikembangkan. Mengacu data dari Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) dan Pricewaterhousecoopers (PWC), total produksi batu bara Indonesia yang saat ini mencapai sekitar 400 juta ton per tahun. Berdasarkan acuan ini, cadangan batu bara domestik yang ada tidak bisa mencukupi kebutuhan ke depan atau akan habis pada 2033-2036 mendatang.

Adaro menargetkan kapasitas produksi batu bara 52-54 juta ton pada 2016. Walaupun jumlah hari hujan ataupun volume curah hujan pada Juli dan September melebihi rata-rata, Adaro berhasil meningkatkan aktivitas pemindahan lapisan penutup dan nisbah kupas gabungan untuk September 2016 hingga mencapai 4,44x.

Mahardika mengatakan, Adaro juga mengembangkan bisnisnya secara terintegrasi yang memadukan antara pembangkit listrik, tambang batu bara, dan logistik. Emiten berkode ADRO ini menilai langkah tersebut tepat sasaran mengingat pemerintah juga mempunyai proyek listrik 35 ribu megawatt (MW).

"Kita ke depan masih mau menguatkan integrated bisnis kita. Kan ada tiga pilar penting antara mining, power plant (pembangkit listrik), dan logistik. Nah, kita mau fokus ke power plant bisnis kita sendiri," katanya.

Kata Mahardika, Adaro juga akan memfokuskan pemenuhan kebutuhan batu bara dalam negeri dan kebutuhan untuk pembangkit listrik. Mahardika menjelaskan, saat ini ada dua proyek pembangkit listrik yang akan mulai konstruksi pada tahun depan, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dan PLTU Tanjung.     rep: Intan Pratiwi, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement