Rabu 23 Jul 2014 18:49 WIB
industri

Laba BTPN Semester I 2014 Turun 9,4 Persen

Red:

JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) mengalami penurunan laba komprehensif pada akhir semester pertama 2014. Penurunan laba didorong oleh tingginya beban operasional.

Dalam laporan keuangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/7), BTPN melaporkan penurunan laba sebesar 9,4 persen menjadi Rp 997,94 miliar. Beban operasional perseroan mengalami peningkatan sebesar 17,7 persen menjadi Rp 2,503 triliun.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, kondisi ekonomi nasional yang melambat masih menjadi penghambat pertumbuhan perbankan. "Tahun ini merupakan tantangan bagi industri perbankan," kata Jerry dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (22/7).

Perseroan fokus menjalankan operasional secara konservatif dan penuh kehati-hatian. Hal ini dilakukan agar kinerja perusahaan terjaga. Meskipun mencatat penurunan laba bersih, perseroan terlihat membukukan kenaikan pendapatan sebesar 2,6 persen menjadi Rp 3,533 triliun.

Penyaluran kredit BTPN sepanjang semester pertama tumbuh moderat, yaitu 15 persen menjadi Rp 50 triliun. Penyaluran kredit triwulan II dibandingkan triwulan I sebesar 6,3 persen. Penyaluran kredit yang tumbuh moderat tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Hal ini ditunjukkan dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,9 persen.

BTPN juga menyeimbangkan porsi penyaluran kredit dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Per akhir Juni 2014, DPK perseroan tumbuh 10 persen menjadi Rp 52,7 triliun. Rasio kredit terhadap tabungan atau loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 95 persen. "Kalau memperhitungkan pendanaan dari obligasi, LDR kami mencapai 85 persen," kata Jerry.

Sementara, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sedang mencari pinjaman valuta asing kepada enam bank asing sebesar 350 juta dolar AS-400 juta dolar AS untuk melunasi utang jatuh tempo bank plat merah tersebut sekitar 300 juta dolar AS.

"Untuk funding dolar AS, kami punya rencana ambil dari beberapa bank, untuk reprofiling dari pinjaman saat ini kan ada yang jatuh tempo. Jadi, ambil pinjaman untuk lunasi itu," kata Direktur Keuangan Ahmad Baiquni, Selasa. Enam bank yang disebut-sebut akan mengucurkan pinjaman valas kepada BRI yakni ANZ, BNP Paribas, Commerzbank, DBS, HSBC, dan UOB dengan tenor tiga tahun.

Terkait imbauan untuk melakukan lindung nilai (hedging) valas, perseroan telah melakukan natural hedging valas. n antara red: friska yolandha ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement