Senin 30 Mar 2015 13:00 WIB

Fed akan Naikkan Suku Bunga

Red:

SAN FRANCISCO - Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed), mempertimbangkan menaikkan suku bunga atau Fed Fund Rate pada 2015. Kendati, kenaikan tersebut diprediksi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Komite sekarang sedang memberikan pertimbangan serius untuk mulai mengurangi beberapa akomodasi kebijakan moneter luar biasa saat ini pada tahun ini," kata Gubernur The Fed Janet Yellen dalam sebuah pidato di San Francisco, Jumat (27/3), waktu setempat.

Awal bulan ini, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), unit kebijakan The Fed, membuka pintu untuk kenaikan Fed Fund Rate pada pertengahan 2015. Namun, serangkaian data ekonomi yang lemah, terutama dalam belanja konsumen, perumahan dan manufaktur, membuat The Fed terpaksa menunda rencana kenaikan suku bunga yang dipatok pada tingkat nol selama lebih dari enam tahun.

"Dengan perbaikan yang berkesinambungan dalam kondisi ekonomi, peningkatan kisaran target untuk suku bunga itu mungkin dapat dijamin pada tahun ini," ujar Yellen.

Tingkat suku bunga ultra-rendah The Fed telah mendukung penurunan yang cukup besar di pasar tenaga kerja yang mengendur selama dua tahun terakhir. Yellen mengakui inflasi inti yang melemah dan pertumbuhan upah yang lambat memang menjadi pertimbangan utamanya dalam memutuskan kenaikan suku bunga.

Namun, dia memastikan normalisasi moneter tidak harus menunggu inflasi menanjak persis ke level dua persen, target yang ditetapkan bank sentral. "Sebuah kenaikan moderat pada suku bunga federal fund rate akan sangat tidak mungkin menghentikan kemajuan ini meskipun sepertinya peningkatan ini mungkin agak memperlambat kecepatannya," ungkap Yellen.

Pascapertemuan FOMC yang digelar dua hari selama 17-18 Maret lalu, Yellen menyatakan dia masih harus menunggu sejumlah data sebelum memutuskan kenaikan suku bunga, yaitu tingkap pengangguran, upah, inflasi, dan belanja konsumen.

Sebagian rekannya yang merupakan gubernur The Fed negara bagian memprediksi suku bunga akan dinaikkan pada Juni atau September-Oktober mendatang. Pasar saham dunia bergejolak fluktuatif, menunggu kepastian keputusan Yellen.

"Kita harus menyikapi kenaikan suku bunga pertama sejak 2008 ini dengan hati-hati, mengacu pada data-data ekonomi. Laju kenaikan suku bunga bisa lambat, cepat, atau terhenti sesaat, tergantung pada situasi perekonomian," papar Yellen. n reuters/antara ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement