Jumat 29 Apr 2016 16:00 WIB

BRI Raih Laba Bersih Rp 6,14 Triliun

Red:

JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pada kuartal pertama 2016 mencatat penyaluran kredit mencapai Rp 561,11 triliun atau tumbuh 18,65 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara, laba setelah pajak BRI tercatat meningkat sebesar Rp 6,14 triliun. Pencapaian laba tersebut ditopang dari meningkatnya total pendapatan BRI yang tumbuh 11,46 persen yoy atau menjadi Rp 25,75 triliun.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan, interest income atau pendapatan bunga yang menyumbang lebih dari 80 persen atas total pendapatan, tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp 20,08 triliun yoy menjadi Rp 21,84 triliun. "Selain pendapatan bunga kredit yang tumbuh dengan baik, non interest income (pendapatan nonbunga) juga tumbuh mencapai Rp 3,91 triliun atau tumbuh sebesar 29,55 persen yoy. Sehingga, demikian kinerja inti daripada perbankan, BRI optimistis menatap 2016," ujar Asmawi Syam di kantor BRI pusat, Jakarta, Kamis (28/4).

Menurut Asmawi, kenaikan penyaluran kredit terjadi di semua segmen bisnis. Sementara, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) netto tercatat berada di level 2,22 persen yoy, naik dari kuartal pertama tahun sebelumnya yang berada di level 2,17 persen.

Menurut Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, kenaikan NPL ini karena adanya kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Sehingga, beberapa nasabah mengalami kesulitan.

Meski demikian, kata Haru, NPL BRI masih berada di bawah rata-rata perbankan yang berada di level 2,6 persen. Menurutnya, kenaikan ini bukan secara industri, melainkan hanya terjadi pada nasabah-nasabah tertentu.

"Kita beberapa segmen secara umum misalnya mikro dan mungkin ada nasabah-nasabah korporasi, yang NPL-nya mengalami kenaikan, dan ini secara case by case terhadap nasabah-nasabah tertentu, bukan industri," jelas Haru. Untuk itu, pihaknya telah melakukan restrukturisasi dengan harapan pada kuartal berikutnya kredit akan kembali menjadi sehat.

Untuk dana pihak ketiga (DPK), perseroan mengalami peningkatan dari sebesar Rp 587,73 triliun pada kuartal I 2015 menjadi Rp 631,78 triliun pada kuartal I 2016. Sementara, untuk sektor usaha mikro, porsi penyaluran kredit di sektor ini mencapai 33,80 persen dari total penyaluran kredit dan porsi penghimpunan dana mencapai 29,28 persen dari total penghimpunan dana DPK secara keseluruhan.

Hingga akhir kuartal I 2016, pertumbuhan penyaluran kredit di sektor usaha mikro tercatat sebesar 20,45 persen yoy atau menjadi sebesar Rp 189,65 triliun. Jumlah nasabah meningkat menjadi 8,2 juta nasabah pada kuartal I tahun 2016 dari 7,4 juta nasabah pada tahun sebelumnya, serta tingkat NPL yang terjaga di level 1,54 persen. Sedangkan, pertumbuhan micro funding tercatat 13,6 persen yoy menjadi Rp 185 triliun dengan komposisi 83,70 persen merupakan dana murah.

Haru menjelaskan, untuk lebih memaksimalkan pelayanan ke sektor usaha tersebut, salah satu upaya BRI adalah meningkatkan jangkauan jasa layanan perbankan hingga ke wilayah-wilayah terpencil dengan Teras BRI dan layanan BRIlink.

"Komitmen bank BRI untuk fokus dan konsistensi dalam melayani sektor usaha mikro menjadi salah satu faktor penting yang mendukung pertumbuhan lending dan finding BRI," katanya.

Dari Januari hingga Maret 2016, Teras BRI dan Teras BRI Keliling telah membukukan pertumbuhan penyaluran pinjaman sebesar 31,5 persen yoy atau menjadi Rp 18,80 triliun. Sementara, nilai simpanan juga mengalami kenaikan dari Rp 6,50 triliun menjadi Rp 8,40 triliun. Jumlah unit juga bertambah dari 3.078 pada kuartal I 2015 menjadi 3.179 unit pada kuartal I tahun 2016.

Sedangkan, untuk layanan branchless banking BRI atau BRIlink meningkat 214,58 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu atau menjadi 59.318 agen. Sedangkan, jumlah transaksi yang dilayaninya meningkat dari 2,30 juta transaksi pada I 2015 menjadi 15,10 juta transaksi pada I 2016 atau tumbuh 656,52 persen. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp 21 triliun atau meningkat 567,57 persen yoy.   c37, ed: Ichsan Emrald Alamsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement