Jumat 08 Apr 2016 18:00 WIB

Mandiri Perkuat Bisnis di Cina

Red:

JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus memperkuat bisnis di Cina. Terbaru, Bank Mandiri cabang Shanghai telah mendapatkan izin transaksi Renminbi (RMB) dari otoritas pengawasan perbankan Cina atau China Banking Regulatory Commission (CBRC).

Direktur Treasury and Markets PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pahala N Mansury menjelaskan, izin transaksi RMB telah diperoleh awal Maret 2016. Sedangkan, lisensi telah diberikan sejak Desember 2015. 

Menurut Pahala, transaksi dengan menggunakan RMB memiliki potensi yang sangat besar. Sebab, transaksi perdagangan Cina pada 2020 diperkirakan akan meningkat secara signifikan.

"Izin untuk melakukan transaksi Renminbi ini dapat memudahkan transaksi bisnis ataupun perdagangan antara Indonesia dan Cina. Dengan adanya lisensi ini, yang kita harapkan adalah transaksi Renminbi cross border (lintas negara)," ujar Pahala di Jakarta, Kamis (7/4). Pahala menjelaskan, potensi bertambah besar lantaran saat ini telah terdapat lebih dari 10 Renminbi clearing center di berbagai belahan dunia.

Selain itu, terdapat beberapa negara yang sudah menjalin kerja sama Renminbi swap line dengan Cina. Terlebih, saat ini terdapat permintaan yang sangat besar dari nasabah Bank Mandiri terkait bisnis ekspor dan impor yang mempergunakan mata uang RMB.

"Biaya transaksi ekspor dan impor pun akan menjadi lebih efisien karena bisa langsung melakukan konversi mata uang rupiah dengan Renminbi tanpa perlu mengonversinya ke dolar AS," kata Pahala.

Lebih lanjut, Pahala menjelaskan, peningkatan ekspor dan impor Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai 101 persen. Dengan adanya lisensi ini, Bank Mandiri mengharapkan penguatan bisnis di Cina serta meningkatkan jumlah aset.

"Total aset yang kita kelola di kantor luar negeri kurang lebih Rp 40 triliun atau hampir 3 miliar dolar AS. Harapannya di Cina dapat tumbuh 44 persen," ujar Pahala. Menurut Pahala, pertumbuhan aset di kantor luar negeri sekitar 12-13 persen dari 3 miliar dolar AS ke 3,5 miliar dolar AS.

Kantor seperti Shanghai pertumbuhannya bisa sampai 40 persen, sedangkan di Singapura mencapai 25 persen. "Selama ini pangsa kita masih kecil sekali. Jadi, meskipun ada perlambatan, kemungkinan untuk tumbuh lebih besar," ujarnya.

Hingga akhir tahun lalu, kantor luar negeri Bank Mandiri mencatatkan aset sebesar lebih dari 3 miliar dolar AS dengan total pendapatan mencapai 100 juta dolar AS. Total outstanding kredit kantor luar negeri Bank Mandiri mencapai 1,518 miliar dolar AS dengan tiga sektor pembiayaan terbesar yang meliputi pemerintahan, perdagangan, dan pertambangan.

Selain di Cina, Bank Mandiri terus memperkuat bisnis ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Salah satunya Timor Leste.

Beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad meresmikan layanan Mobil Mandiri, Mandiri EDC, serta branchless banking di pusat perbelanjaan Timor Plaza, Dili. "Perluasan layanan perbankan Bank Mandiri ini menunjukkan bahwa produk-produk dan jasa perbankan Indonesia bisa dikembangkan di negara lain seperti Timor Leste," ujar Muliaman.

Direktur Bank Mandiri Tardi menjelaskan, tambahan layanan perbankan ini akan memberikan kemudahan serta bisa mendorong pembangunan ekonomi. Selain itu, kesejahteraan masyarakat Timor Leste pun bisa meningkat.  c37, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement