Jumat 21 Oct 2016 17:00 WIB

Papua Bidik Investasi 2016 Tembus Rp 50 Triliun

Red:

BOVEN DIGOEL  -- Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Provinsi Papua menyatakan investasi di Papua dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun lalu, total investasi menembus Rp 46 triliun, naik hampir Rp 10 triliun dari 2014 yang hanya mencapai Rp 36 triliun.

Kepala BPTPM Jhon Way mengatakan, pada 2016 Provinsi Papua mencanangkan sebagai tahun investasi. Hingga saat ini, tercatat ada 200 perusahaan yang terdaftar di Papua yang berasal dari penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).

"Hanya saja sektor banyak yang berasal dari tambang, pertanian, dan perikanan. Tambang masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di Papua," kata Jhon di kantor Korindo Group, Assiki, Papua, Kamis (20/10).

Pada tahun ini, Provinsi Papua menargetkan bisa mendorong investasi menembus Rp 50 triliun. Ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah daerah untuk memacu investasi di Papua. Langkah pertama dengan mempercepat proses izin investasi menjadi hanya tujuh hari.

Izin investasi kini hanya membutuhkan persetujuan kepala kantor Badan Perizinan Terpadu di kabupaten/kota tanpa perlu tanda tangan bupati atau wali kota. Saat ini, pemda sudah membuka kantor Badan Perizinan Terpadu di 11 kabupaten/kota dari total 29 kabupaten/kota di Papua. Sayangnya, kata Jhon, yang masih membutuhkan waktu adalah proses izin lingkungan yang bisa memakan waktu 150 hari.

Hal ini karena seluruh tanah di Papua adalah milik hak ulayat sehingga butuh persetujuan seluruh anggota suku agar perusahaan bisa membuka pabrik ataupun kantor di suatu lahan. "Tak ada tanah di Papua yang tak dimiliki, semua dimiliki ulayat. Proses sosialisasi kepada seluruh anggota suku ini yang masih membutuhkan waktu panjang bagi investor," kata Jhon.

Selain itu, infrastruktur juga masih menjadi kendala investasi di Papua. Ia mengakui, sebenarnya banyak perusahaan, baik asing maupun lokal, yang ingin berinvestasi di Papua. Saat ini, investasi lebih banyak masuk ke empat wilayah, yaitu Timika, Jayapura, Merauke, dan Nabire.

Staf ahli bidang ekonomi Kabupaten Merauke, Thasoni Betaubun, menyatakan investasi di Merauke memang tergolong cukup tinggi di Papua, terutama dalam bidang pertanian, khususnya kelapa sawit. Apalagi, pemerintah Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan Merauke sebagai lumbung pangan nasional. Ia pun berharap investasi yang masuk ke Merauke lebih banyak ke sektor pangan.

Kini, ada beberapa perusahaan Korindo di Merauke, antara lain, PT Dongin Prabhawa, PT Berkat Cipta Abadi, PT Tunas Sawa Erma, dan PT Papua Agro Lestari

Terkait investasi dalam bidang pangan, Direktur Eksekutif Korindo Group Yi Jong Myeong mengatakan, perseroan berupaya mendukung pemda Merauke untuk menjadi lumbung padi nasional. Salah satu langkahnya adalah dengan berinvestasi dalam bidang pertanian, yaitu produksi padi.

Perseroan di bawah anak usaha PT Indo Sawah Lestari untuk menyiapkan lahan 10 ribu hektare untuk ditanami padi yang bisa menjadi stok di dalam negeri. "Sering kali untuk memenuhi kebutuhan beras harus mengimpor. Kami ingin memproduksi beras agar bisa dipakai stok nasional," kata Yi Jong.      rep: Ichsan Emrald Alamsyah, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement