Senin 23 May 2016 15:00 WIB

Kemenkeu Diminta Kaji Pajak Kontraktor

Red:

JAKARTA — Direktur Jenderal (Dirjen) Bidang Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yusid Toyib mengatakan, pemerintah menargetkan untuk menghasilkan Rp 15 triliun ekspor jasa konstruksi hingga 2019. Sedangkan, dari 2015-2016 pemerintah berharap bisa mendapatkan ekspor di angka Rp 6 triliun.

Sejauh ini pasar ekspor konstruksi utama Indonesia mulai dari Arab Saudi, UEA, Qatar, Aljazair, Myanmar, Filipina, Brunei, Malaysia, hingga ke kawasan Afrika Utara. Yusid menjelaskan, kontraktor Indonesia banyak mengerjakan konstruksi jalan dan bangunan di luar negeri. Bahkan, di beberapa negara kontraktor Indonesia telah dipercaya mengerjakan sebuah proyek infrastruktur.

Dengan kepercayaan yang terus meningkat, Yusrid pun berharap agar Kementerian Keuangan yang membawahi Dirjen Pajak untuk melakukan kajian mengenai pajak yang selama ini dikenakan bagi kontraktor yang melakukan konstruksi di luar negeri.

"Ya harusnya bisa diperkecil pajaknya. Dengan pajak yang tidak membebani, kontraktor akan bisa bersaing dan memiliki minat tinggi melakukan konstruksi di luar negeri. Ini kemudian bisa mendorong target ekspor konstruksi Rp 15 triliun yang dipatok hingga 2019," kata Yusid.

Dari data yang dimiliki Dirjen Bina Konstruksi, dari sembilan konstruksi yang dilakukan kontraktor di luar negeri, mereka mampu menyerap tenaga kerja hingga 451 orang. Artinya, pengerjaan konstruksi di luar negeri bukan hanya meningkatkan pendapatan negara, melainkan juga mampu menyerap tenaga kerja. "Yang lebih penting adalah mereka (tenaga kerja) bisa memiliki ilmu dan pengalaman lebih baik karena bekerja di luar negeri," ujar Yustid.     Debbie Sutrisno, ed: Ichsan Emrald Alamsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement