Senin 30 May 2016 14:15 WIB

Kredit Kuartal II Diproyeksi Stagnan

Red:

JAKARTA--Industri perbankan pesimistis dapat membukukan pertumbuhan kredit cukup tinggi pada kuartal II 2016. Sebelumnya, pertumbuhan kredit kuartal I tercatat 8,71 persen yoy.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan pertumbuhan kredit pada kuartal II tumbuh satu persen dari pertumbuhan pada kuartal I 2016 yang sebesar 18,65 persen year on year (yoy). "Pertumbuhan kredit kita naik satu persen dari kuartal I. Tumbuh satu persen itu juga susah, apalagi sekarang kan industri cuma delapan persen," ujar Direktur Keuangan Haru Koesmahargyo pada Republika, Ahad (29/5).

Menurut Haru, biasanya pada kuartal II tahun-tahun sebelumnya, permintaan retail meningkat. Lebih tinggi dari kuartal I. Selain itu, pemerintah telah menyetujui rencana penambahan plafon kredit usaha rakyat (KUR) ritel sebanyak Rp 6 triliun. "Kami lihat polanya biasanya pada Juni kan lebih tinggi. Selain itu, terbantu KUR juga. KUR ritel kan plafonnya akan ditambah, perkiraan akan mendongkrak kredit juga," kata Haru.

Corporate Secretary BRI Hari Siaga menambahkan, untuk kredit mikro diperkirakan tumbuh lebih cepat. Sebelumnya, pertumbuhan kredit mikro BRI pada kuartal I 2016 tercatat sebesar 20,45 persen yoy. "Kita insya Allah masih on the track ya. Kita kan masih ditopang oleh mikro. Kalau kita kan kemarin pada tiwulan pertama mikro bisa tumbuh 20 persen. Perkiraannya kurang lebih segitu karena katakanlah jika ritelnya atau korporasinya tidak tumbuh signifikan, mikronya bisa menopang," jelas Hari.

Sementara, Bank OCBC NISP mengaku pesimistis terhadap pertumbuhan kredit pada kuartal II. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surdaudaja mengatakan, pertumbuhan kredit sampai akhir April masih relatif flat. "Kami inginnya tetap optimistis, tapi kelihatannya kuartal II belum beda banyak dengan kuartal I hingga pertengahan kuartal," kata Parwati.

Parwati berharap, momentum Lebaran ini bisa berubah. Namun, dalam kondisi ekonomi yang masih relatif lesu dan banyak tantangan, ia menilai belum tentu baik juga untuk mempercepat pertumbuhan kredit karena faktor risiko yang masih tinggi.

Diketahui, pertumbuhan kredit Bank OCBC NISP pada kuartal I ini tumbuh 22 persen secara tahunan. Ditargetkan pertumbuhan kredit berada pada kisaran 15 persen hingga 20 persen. "Target kuartal II pertumbuhan secara year on year masih di kisaran digit dobel," kata Parwati.

Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengatakan, kondisi pelemahan ekonomi global yang berdampak pada ekonomi domestik menyebabkan pertumbuhan kredit pada kuartal I 2016 menurun dibandingkan kuartal IV 2015 menjadi 8,7 persen yoy. Namun, diproyeksikan, pertumbuhan kredit pada kuartal II tahun ini meningkat menjadi sekitar sembilan hingga 9,5 persen yoy. "Pada akhir 2016, diperkirakan kredit berpotensi tumbuh di kisaran 10-11 persen yoy," katanya pada Republika, Ahad (29/5).

Josua menjelaskan, pertumbuhan kredit pada akhir kuartal I yang menurun didorong oleh masih lemahnya daya beli masyarakat sehingga permintaan kredit menurun seiring konsumen yang menunda konsumsi pada kuartal I tahun ini. Namun, pihaknya melihat pada kuartal II berpotensi meningkat seiring ekspektasi membaiknya daya beli masyarakat. Karena faktor musiman Ramadhan, dampak kenaikan PTKP, dampak penurunan BI Rate, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh 4,95 persen yoy dibandingkan 4,92 persen pada kuartal I. Dengan demikian, pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar sembilan hingga 9,5 persen yoy.   ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement