Rabu 10 Feb 2016 17:00 WIB

Perbankan Diminta Jangan Mempersulit Permohonan KUR

Red:

TIMIKA -- Para pejabat di sejumlah daerah meminta pihak perbankan yang ditunjuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar lebih bijak dalam menjalankan program tersebut. Sebab, sudah seharusnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memperoleh dukungan finansial untuk menopang usaha mereka tanpa embel-embel yang menyulitkan.

"Kami minta perbankan yang menyalurkan KUR jangan terlalu mempersulit realisasi permohonan kredit kepada para pelaku UMKM," ujar Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Wilhelmus Pigai di Timika, Papua, pekan lalu. Sebab, lanjut Wilhelmus, perbankan hanya bertugas untuk merealisasikan dana yang telah disiapkan pemerintah.  

Selain itu, Wilhelmus meminta pihak perbankan jangan hanya menganakemaskan pelaku UMKM yang telah lama menjadi binaannya. "Harusnya juga menyasar pelaku UMKM pemula yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Jangan juga disalurkan kepada pengusaha kelas menengah ke atas," katanya.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengklaim warga Sulteng mengalami kesulitan mengakses KUR kepada bank. Padahal, pelaku usaha seharusnya dibantu. "Dulu, waktu saya masih Bupati Parigi Moutong, cukup dengan rekomendasi bupati, KUR itu bisa cair. Sekarang, macam-macam alasan," ujarnya.

Tanggapan bank

Anggaran KUR pada tahun ini direncanakan sebesar Rp 100 triliun dengan bunga 9,0 persen.  Perbankan penyalur KUR, antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

BRI menjadi yang dominan dengan target penyaluran KUR mencapai Rp 67,5 triliun. Direktur UMKM BRI Mohammad Irfan mengatakan, pengajuan KUR oleh calon debitur kepada BRI tidak sulit. "Mestinya, mudah ya. Tapi, memang ada syarat yang harus dipenuhi. Misal, usahanya layak dan sudah jalan minimal enam bulan," katanya.

Menurut Irfan, KUR memang ditujukan untuk pembiayaan usaha mikro yang produktif.  Sehingga, dalam penyalurannya, usaha yang dimiliki calon penerima KUR diharuskan sudah berjalan produktif selama enam bulan. Apabila tidak dapat memenuhi salah satu persyaratan penting tersebut, lanjut Irfan, BRI tidak dapat menyalurkan KUR kepada calon debitur.

"Ini yang mungkin menjadi kesulitan bagi masyarakat yang ingin mengajukan KUR," ujarnya.  Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga menambahkan, saat ini dengan target penyaluran KUR via BRI yang ditingkatkan menjadi Rp 67,5 triliun, proses pengajuan KUR BRI lebih mudah, cepat, dan murah.

Hari menjelaskan, pengajuan KUR mudah karena akses pengajuannya bisa dilakukan di seluruh unit kerja BRI, seperti kantor cabang hingga agen BRILink. "Prosesnya juga lebih sederhana, sehingga pelayanan bisa jauh lebih cepat dibanding proses kredit lainnya, walaupun proses kredit lain juga sudah cepat," katanya.

Sementara, dibandingkan jenis kredit lain, lanjut Hari, dari sisi bunga, KUR jauh lebih murah. Selain itu, tidak ada biaya provisi, percetakan, dan administrasi.  "Sehingga, masyarakat yang sudah memenuhi persyaratan dapat mengajukan KUR ke BRI," ujarnya.  antara/c37 ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement