Kamis 08 Dec 2016 17:15 WIB

Mandiri Salurkan Kredit Pelabuhan Rp 7,84 Triliun

Red:

JAKARTA – Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan Rp 7,84 triliun pada akhir Oktober 2016, baik secara individu maupun sindikasi, untuk pengembangan sektor kepelabuhanan di Indonesia. Nilai tersebut meningkat 72 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/ yoy).

Proyek-proyek yang memperoleh pembiayaan dari Bank Mandiri antara lain pembangunan Terminal Petikemas Belawan Fase 2 dan pembangunan terminal multipurpose Kuala Tanjung di wilayah kerja Pelindo I. Selain itu, proyek pembangunan Makassar New Port di wilayah kerja Pelindo IV.

Bank Mandiri memberikan kredit modal kerja kepada Pelindo II dan pinjaman transaksi khusus kepada Pelindo III dan Pelindo IV sebagai belanja modal untuk pengembangan pelabuhan yang sudah ada serta pengadaan alat-alat pelabuhan.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Tardi, mengatakan bahwa perseroan menyadari besarnya kebutuhan pembiayaan untuk merealisasikan program tol laut yang akan menghubungkan beberapa pelabuhan sebagai lalu lintas kapal pengangkut di sepanjang wilayah Indonesia. Termasuk, kebutuhan investasi pembangunan 24 pelabuhan utama yang diperkirakan mencapai Rp 70,6 triliun.

"Oleh karena itu kami telah menetapkan sektor pelabuhan sebagai fokus untuk dikembangkan solusinya secara komprehensif, sehingga memudahkan setiap pelaku usaha di sektor ini dalam menjalankan proses bisnisnya" kata Tardi dalam acara Mandiri Gathering dan Appreciation Day Port Sector 2016 di Jakarta, Rabu (7/12).

Sejalan dengan rencana kerja tersebut, kata dia, Bank Mandiri juga secara aktif mendukung Pelindo I-IV sebagai operator pelabuhan di Tanah Air melalui layanan transaksi perbankan yang terintegrasi guna meningkatkan kelancaran dan kemudahan transaksi kepelabuhan.

"Layanan yang memanfaatkan jaringan e-channel Bank Mandiri ini telah dapat meningkatkan efisiensi dan percepatan dalam berbagai transaksi pelabuhan," katanya.

Di sisi collection, misalnya, Bank Mandiri memiliki layanan Mandiri bill collection, EDC closed payment, Mandiri Debit Co-Brand Card, dan layanan Mandiri autodebit yang semuanya bertujuan memudahkan dan mempercepat proses penerimaan dan rekonsiliasi.

Bank Mandiri juga menyediakan e-Port Card yang merupakan kartu akses untuk masuk ke pelabuhan berbasis Mandiri e-money yang juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Volume transaksi di pelabuhan pada Januari sampai Oktober 2016 tercatat Rp15,7 triliun yang antara lain dilakukan melalui jaringan e-channel Bank Mandiri dengan menggunakan berbagai layanan transaksional tersebut.

Bank Mandiri saat ini juga dipercaya menjadi salah satu bank yang ditunjuk menyediakan sistem pembayaran dalam program terbaru dari Kementerian BUMN yaitu Integrated Billing System (IBS) di Pelindo I-IV. "Melalui program IBS, perseroan juga diharapkan dapat menunjang Pelindo I-IV untuk menyederhanakan dan mempercepat transaksi dan layanan kepada pengguna jasa", ujarnya.

Kredit Sindikasi PLTGU Gunung Megang

Perbankan saat ini sedang menggenjot pembiayaan infrastruktur. PT Bank CIMB Niaga Tbk memimpin kredit sindikasi dengan PT Sarana Multi-Infrastruktur, dan PT Indonesia Infrastructure Finance senilai Rp 145 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,9 triliun untuk pengembangan kapasitas pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Gunung Megang di Sumatra Selatan.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Tigor M Siahaan, mengatakan, CIMB berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Termasuk pembangunan pembangkit listrik yang saat ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. "Kami berharap bisa membiayai proyek infrastruktur lainnya. Termasuk pembangkit listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat," kata Tigor.

CEO Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan bahwa kapasitas PLTGU Gunung Megang akan ditambah menjadi 150 megawatt (MW) dari saat ini yang sebesar 110 MW.

"Pengembangan kapasitas pembangkit akan dilakukan dengan sistem ramah lingkungan," kata Sinta dalam keterangan pers terkait penandatanganan kredit sindikasi PLTGU Gunung Megang di Jakarta, Rabu (7/12).

Dia mengatakan, Sintesa Group terus melakukan penambahan kapasitas PLTGU dengan menggunakan energi bersih yang ramah lingkungan. Mulanya, sebelum dinaikkan menjadi 110 MW, PLTGU Gunung Megang berkapasitas 80 MW. "Kami menggunakan teknologi combined cycle system," ujarnya.

Shinta mengatakan, pengembangan energi ramah lingkungan dalam investasi pembangkit listrik harus terus dilakukan. Apalagi, Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2013 hingga 29 persen sesuai kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Dunia di Paris.      rep: Idealisa Masyrafina, Intan Pratiwi, ed: Satria Kartika Yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement