Jumat 23 Dec 2016 18:00 WIB

Kapasitas Kilang Cilacap Ditingkatkan

Red:

JAKARTA  --  PT Pertamina (Persero) dan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Arab Saudi, Saudi Arabian Oil Company (Saudi Aramco) membentuk perusahaan gabungan (joint venture) untuk mengembangkan proyek pembangunan peningkatan kapasitas kilang existing atau refinery development master plan (RDMP) di Cilacap, Jawa Tengah.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pembentukan joint venture menandai adanya kerja sama lebih pasti antara Pertamina dan Saudi Aramco terkait pembangunan kilang. Ini juga tindak lanjut dari rencana kedua perusahaan sejak Desember 2014 lalu.

"Kita melanjutkan pembicaraan untuk kerja sama yang lebih riil dengan joint venture agreement yang kita tanda tangani hari ini (kemarin)," kata Dwi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/12).

Kata Dwi, setelah membentuk perusahaan gabungan, langkah berikutnya adalah mempersiapkan desain dasar kilang (Basic Enginering Desain/BED), yang ditargetkan selesai Februari tahun depan. Sedangkan, untuk studi kelayakan pembiayaan bank sudah diselesaikan.

Nilai Investasi RDMP RU IV Cilacap sebesar lima miliar dolar AS atau sekitar Rp 65 triliun. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2021 mendatang, lebih cepat dari rencana awal 2022. Kapasitas kilang Cilacap sebesar 400 ribu barel per hari (bph).

Perjanjian kerja sama tersebut mencakup kepemilikan saham, pengembangan, dan pengoperasian kilang Cilacap di Jawa Tengah. Dwi menyebutkan, Pertamina memiliki 55 persen  saham di RDMP Cilacap sementara Saudi Aramco mendapatkan 45 persen.

Selain untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco juga meningkatkan kompetensi kilang minyak di Indonesia untuk berkontribusi dalam peningkatan ketahanan energi.

Saudi Aramco mengapresiasi kerja sama dengan Pertamina. President and Chief Executive Officer (CEO) Saudi Aramco Amin Nasser menilai kerja sama ini memiliki prospek yang cerah dalam bisnis mereka. Ini mengingat Indonesia pasar yang bagus bagi para investor.

"Ekonomi Indonesia terbesar di ASEAN, pasar yang baik untuk investasi. Ini langkah maju untuk kerja sama yg sudah terjalin," kata Amin.

Saudi Aramco, kata Amin, juga mengincar proyek milik Pertamina lainnya. Setelah Cilacap, Saudi Aramco ingin bekerja sama dalam pengembangan Kilang Dumai di Riau, dan Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Amin berharap banyak nilai yang didapatkan dari kilang Balongan dan Dumai.

Amin mengatakan, pihaknya tertarik untuk terus berinvestasi di Indonesia. Saat ini, Amin mengatakan, kapasitas kilang Saudi Aramco mencapai 5,8 juta bph. Ke depan, Saudi Aramco akan menambah kapasitas hingga 10 juta bph.

Sebelumnya, Pertamina dan PT Wijaya Karya (WIKA) menandatangani kontrak site development dan new jetty construction untuk proyek RDMP Refinery Unit (RU) V Balikpapan pada Kamis (1/12).  Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi dan Direktur Operasi II Wika Bambang Pramujo.

WIKA terpilih sebagai pelaksana proyek setelah melalui proses tender yang dilakukan Pertamina. Proyek ini sebagai upaya mendukung persiapan pembangunan Kilang RDMP RU V Balikpapan yang ditargetkan tuntas dalam 12 bulan terhitung sejak ditandatanganinya kontrak.

Menurut Hardadi, pembangunan tapak kilang dan konstruksi dermaga yang berlokasi di dalam Kilang RU V Balikpapan ini merupakan acuan proyek RDMP RU V Balikpapan yang bertujuan untuk penyiapan Lahan area pembangunan infrastruktur kilang seluas 75 Hektare (ha) area.

Terkait dengan penyelesaian proyek RDMP RU V Balikpapan, kata Rachmad, mechanical completion ditargetkan selesai pada akhir Juni 2019 dan commissioning dapat dilaksanakan mulai September 2019.    rep: Frederik Bata, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement