Jumat 09 Jan 2015 17:00 WIB

Saham Infrastruktur Diburu

Red:

JAKARTA — Kinerja pasar modal pada awal tahun ini diprediksi akan terdorong saham dari sektor infrastruktur dan konstruksi. Kondisi ini merupakan imbas dari perubahan struktur anggaran negara yang memperbesar pembangunan infrastruktur.

Mandiri Sekuritas menilai perubahan struktur APBN ke arah pembangunan infrastruktur akan membuat sejumlah saham sektor tertentu menjadi menjanjikan. Saham tersebut, antara lain, berasal dari sektor konstruksi, properti, dan pembiayaan atau perbankan.

Ekonom senior Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra memprediksi saham sektor konstruksi, properti, dan pembiayaan atau perbankan akan diburu investor tahun ini.

''Karena, adanya revisi APBN,'' kata dia kepada Republika, Kamis (8/1).

Menurut Aldian, berbeda nasib dengan saham konstruksi, kinerja saham sektor minyak dan gas bumi (migas) dan pertambangan justru melorot. Kondisi itu diperparah dengan merosotnya harga minyak mentah dunia.

Meski demikian, harga minyak dunia yang merosot dinilai berdampak positif pada ekonomi makro Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara pengimpor minyak. Sehingga, Aldian melihat ada optimisme dalam kinerja saham tahun ini seiring membaiknya defisit transaksi berjalan.

Defisit transaksi berjalan nasional selama ini dinilai membuat investor masuk ke pasar modal dalam negeri. Sehingga, pencabutan subsidi Premium dan merosotnya harga minyak mentah dunia yang memperbaiki defisit transaksi berjalan dinilai mampu kembali mengundang investor.

Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo mengatakan, saham-saham yang diburu tahun ini berhubungan dengan infrastruktur, semen, konstruksi, perbankan, dan konsumen.

''Saham tersebut menjadi favorit,'' ungkapnya.

Saham sektor migas dan pertambangan diperkirakan juga tidak akan baik tahun ini karena dampak merosotnya harga minyak dunia. Namun, Kiswoyo menilai, merosotnya harga minyak mentah dunia tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja saham awal tahun ini.

"Efeknya teredam sama melemahnya rupiah terhadap dolar AS, jadi tidak ada efeknya,'' jelas dia. aldian wahyu ramadhan ed: nur aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement