Senin 05 Jan 2015 14:31 WIB

Investasi Portofolio Lebih Menarik

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kalangan investor menilai investasi portofolio masih lebih menarik dibandingkan investasi langsung (direct investment). Salah satu pendorong menariknya investasi portofolio, yakni bunga deposito yang tinggi.

“Bunga deposito tinggi disebabkan inflasi yang tinggi dan semua itu disebabkan inefisiensi ekonomi,” kata Direktur Komersial dan Bisnis PT Bank Mandiri Tbk Sunarso.

Inefisiensi ekonomi terjadi akibat koordinasi yang karut-marut. Inilah yang menurut Sunarso menarik bagi kalangan investor.

“Makin high cost, makin karut-marut, makin menariklah investasi di sini dalam bentuk portofolio,” ujarnya. Terlebih lagi, investasi portofolio memberikan berbagai alternatif pilihan bagi investor untuk menginvestasikan modal yang mereka miliki agar diperoleh risiko yang paling minimal.

Investasi portofolio di Indonesia, ia melanjutkan, cenderung selalu lebih tinggi daripada direct investment. Pada 2009 direct investment sebesar 2.628 juta dolar AS, sedangkan investasi portofolio mencapai 10.336 juta dolar AS. Selain itu, pada 2010 investasi langsung mencapai 11.106 juta dolar AS dan investasi portofolio sebesar 13.202 juta dolar AS.

Pada 2011, ia menambahkan, investasi langsung sebesar 11.528 juta dolar AS, lebih tinggi dari investasi portofolio sebesar 3.806 juta dolar AS. Namun kondisi tersebut tak bertahan lama karena investasi portofolio terus menanjak naik pada tahun-tahun berikutnya.

Tahun 2012 investasi langsung sebesar 13.716 juta dolar AS dan investasi portofolio meningkat sebesar 9.206 juta dolar. Berlanjut pada 2013, investasi langsung sebesar 12.233 juta dolar AS dan portofolio 10.900 juta dolar AS. Sedangkan pada 2014, investasi langsung mencapai 11.927 juta dolar AS dan investasi portofolio sebesar  24.110 juta dolar AS.

Pada tahun ini, Sunarso berharap pemerintah lebih mengarahkan investor untuk berinvestasi secara langsung. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong pembanguan infrastruktur.

Menurutnya, untuk mendorong direct investment, pemerintah harus memberikan kepastian hukum dengan melakukan sinkronisasi peraturan yang satu dengan peraturan yang lain. “Yang terpenting, harus ada kemudahan dalam perizinannya,” ujarnya.

 c78 ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement