Jumat 06 Mar 2015 16:48 WIB

RI Butuh Bank Berskala ASEAN

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia dinilai membutuhkan bank berskala besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional yang terus berkembang. Selain itu, bank berskala besar bisa meningkatkan daya saing di pasar ASEAN.

Pengamat perbankan dari Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengatakan, jumlah bank yang terlalu banyak di Indonesia membuat potensi dan kemampuan bank terpecah. Untuk membiayai infrastruktur, bank dinilai kesulitan menyediakan pembiayaan karena terbatasnya modal dan faktor risiko.

“Indonesia perlu membentuk satu bank berskala regional yang bisa menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Telisa di Jakarta, Rabu (4/3).

Telisa mengatakan, kondisi perbankan di Indonesia cukup berbeda dengan di Singapura dan Malaysia karena adanya perbedaan sisi sektor riil. Menurutnya, perbankan nasional belum mampu bersaing dengan bank asal kedua negara tersebut. Dia menilai, Indonesia negara besar tetapi perekonomiannya tidak merata. Karena itu, kehadiran bank berskala besar di Indonesia diharapkan mampu membantu menciptakan kestabilan ekonomi.

Anggota Komisi XI DPR, Andreas Eddy Susetyo, mengatakan, Indonesia harus mempunyai bank berskala ASEAN agar perekonomian nasional terdongkrak. Keberadaan bank besar diperlukan untuk menghadapi era kompetisi dengan bank-bank asing. Menurut Andreas, Indonesia membutuhkan bank besar untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi nasional. Bila ekonomi nasional kuat, lanjutnya, Indonesia bisa menjadi negara perekonomian terbesar ketujuh dunia.

“Untuk KTT ekonomi Asia pada 2020 nanti, kita harus memenuhi persyaratan qualified ASEAN bank,” ujarnya.

Menurutnya, pembentukan bank besar dibutuhkan agar posisi perekonomian Indonesia bisa tumbuh menjadi tujuh besar perekonomian dunia. Meskipun saat ini perekonomian Tanah Air masuk 15 besar dunia, lanjutnya, Indonesia belum memiliki bank berskala besar yang mampu menyaingi bank-bank Singapura dan Malaysia.

“Oleh sebab itu, supaya bisa unggul dari Malaysia dan Singapura, kita harus bisa menetapkan kebijakan konsolidasi melalui perkembangan nonorganik,” ujar Andreas.

Di Singapura dan Malaysia, kata Andreas, skala bank semakin membesar dan mampu bersaing pada level regional akibat proses konsolidasi yang dilakukan oleh pemerintahnya.

Sepanjang 1990-2013, Pemerintah Singapura mengonsolidasikan jumlah perbankannya dari 13 bank menjadi tinggal tiga bank yang besar, yakni DBS Bank, OCBC Bank, dan UOB Bank. Malaysia juga melakukan hal serupa sepanjang periode 1990-2013, jumlah banknya dikonsolidasikan dari 28 bank menjadi delapan bank besar.  c87 ed: Nur Aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement