Jumat 09 Jan 2015 17:00 WIB

Infrastruktur Dorong Asuransi Umum

Red:

JAKARTA — Kinerja industri asuransi umum tahun ini diprediksi melonjak dengan dorongan banyaknya proyek infrastruktur. Premi asuransi umum pada 2015 ditarget bisa naik 17 persen hingga 20 persen.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Ahmad Fauzie Darwis mengatakan, serapan anggaran infrastruktur tahun ini akan memerlukan asuransi sebagai penjamin proyek. Jika anggaran pembangunan infrastruktur bertambah, diyakini premi asuransi umum turut melonjak.

"Serapan APBN dan APBD akan lebih besar untuk pembangunan infrastruktur sehingga makin banyak proyek konstruksi yang butuh penjaminan," ujar Fauzie saat dihubungi Republika, Kamis (8/1).

Proyek infrastruktur yang ditunda pada 2014 juga diprediksi kembali dimulai tahun 2015. Proyek tersebut, seperti pengeboran minyak dan gas yang sempat loyo tahun lalu. Meskipun jumlah proyek relatif tidak banyak, umumnya premi asuransi untuk pengolahan minyak dan gas ini cukup besar.

Total premi untuk asuransi umum pada November 2014 mencapai Rp 43,8 triliun. Fauzi memperkirakan, hingga akhir 2014 total premi mencapai Rp 48 triliun hingga Rp 50 triliun. Namun, penetrasi asuransi umum hanya 0,48 persen pada tahun lalu atau stagnan dibanding 2013.

Tahun ini, kinerja asuransi umum juga turut didorong penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, penurunan harga BBM bisa mendorong penjualan mobil baru yang juga memerlukan asuransi.

Selain itu, pertumbuhan kredit yang diprediksi meningkat tahun 2015 akan mendorong industri asuransi umum. Adanya tekanan dari pihak otoritas bagi perbankan untuk mengendalikan kredit macet membuat asuransi kredit tumbuh. Tahun ini, kredit perbankan diperkirakan tumbuh hingga 15 persen dari 13 persen pada 2014.

Berdasarkan catatan OJK, pertumbuhan premi industri asuransi pada November 2014 mencapai 40,9 persen dibandingkan bulan yang sama pada 2013. Angka itu melonjak signifikan dibandingkan pertumbuhan premi asuransi selama 2013 yang hanya sebesar sembilan persen.

Pertumbuhan premi tertinggi pada asuransi sosial sebesar 566,4 persen, setara Rp 63,2 triliun. Sedangkan, premi asuransi jiwa sebesar Rp 115,6 triliun dan reasuransi Rp5 ,4 triliun. Saat yang sama, klaim asuransi juga meningkat 40 persen sebesar Rp 145,9 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank (IKNB) OJK, Firdaus Djaelani, menilai di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, total total aset IKNB sampai November 2014, naik sekitar 12,84 persen dibandingkan posisi per Desember 2013 menjadi Rp 1.514,6 triliun. Penguasaan aset terbesar IKNB terdapat pada industri perasuransian sebesar Rp 772,7 triliun. rep: dwi murdaningsih ed: nur aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement