Jumat 29 May 2015 16:00 WIB

Laba Bersih Peruri Naik

Red:

JAKARTA -- Perusahaan Umum Pencetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) meraup laba bersih Rp 54,02 miliar pada kuartal I 2015. Laba bersih perusahaan pelat merah itu meningkat 20,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 44,70 miliar.

Direktur Keuangan Perum Peruri Antonius mengatakan, laba usaha tumbuh 22,91 persen dari Rp 71,32 miliar pada kuartal I 2014 menjadi 87,66 miliar pada kuartal I 2015. ''Peruri masih bisa mempertahankan pertumbuhan di atas 20 persen di tengah-tengah tuntutan kualitas pelanggan yang semakin meningkat,'' kata dia dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal I 2015 Perum Peruri, di Jakarta, Kamis (28/5).

Total aset perseroan tercatat sebesar Rp 3,19 triliun, naik 15,39 persen dari total aset kuartal I 2014 sebesar Rp 2,77 triliun. "Kenaikan total aset tersebut bentuk dari modernisasi mesin alat produksi sebagai upaya peningkatan kualitas produksi dan komitmen direksi Peruri," ujar Antonius.

Ia menuturkan, hingga saat ini arah bisnis utama Perum Peruri terdiri dari pencetakan uang rupiah kertas dan logam, pita cukai, materai, buku pertanahan, dan paspor. "Selain itu, juga mencetak dokumen sekuriti lain, seperti perangko, ijazah, piagam penghargaan, tanda-tanda kehormatan, dan lainnya," ungkapnya.

Dia menuturkan, Perum Peruri mencetak penjualan bersih Rp 580,33 miliar pada kuartal I 2015. Jumlah itu naik 27,45 persen dibandingkan dengan kuartal I 2014 sebesar Rp 455,34 miliar. Kenaikan itu merupakan hasil pencapaian produksi cetak uang kertas 109,21 persen, uang logam 101,49 persen, dan pencetakan security printing lainnya, khususnya pita cukai sebesar 139,47 persen.

Kontribusi penjualan terbesar atau 81 persen berasal dari pencetakan uang. Sedangkan, pencetakan nonuang sebesar 19 persen pada kuartal I 2015. Proporsi tersebut berubah dari kuartal I 2014 di mana kontribusi pencetakan uang sebesar 66 persen dan nonuang sebesar 34 persen terhadap pendapatan.

Pencetakan uang pada kuartal I 2015 didorong pesanan dari Bank Indonesia (BI). Antonius mengatakan, pesanan uang kertas BI meningkat dari 7,3 miliar kertas uang menjadi 9,3 miliar kertas uang. Sedangkan untuk pesanan uang logam 1,6 miliar keping pada 2015.

Menurut Antonius, terus meningkatnya pesanan uang dari BI karena kebutuhan uang tunai setiap tahun terus meningkat. Karena itu, dia menilai Perum Peruri harus terus meningkatkan kapasitas produksinya. Besarnya kebutuhan uang tunai, kata dia, dipengaruhi kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menggunakan uang tunai masih tinggi.

Antonius mengatakan, pembuatan bahan baku uang kertas masih menggunakan bahan impor. Hal ini karena kapas dari produksi dalam negeri dinilai memiliki kualitas yang belum terlalu bagus. N antara ed: nur aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement