Jumat 08 Apr 2016 18:00 WIB

Surat Utang Perkuat Cadangan Devisa

Red:

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) merilis posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia per akhir Maret 2016 tercatat sebesar 107,5 miliar dolar AS. Nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2016 sebesar 104,5 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, peningkatan tersebut dipengaruhi penerimaan cadev. "Terutama yang berasal dari hasil penerbitan sukuk global pemerintah dan lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas yang jauh melampaui kebutuhan devisa antara lain untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah," ujarnya di Jakarta, Kamis (7/4).

Menurut Tirta, posisi cadev per akhir Maret 2016 cukup untuk membiayai 8,0 bulan impor atau 7,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, nominal tersebut serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"BI menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," katanya. Rilis BI perihal posisi cadev per akhir Maret 2016 disambut positif oleh investor di pasar keuangan.

Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Kamis (7/4) sore, bergerak menguat 41 poin ke posisi Rp 13.186 per dolar AS. Sementara, pada hari sebelumnya, rupiah berada pada posisi Rp 13.227 per dolar AS.

Kemudian, mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada posisi Rp 13.197 per dolar AS. Posisi ini menguat dibandingkan sehari sebelumnya yang berada pada posisi Rp 13.223 per dolar AS.

"Sentimen domestik mendukung laju mata uang rupiah terhadap dolar AS. Data cadangan devisa Indonesia periode Maret yang dirilis naik menjadi salah satu sentimen positif," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova seperti dilansir kantor berita Antara.

Rully mengharapkan, investasi dapat meningkat pada tahun ini sejalan dengan rangkaian paket kebijakan ekonomi pemerintah, termasuk berbagai deregulasi yang mendukung iklim investasi. Dengan begitu, cadangan devisa diperkirakan turut naik ke depannya.

Lebih lanjut, Rully menambahkan, laju harga minyak mentah dunia yang kembali menguat menuju level 40 dolar AS per barel menambah sentimen positif mata uang domestik terhadap dolar AS.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Kamis (7/4) sore berada pada level 37,78 dolar AS per barel, naik 0,08 persen. Sementara, minyak mentah jenis Brent Crude bertengger pada posisi 39,98 dolar AS per barel, menguat 0,35 persen.

Berpotensi meningkat

Ekonom dari Kenta Institute, Eric Sugandi menilai cadevberpotensi meningkat kembali pada bulan-bulan mendatang.Sebab, utang luar negeri meningkat seiring banyaknya proyek infrastruktur.

 

Oleh karena itu, cadev harus bertambah. "Kalau memangbalance of payment, bukan cuma trade balance ataucurrent account deficit, tapi juga termasuk capital financial account, terus juga bisa mencetak surplus ya, maka itu bisa cadangan devisanya bertambah," kata Eric.

 

Cara kedua, lanjut Eric, adalah penggunaan intervensi foreign exchange untuk mempertahankan agar penggunaan rupiah tidak terlalu boros. Menurutnya, hal itu akan membantu cadevtidak gampang turun.

 

"Intinya harus nambah, baik dari current account terutama dari trade balance.  Untuk capital financial accountseperti penerbitan SBN, tapi itu kalau dijadikan satu kan neraca pembayaran atau balance of payment,"ujarnya.  c37, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement