Jumat 27 Nov 2015 14:00 WIB

Indonesia akan Jadi Basis Produksi Eternit di Asia

Red:

KARAWANG — Indonesia memiliki kans untuk menjadi basis produksi eternit terbesar di Asia. Sebab, Indonesia memiliki pangsa pasar dan jumlah penduduk yang besar.  "Kami sangat optimistis berinvestasi di Indonesia," ujar Presiden Direktur PT Eternit Gresik Wim Messiaen di Karawang, Jawa Barat, Kamis (26/11).

Wim berbicara selepas peresmian pabrik baru perusahaan tersebut. Pabrik hasil ekspansi ini menelan biaya investasi Rp 800 miliar. Sementara, kapasitas produksi eternitnya mencapai 22 juta meter kubik.

Menurut Wim, eternit sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Sebab, kebutuhan masyarakat terhadap tempat tinggal senantiasa bertambah. "Kalau daya beli masyarakat Indonesia bagus, produk kami bisa dibeli," kata Wim.

Wim menjelaskan, sebanyak 60 persen produksi dari pabrik PT Eternit Gresik yang dibangun di Karawang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Jawa Barat, Sumatra, dan Kalimantan. Sedangkan, 40 persen produksi diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara dan Australia dengan estimasi nilai sebesar 25 juta dolar AS per tahun.  Sementara, produksi pabrik yang berada di Gresik digunakan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Indonesia bagian timur dengan kapasitas 27 juta meter kubik.

Menurut Wim, kapasitas pabrik di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan pabrik di negara-negara lain, seperti Cina dan Korea Selatan. Selain itu, komponen lokal yang digunakan untuk produksi eternit tersebut cukup besar, yakni 90 persen. Komponen lokal yang dipakai antara lain semen, pasir silika, dan fiber wood.

Sedangkan, komponen yang belum bisa diproduksi di Indonesia diimpor dari Kanada, Australia, Jepang, dan Cina. Wim mengatakan, sekitar 10 persen komponen dalam proses produksi masih diimpor karena merupakan produk yang menggunakan teknologi tinggi.  Produknya pun sangat ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan berbahaya.

MEA dan industri

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, industri nasional perlu memanfaatkan peluang untuk ekspansi pasar di kawasan ASEAN dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku pada akhir 2015. "Berbagai upaya telah dilakukan Kementerian Perindustrian dalam menyempurnakan iklim industri dan investasi, utamanya terkait dengan pengembangan dan penerapan SNI, peningkatan kompetensi SDM, serta promosi kemampuan industri dan investasi dan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri (P3DN) pada proyek pemerintah," ujar Saleh.

Menurut Saleh, dengan dukungan networking global, Indonesia mampu bersaing dengan memproduksi produk-produk andal dan berkualitas. Apalagi, pabrik tersebut merupakan padat teknologi sehingga produknya memiliki keunggulan kompetitif, yakni aman bagi kesehatan, tahan lama, dan berkualitas. "Melalui ekspansi tersebut diharapkan dapat memperkuat struktur industri dalam negeri dan meningkatkan kinerja industri fiber semen nasional serta mendukung program pemerintah di bidang pembangunan dan properti," kata Saleh. ed: muhammad iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement